NERACA
Jakarta - Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Bidang Kerjasama, Lena Prawira mengatakan dalam era globalisasi saat ini desain kemasan mempunyai peranan yang sangat penting karena akan selalu terkait dengan komoditi yang dikemas sekaligus merupakan nilai jual dan jual citra produk dan kemasan adalah silent salesman.
“Pasalnya saat ini Indonesia negara dengan jumlah penduduk ke empat terbesar di dunia dengan 250 juta konsumen dan berusia 25% muda 63 juta antara 15-29 tahun, 141 juta kelas menengah di tahun 2020 dengan tingkat urbanisasi 54% dan berpenghasilan US$ 491,” ujar Lena saat acara konferensi pers Drinktec 2017 di Jakarta, Selasa (28/2).
Menurut Lena tahun lalu industri makanan dan minuman masih penuh dengan tantangan, industri minuman ringan tumbuh berkisar 4% ditahun 2016, tradisional channel mengalami tantangan dengan tingkat pertumbuhan yang hanya mencapai kurang lebih 2-3% dan modern channel menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dengan angka 6 -7%. “Kategory Minuman Ringan (Siap Saji) yang tumbuh pesat antara lain, minuman Energy kurang lebih 16-17%, minuman Sport (isotonic, etc) 15-16%, Jus – 14-15%, Dairy 13-14%,” papar Lena.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, industri kemasan plastik masih memiliki potensi yang besar karena berperan penting dalam rantai pasok bagi sektor strategis lainnya. “Industri kemasan plastik yang merupakan sektor kimia hilir, selama ini telah menjadi supply chain dari consumer product mulai dari industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetika, hingga elektronika. Industri ini pertumbuhannya cukup tinggi dan potensinya masih besar,” ujar Menperin.
Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menetapkan industri plastik hilir sebagai sektor prioritas pengembangan pada tahun 2015 hingga 2019.
Dari data Kemenperin, jumlah industri plastik hingga saat ini mencapai 925 perusahaan yang memproduksi berbagai macam produk plastik. Sektor ini menyerap tenaga kerja sebanyak 37.327 orang dan memiliki total produksi sebesar 4,68 juta ton. “Permintaan produk plastik nasional mencapai 4,6 juta ton dan meningkat sebesar lima persen dalam lima tahun terakhir,” ungkap Airlangga.
Untuk memacu kinerja industri plastik dalam negeri, Airlangga menyampaikan, pihaknya terus berupaya mengurangi ketergantungan bahan baku impor serta mendorong peningkatan kualitas, kuantitas maupun spesifikasi produk yang dihasilkan. “Sektor ini vital dengan ruang lingkup hulu, antara, hingga hilir yang dibutuhkan banyak industri lain dan memiliki variasi produk beragam,” tuturnya.
Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, salah satu upayanya adalah meningkatkan daya saing industri plastik melalui berbagai kebijakan strategis, khususnya menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan perdagangan bebas dunia. “Dalam menghadapi kendala pemenuhan bahan baku dan persaingan menghadapi MEA, salah satu langkahnya adalah pemberian fasilitasi melalui bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP),” ujarnya.
Dukungan lainnya, yakni melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), fasilitasi promosi dan investasi, penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), tata niaga impor, penguatan kegiatan penelitian dan pengembangan serta kebijakan lain yang mendukung peningkatan daya saing dan produktivitas.
UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…
NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…
NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…
UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…
NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…
NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…