IORA Business Summit Hadirkan Produk Indonesia

NERACA

Jakarta – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan Pertemuan Bisnis Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA Business Summit) sangat besar artinya bagi Indonesia dan negara anggota IORA lainnya. "IORA Business Summit ini sangat besar sekali artinya. Baru pertama kali antarpimpinan negara dan pimpinan dunia usaha bisa berada dalam kegiatan yang sama, dan kawasan ini akan menjadi masa depan ekonomi dunia dengan potensi besar," kata Mendag Enggartiasto Lukita di Jakarta, disalin dari Antara.

Menurut Enggar, IORA Business Summit itu sangat diminati oleh para pengusaha dan pebisnis dari negara-negara di Lingkar Samudera Hindia. "Minat dari kalangan pengusaha dan bisnis untuk hadir sangat besar. Awalnya perkiraan kami hanya sekitar 150 peserta, tetapi sekarang jadi 300 peserta dan itu kami agak membatasi jumlah peserta," ujar dia.

Dia menyebutkan IORA Business Summit itu akan dihadiri kalangan pengusaha serta perwakilan kamar dagang dan industri dari masing-masing negara anggota IORA. "Pertemuan bisnis ini dapat dimanfaatkan untuk menindaklanjuti usaha-usaha yang bisa dikerjasamakan, baik dari sisi perdagangan maupun investasi," jelas dia.

Selain itu, kata Enggar, dalam pertemuan bisnis IORA itu akan diadakan pameran dagang atau trade expo untuk menunjukkan berbagai keunggulan produk dan potensi ekonomi Indonesia. "Kami juga menyiapkan berbagai pertemuan bilateral untuk membahas tentang perjanjian dagang yang saling menguntungkan. Beberapa waktu lalu Menlu RI juga sudah membukakan pasar untuk kami di Afrika Selatan," ungkap dia.

Dalam pertemuan bisnis IORA akan disampaikan Deklarasi untuk Aksi Konkret Kegiatan Ekonomi Negara Anggota IORA di masa depan. Tema yang diangkat untuk pertemuan bisnis IORA itu adalah "Building Partnership for Sustainable and Equitable Economic Growth" (Membangun Kemitraan untuk Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Adil). IORA Business Summit akan dibuka dengan pidato sambutan oleh Presiden RI Joko Widodo.

Indonesia yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia/Indian Ocean Rim Association (IORA) pada 5-7 Maret 2017 akan memanfaatkan sebagai ajang itu untuk mengundang investor pariwisata, mengingat perhelatan itu dihadiri oleh kepala negara dan pemerintahan serta menteri. Sudah semestinya Indonesia dalam penyelenggaraan itu akan menawarkan sejumlah potensi ekonomi termasuk pariwisata kepada delegasi dari sejumlah negara, mengingat kegiatan itulah merupakan kesempatan untuk mempromosikan potensi Indonesia.

Pemerintah Indonesia melalui Menteri Pariwisata Arief Yahya menawarkan kerja sama investasi kepada para investor dari negara-negara anggota IORA khususnya untuk 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia.

Untuk mengembangkan sektor pariwisata dan konektivitas perlu pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan serta merata di seluruh Indonesia termasuk 10 destinasi pariwisata prioritas.

Sebanyak 10 destinasi wisata tersebut adalah Borobudur, Jawa Tengah, Mandalika Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, Bromo-Tengger-Semeru Jawa Timur, Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Toba Sumatera Utara, Wakatobi Sulawesi Tenggara, Tanjung Lesung Banten, Morotai Maluku Utara dan Tanjung Kalayang Bangka Belitung.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, total investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan 10 destinasi wisata baru mencapai Rp200 triliun. Dalam perencanaannya, pendanaan sebanyak Rp100 triliun akan bersumber dari investasi publik dan sisanya dari sektor swasta.

Sementara dari sektor swasta, sebanyak Rp35 triliun didapat dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), sektor perbankan sebesar Rp8 triliun dan RDPT mencapai Rp57 triliun. Pemerintah menargetkan kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019. Untuk mendukung target tersebut, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah regulasi antara lain memberikan bebas visa kunjungan singkat (BVKS) untuk 169 negara.

Selain itu, mempermudah izin masuk kapal "yacht" dan kapal pesiar ke dalam perairan Indonesia dengan mencabut aturan "Clearance Approval for Indonesia Territory" (CAIT). Pemerintah Indonesia menyadari betul bahwa untuk mendukung sektor pariwisata dibutuhkan konektivitas udara yang memadai mengingat 75 persen kunjungan wisman ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara. Ketersediaan seat pesawat yang cukup menjadi kunci pencapaian target 2019.

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…