Produsen Feronikel Berbiaya Rendah - Antam Berhasil Tekan Efisiensi Biaya Tunai 21%

NERACA

Jakarta - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) berhasil memperkokoh posisi sebagai salah satu produsen feronikel berbiaya rendah di seluruh dunia dengan capaian biaya tunai unaudited sebesar US$3,39 per pon pada 2016. “Capaian ini berarti terjadi penurunan biaya tunai sebesar 21%, jika dibandingkan dengan biaya tunai feronikel pada 2015, yakni sebesar US$ 4,31 per pon.”kata Direktur Utama Aneka Tambang, Teddy Badrujaman dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (28/2).

Disebutkan, cash cost komoditas utama Antam, yakni feronikel dan tetap kompetitif sepanjang 2016. Pada tahun tersebut, audited cash cost feronikel mencapai US$3,39 per pon atau jauh lebih rendah dari rata-rata cash cost produsen feronikel dunia yang tercatat US$4,82 per pon. Menurut Teddy, hal ini berdasarkan studi Wood Mackenzie sehingga menempatkan Antam sebagai produsen feronikel berbiaya terendah kedua di dunia.

Melalui efisiensi berkelanjutan dan beroperasinya PLTU batubara Pomalaa, biaya tunai feronikel akan semakin dapat ditekan dan meningkatan profitabilitas. Seiring dengan tren peningkatan harga nikel dunia yang turut didorong oleh ditutupnya beberapa tambang nikel di Filipina, maka Antam optimistis dapat meningkatkan marjin keuntungan dari bisnis nikel selama tahun ini.

Prospek positif bisnis nikel pada tahun ini ditopang dengan target peningkatan produksi sekitar 19% atau menjadi 24.100 ton nikel dalam feronikel (TNi) dari realisasi tahun sebelumnya 20.293 TNi. Tercatat sepanjang 2016, Antam mencatat realisasi efisiensi sebesar Rp48,7 miliar atau 134% dari target yang dicanangkan sekitar Rp36,4 miliar. Efisiensi terbesar didokong oleh Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara yang mencatat efisiensi sekitar Rp18 miliar.

Adapun upaya-upaya efisiensi yang dilakukan perseroan diantaranya penghematan bahan baku pembantu pabrik, penggunaan bahan bakar, serta material yang dibuat produsen lokal. Asal tahu saja, Antam juga menorehkan prestasi lain dalam performance kinerja keuangan 2016. Dimana Antam mencatatkan capaian produksi dan penjualan feronikel tertinggi sepanjang sejarah.

Disebutkan produksi feronikel sebesar 20.293 ton, sementara penjualannya tercatat sebesar 20.888 Tni. “Capaian produksi dan penjualan feronikel itu menjadi landasan yang solid bagi kami untuk terus melakukan ekspansi komoditas hilir nikel. Selain nikel, Atam juga terus berupaya meningkatkan pertumbuhan komoditas utama lainnya yakni emas dan bauksit," kata Tedy Badrujaman.

Dirinya optimistis fundamental perusahaan akan semakin solid di tahun 2017 dengan ditopang peningkatan kinerja operasi, upaya penghematan biaya serta inovasi dalam penciptaan nilai. Tercatat sepanjang tahun 2016, volume produksi feronikel tercatat sebesar 20.293 ton Tni atau naik 18% jika dibandingkan volume produksi tahun sebelumnya sebesar 17.211 TNi.

Sementara volume penjualan feronikel di 2016 tercatat sebesar 20.888 TNi atau naik 12% dibandingkan penjualan tahun sebelumnya sebesar 18.643 TNi.”Peningkatan volume produksi feronikel ini didukung dengan telah selesainya keseluruhan paket proyek perluasan pabrik feronikel pomalaa (P3FP) serta selesainya perbaikan trafo pada pabrik FeNi II yang telah kembali dioperasikan pada bulan Mei 2016," kata Tedy.

Untuk komoditas emas, disebutkannya, pada 2016 Antam mencatatkan volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 2.208 kg dengan volume penjualan emas sebesar 10.227 kg.”Antam berupaya untuk mengoptimalkan penjualan emas dengan melakukan berbagai inovasi, salah satunya dengan pengembangan produk perhiasan yang dipadukan dengan emas batangan motif batik. Antam juga terus berupaya untuk meningkatkan jangkauan pemasaran di dalam dan luar negeri," urainya.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…