Peduli Alfamart Pada Lingkungan - Berdayakan Ekonomi Warga Lewat Sampah Plastik

Sampah bagi sebagian masyarakat adalah barang yang menjijikan, kotor, bau dan sarang penyakit. Tak ayal, belum banyak masyarakat terbuka melihat peluang bisnis dibalik nilai jual pengolahan sampah. Ironisnya, kondisi ini juga diperburuk masih rendahnya kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya, sehingga menimbulkan persoalan klasik terkait tumpukan sampah yang belum diselesaikan secara tuntas. Menyikapi persoalan sampah sendiri, segala macam usaha dilakukan pemerintah dan instansi swasta untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan limbah sampah yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Sebut saja program pemerintah untuk mengolah semua sampah, ternyata dimanfaatkan sebagian masyarakat menjadi peluang usaha baru yang cukup menjanjikan, disamping menyelamatkan lingkungan dari limbah sampah.

Ya, limbah sampah organik seperti kayu, dedaunan, kulit telur serta tulang hewan dapat didaur ulang dan diolah menjadi berbagai kerajinan unik atau diolah menjadi pupuk kompos. Sedangkan untuk limbah anorganik seperti plastik, kaca, karet, dan logam bisa didaur ulang menjadi barang – barang kerajinan yang sangat cantik. Berangkat dari keprihatinan terhadap limbah sampah yang merusak lingkungan, Alfamart berkerjasama dengan komunitas Rumah Sekolah Jendela Pelangi menyelenggarakan pelatihan kreasi daur ulang limbah botol plastik kepada ibu rumah tangga warga Balaraja, Tangerang, Provinsi Banten.”Melalui pelatihan ini diharapkan warga lebih peduli terhadap lingkungan dengan mengurangi sampah botol plastik, juga dapat mendaur ulang limbah botol tersebut menjadi barang yang bernilai ekonomis," kata Branch Manager Alfamart Balaraja, Yosef Risdianto di Balaraja, kemarin.

Yosef mengatakan, pelatihan yang dilaksanakan Minggu (5/3) pekan lalu mengajarkan cara membuat ragam gantungan dari barang bekas yang ada di sekitar. Sedangkan fasilitator Rumah Sekolah Jendela Pelangi, Stufa Fauziah menambahkan, ketrampilan ini bisa dipelajari dan bisa menjadikan ibu-ibu mandiri, sebab barangnya layak jual atau memiliki nilai ekonomi.

Bahan yang diperlukan antara lain botol plastik bekas air mineral, gunting, lem tembak, tembakan lem, pita,cutter, gantungan baju dan pita kawat. Didampingi beberapa orang fasilitator, peserta yang kebanyakan merupakan ibu rumah tangga itu asyik mengikuti instruksi. Lebih jauh Yosef mengatakan, pelatihan kewirausahaan semacam ini akan berlangsung rutin dua bulan sekali di setiap cabang yang memiliki toko Alfamart.”Tujuannya tak lain untuk memberdayakan warga agar menjadi mandiri secara finansial. Kegiatan ini selaras dengan pilar corporate social responsibility Alfamart SME, s (Small Medium Enterprises) atau UKM," ujarnya.

Peduli UKM

Dia menuturkan, perusahaan tak hanya peduli terhadap UKM yang sudah jadi atau sudah memiliki omzet, tapi juga peduli terhadap warga yang berniat menjadi UKM pemula. Kepedulian terhadap UKM yang sudah dilakukan perusahaan selama ini antara lain dengan melibatkan mereka bergabung membuka usaha di halaman toko hingga melibatkan mereka untuk menyuplai barang dagangan di toko.”Kami juga secara berkala memberi pelatihan manajemen ritel modern terhadap para pedagang kelontong di sekitar toko yang tergabung dalam member kartu ponta. Khusus member dari kalangan pedagang ini, mereka mendapatkan harga khusus ketika berbelanja di Alfamart. Kalau mau beli, tinggal order dan bisa langsung kirim tanpa dikenakan biaya tambahan,"pungkasnya.

Mengais hidup dari limbah sampah bukanlah pekerjaan hina, meskipun dipandang negatif bagi sebagian masyarakat. Pasalnya, memanfaatkan daur ulang limbah sampah untuk melangsungkan roda ekonomi tengah menjadi sorotan publik karena selain mengurangi limbah sampah juga mampu memberdayakan tingkat ekonomi suatu keluarga. Tengok saja, apa yang dilakukan Sarimin (55), pemilik kantin sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang, Semarang mampu memberikan inspirasi bagi masyarakat luas.

Diceritakan, bermula dari seringnya ada orang yang utang di warung makan miliknya, pasangan suami istri membuat warung unik yaitu warung makan dengan transaksi tidak menggunakan uang, namun memakai sampah plastik untuk membayar. Kantin Gas Methan, itulah nama warung yang dibuka di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Semarang.

Sarimin mengatakan ide membuka warung itu baru terbersit dan terealisasi awal tahun ini tepatnya bulan 1 Januari 2016. Dia berusaha agar para pemulung yang kerap makan di tempatnya tidak utang lagi, bahkan bisa menguntungkannya.”Dari situ saya mikir, mereka sering utang makan karena sampah yang dikumpulkan belum menghasilkan uang. Akhirnya saya minta mereka bayar pakai plastik saja," kata Sarimin.

Cara transaksinya, siapa saja yang ingin makan di Kantin Gas Methan harus membawa minimal 20 kilogram. Ada timbangan sederhana di depan warung yang dibawa oleh Sarimin. Untuk sampah plastik basah akan dihargai Rp 400 per kilogram dan plastik kering Rp 500 per kilogram. Nominalnya tidak bisa diuangkan, namun diganti dengan makanan serta minuman, bahkan jika harga makanan lebih murah dari nilai beratnya, maka sisanya bisa ditabung untuk makan berikutnya. (bani)

BERITA TERKAIT

Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu

  Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu NERACA Jakarta - Di bulan suci Ramadhan PT Waskita…

50 Tahun Nestle MILO - Donasikan 500 Ribu Gelas MILO Bagi Anak Indonesia

Rayakan hari jadi ke-50 dan juga juga memperingati bulan Ramadan, Nestlé MILO bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) mengadakan…

Boikot Produk Terafiliasi Israel - Pendapatan Merek Global Makin Tergerus

Gerakan boikot konsumen muslim sebagai protes atas pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel di Gaza, Palestina, bukannya surut malah makin…

BERITA LAINNYA DI CSR

Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu

  Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu NERACA Jakarta - Di bulan suci Ramadhan PT Waskita…

50 Tahun Nestle MILO - Donasikan 500 Ribu Gelas MILO Bagi Anak Indonesia

Rayakan hari jadi ke-50 dan juga juga memperingati bulan Ramadan, Nestlé MILO bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) mengadakan…

Boikot Produk Terafiliasi Israel - Pendapatan Merek Global Makin Tergerus

Gerakan boikot konsumen muslim sebagai protes atas pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel di Gaza, Palestina, bukannya surut malah makin…