NERACA
Jakarta - Pakar dari Ecolmantech Dip Ing John Wirawan mengatakan "Giant seawall" atau tanggul raksasa dapat menjadi solusi menyeluruh dan berkesinambungan untuk memperbaiki kualitas pesisir Utara Jakarta yang rusak karena sedimentasi dan abrasi. Dia mengatakan solusi ini adalah yang terbaik tanpa perlu melakukan reklamasi pantai Utara Jawa yang kini nanti hasilnya menjadi pemanfaatan pemukiman.
"Pembangunan tanggul raksasa akan menjadi solusi 'win-win' untuk semua pihak, karena kontrak Pemda DKI dengan para pengembang dapat dilanjutkan, dan nelayan juga tidak perlu digusur karena masih tersedia lahan yang cukup luas untuk pemukiman mereka dengan sumber mata pencaharian tetap berada di sekitarnya," kata dia di Jakarta, Selasa (28/2).
Dengan begitu, kata John, tidak akan menimbulkan masalah sosial dan ekonomi pada masyarakat karena mereka tidak dicabut dari akarnya. Dengan adanya tanggul tersebut kondisi hutan bakau, tambak udang, tambak bandeng yang ada akan terlestarikan dengan baik. Selain itu akan terbentuk hutan bakau di lepas pantai dalam skala besar sehingga larutan nutrisi dan mineral dari air darat dapat meningkatkan pertumbuhan biota laut dan terumbu karang yang meningkatkan populasi ikan.
Selain itu dengan tanggul raksasa ini dapat memecah permasalahan banjir Jakarta. "Jakarta akan terbebas dari banjir selamanya karena air dari darat akan mengalir deras ke danau raksasa karena selisih ketinggian lima meter antara daratan dan danau," jelas John. Giant seawall bukanlah konsep baru, konsep ini pernah ditawarkan pemerintah RI sejak 1997.
Dengan dibangunnya tanggul raksasa ini maka Laut Jawa akan dipisahkan dengan bibir pantai yang ada saat ini, sehingga air laut akan terpisah dengan daratan. "Air sungai yang mengalir ke telur Jakarta tidak akan langsung masuk ke laut, akan tetapi ditampung di danau raksasa yang terbentuk akibat berdirinya tanggul raksasa ini," jelas dia.
Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, bahwa program NCICD Giant Sea Wall sudah menjadi kebutuhan yang harus diselesaikan. Sebab Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia tengah terancam tenggelam karena permukaan tanah semakin menurun ditambah kenaikan volume air laut. “Kami masih kaji, yang pasti Jakarta berada dalam ancaman tenggelam. Giant Sea Wall itu sudah suatu kebutuhan, tinggal desainnya seperti apa," tuturnya.
Urgensi Literasi Digital, Masyarakat Makin Sadar Penipuan di Ruang Digital NERACA Trenggalek – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkolaborasi…
NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan, potensi perputaran ekonomi yang terjadi selama libur Lebaran 2024…
NERACA Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, ASN pindah ke Ibu Kota Nusantara…
Urgensi Literasi Digital, Masyarakat Makin Sadar Penipuan di Ruang Digital NERACA Trenggalek – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkolaborasi…
NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan, potensi perputaran ekonomi yang terjadi selama libur Lebaran 2024…
NERACA Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, ASN pindah ke Ibu Kota Nusantara…