Pilihan di Antara Banyak Pilihan

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Sosial, Ekonomi dan Industri

 

Indonesia tidak boleh berada di persimpangan jalan dalam menentukan masa depannya. Akan menjadi seperti apa negeri ini sangat tergantung dari upaya kita. Upaya ini harus diputuskan secara politik berdasarkan konsensus.

Keputusan yang dibangun atas dasar konsensus politik berarti mengikat bagi seluruh pemangku kepentingan negeri ini. Keputusan tadi adalah sebu ah pilihan politik dari sekian banyak pilihan-pilihan politik yang tersedia untuk membangun negeri ini agar mampu berkontribusi secara maksimal dalam perekonomian dunia.

Sebagai contoh, Indonesia secara politis telah memutuskan untuk menjadi "Negara Industri Maju" pada tahun 2035". Tinggal 18 tahun lagi dari sekarang. Inilah pilihan politik bangsa dan negara. Delapan belas tahun berarti 4 periode RPJM kurang 2 tahun. Atau 4 kali pergantian rezim dalam pemerintahan.

Menjadi negara industri maju sebagai pilihan politik atau kebijakan negara atau pemerintah sudah benar. Prosesnya akan berjalan dan bergerak seperti apa? Hanya memerlukan tiga syarat, yakni pertama, semua pemangku kepentingan tetap konsisten menjalankan pilihan politik yang sudah ditetapkan sebagai keputusan politik. Kedua, dikomunikasikan dengan jelas. Ketiga kepemimpinan industrial yang efektif harus berjalan.

Tiga syarat ini penting dilihat dari keputusan politik yang diambil, tapi pasti banyak tantangannya, dan tantangan ini bisa direspon, bila tiga syarat tersebut dipegang teguh. Ketiganya harus dipenuhi. Arah pembangunan industrinya sudah jelas dan tahapan-tahapan capaian strategisnya juga sudah terumuskah, sehingga kini sudah memasuki tahap implementasi yang memerlukan dukungan kebijakan teknis dan program-program yang harus dilaksanakan tiap tahun.

Ada sejumlah catatan kritis perlu disampaikan agar kita bisa memahami situasi dan kondisinya di lapangan berdasarkan berbagai kondisi riil yang kini menjadi perhatian. Pertama, sebagai realitas, Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi. Faktor pertumbuhan ditentukan oleh besarnya nilai investasi pisik tiap tahun, belanja konsumsi masyarakat, belanja pemerintah, dan surplus dalam perdagangan internasional. Pemerintah dengan berbagai kebijakannya memacu pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2016, ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% dan di tahun 2017, targetnya di pasang 5,1%.

Kedua, langkah strategis yang dilakukan adalah menggeser mesin pertumbuhan dari berbasis konsumsi menuju ke ekonomi yang digerakkan oleh mesin produksi. Terkait dengan ini, pemerintah melakukan fokus pada tiga area kebijakan, yakni pembangunan infrastruktur, pengembangan SDM dan menjalankan deregulasi.

Ketiga, secara agregat yang ingin dicapai Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi, dan di dalamnya sektor produksi di harapkan menjadi kontributor dengan menempatkan posisi pengembangan industri non migas sebagai mesin penggerak utama.

BERITA TERKAIT

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

BERITA LAINNYA DI

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…