Industri Kecil dan Menengah Logam - IKM Ngingas Pasok Komponen ke Manufaktur Besar

NERACA

Jakarta – Sentra industri kecil dan menengah (IKM) logam Ngingas, Sidoarjo, Jawa Timur merupakan salah satu pemasok komponen bagi perusahaan-perusahaan manufaktur besar di Indonesia. Berbagai produk unggulan yang dihasilkan, antara lain mesin pertanian, peralatan rumah tangga, komponen listrik dan tekomunikasi serta suku cadang kendaraan bermotor.

“Di sentra logam Ngingas terdapat sekitar 300 unit usaha. Keberadaan sentra yang sudah ada sejak tahun 1930-an ini terus memberikan kontribusi yang sangat berarti pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga mampu mendorong kemajuan industri dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika mengunjungi sentra IKM logam Ngingas, Sidoarjo, Jawa Timur, disalin dari siaran pers, kemarin.

Dalam kunjungannya itu, Menperin turut menyaksikan pelepasan 80.000 unit komponen otomotif yang diproduksi PT. Elang Jagad dan tiga IKM lainnya untuk dikirim ke PT. Rachmat Perdana Adhimetal selaku tier satu PT. Astra Honda Motor. Total pemesanan komponen otomotif tersebut sebanyak 200.000 unit.

“Dalam upaya penguatan daya saing IKM di sentra logam Ngingas, kami menggandeng Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) yang selama ini berkomitmen kuat dalam pengembangan IKM di dalam negeri. YDBA sudah melakukan banyak pembinaan di beberapa sentra IKM logam,” papar Airlangga.

PT. Elang Jagad, yang kini mempekerjakan 30 orang telah berdiri sejak tahun 2001. “Awalnya  kami memproduksi berbagai kerajinan logam yang sebagian besar dengan cara manual,” ungkap Pemilik PT. Elang Jagad Bambang Budiarto kepada Menperin.

Bambang mengatakan, setelah dibimbing oleh Lembaga Pengembangan Bisnis Yayasan Dharma Bhakti Astra (LPB YDBA) Waru sejak tahun 2013 melalui program pelatihan dan pendampingan, pihaknya melakukan pengembangan produksi dari berbagai macam produk berbasis logam seperti tungku kompor gas, perkakas rumah tangga, serta komponen kendaraan.

Untuk memenangkan pasar domestik dan ekspor, menurut Menperin, pelaku IKM nasional perlu terus meningkatkan kualitas produk dan kompetensi sumber daya manusia (SDM). “IKM harus menjaga mutu bahan baku hingga teknologi mesin dan peralatan yang akan digunakan, juga harus memperhatikan keterampilan SDM yang bekerja,” sebutnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Perindustrian memiliki berbagai program kegiatan yang menunjang, seperti program restrukturisasi mesin dan peralatan IKM, di mana mereka bisa mendapatkan potongan harga atas mesin dan peralatan produksi yang dibelinya.

Selain itu, Kemenperin juga memberikan bimbingan teknis serta fasilitasi sertifikasi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang ditujukan bagi para SDM IKM. “Untuk mempermudah IKM dalam mendapatkan akses bahan baku, kami menginisiasi terbentuknya material center yang diharapkan dapat menjadi jalan keluar bagi IKM yang selama ini menghadapi kendala berupa pengadaan bahan baku,” jelas Airlangga.

Menperin berharap, pelaku IKM nasional dapat memanfaatkan program-program tersebut. Selanjutnya, diperlukan langkah sinergi antara pemerintah pusat dan daerah serta keterlibatan pihak-pihak terkait dan masyarakat untuk terus menumbuh kembangkan industri dalam negeri.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen IKM Gati Wibawaningsih menyampaikan, jumlah produksi dan penjualan kendaraan yang makin meningkat akan menjadi potensi pasar bagi IKM logam. Misalnya untuk memproduksi suku cadang, aksesoris, serta perlengkapan kendaraan lainnya. “Kebutuhan sektor otomotif yang besar tersebut menjadi peluang IKM menciptakan produk berkualitas dalam memenuhi kebutuhan pasar komponen otomotif baik untuk perusahaan manufaktur maupun purna jual,” tuturnya.

Berdasarkan data Gaikindo, penjualan kendaraan roda empat hingga bulan Agustus 2016 mencapai 691.042 unit. Sedangkan dari data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia, penjualan untuk sepeda motor di dalam negeri mengalami peningkatan sebesar 5,4 persen, yaitu dari 527.536 unit pada Agustus 2016 menjadi 555.820 unit pada September 2016.

Dalam persaingan yang semakin kompetitif saat ini, menurut Gati, IKM dalam negeri dituntut untuk mampu bersaing di pasar lokal maupun global. Strategi kemitraan menjadi salah satu upaya efektif untuk membangun IKM yang mandiri.

“Dalam skema kemitraan, IKM dapat memperoleh kepastian pasar, pasokan bahan baku, perbaikan kualitas dan kuantitas produk IKM, sistem manajemen, peningkatan SDM, akses Informasi, teknologi, dan hal lainnya sesuai dengan permintaan mitra mereka,” paparnya.

Untuk itu, diperlukan kemauan yang kuat dari semua pihak dan stakeholder terkait untuk bersama-sama mendorong IKM yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…