PT Timah Kantungi Laba Rp 251,83 Miliar

NERACA

Jakarta – Hingga priode 31 Desember 2016, PT Timah Tbk (TINS) membukukan laba bersih sebesar Rp251,83 miliar atau meningkat tajam dibandingkan laba bersih Rp101,58 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, pendapatan usaha dari operasi yang dilanjutkan naik jadi Rp6,96 triliun dari pendapatan usaha Rp6,87 triliun periode sama tahun sebelumnya dan beban pokok turun jadi Rp5,87 triliun dari beban pokok Rp6,18 triliun tahun sebelumnya. Laba bruto naik menjadi Rp1,09 triliun dari laba bruto Rp686,00 miliar tahun sebelumnya. Sedangkan laba sebelum pajak diraih Rp414,97 miliar meningkat dari laba sebelum pajak Rp168,16 miliar hingga Desember 2015.

Sedangkan jumlah aset hingga 31 Desember 2016 mencapai Rp9,54 triliun naik dari jumlah aset Rp9,27 triliun periode hingga 31 Desember 2015. Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Agung Nugroho pernah bilang, tahun 2017 ini, perseroan menargetkan produksi timah bisa tumbuh 10%-20% atau menjadi 30 ribu ton. Selain itu, perusahaan akan meningkatkan belanja modal dari tahun ini di atas Rp 600 miliar.

Nantinya belanja modal tersebut akan digunakan untuk penambahan kapal produksi sebanyak dua kapal serta perawatan fasilitas yang sudah ada. Kemungkinan belanja modal perusahaan tidak hanya untuk pengmbangan bisnis produk timah. Namun, juga diversifikasi bisnis jasa perkapalan, rumah sakit, properti, serta agrobisnis.

Dari road map perusahaan, bisnis agro melalui PT Timah Agro Manunggal akan menyiapkan penggemukan sapi potong berkapasitas 1.000 ekor, memproduksi kompos, serta penanaman pakan ternak. Tahun depan, target jualan sapi akan dipatok 1.000 ekor per bulan. Lalu, pada bisnis jasa perkapalan, tahun depan akan melakukan pembenahan graving dock di Selindung, Pangkal Pinang, serta membentuk bisnis pengerukan melalui PT Dok & Perkapalan Air Kantung.

TINS memiliki total izin usaha pertambangan (IUP) sebanyak 117 unit dengan total luas wilayah penambangan 511,361 hektare. Dengan cadangan bijih timah sebanyak 328.392 ton. Selain itu, perseroan masih memantau arah kebijakan AS sebelm mengatur strategi kedepan.Menurut Agung, dengan tren harga timah yang mulai meningkat pada tahun ini, seharusnya bisa merasa aman untuk proyeksi tahun depan. Namun, lanjutnya, perusahaan masih mewanti-wanti kebijakan moneter Amerika pada Januari 2017. ”Kebijakan Amerika akan berdampak, apakah kami melakukan proteksi atau tidak. Imbasnya volume ekspor dan harga juga bakal terimbas,” kata Agung.

Namun, Agung belum bisa memastikan dampaknya negatif atau positif terhadap harga timah ke depan. Yang jelas, katanya, dengan tren kenaikan harga pada pertengahan tahun ini sudah cukup mendorong untuk tumbuh dengan harga rata-rata di US$ 21.000 per ton. Kemudian setelah adanya pengumuman kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin nilai tukar dollar AS semakin kuat. Agung mengkhawatirkan tahun depan aksi Bank Sentral Amerika lebih agresif, sehingga biaya impor bahan baku semakin membengkak.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…