Kredit Perbankan di Triwulan I Diprediksi Lampaui 8,5%

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memerkirakan kredit perbankan pada triwulan-I 2017 akan tumbuh secara tahunan melebihi 8,5 persen (year on year/yoy) atau sedikit menunjukkan perbaikan meskipun masih terbatas. Hal itu seperti dikatakan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon di Jakarta, Senin (27/2).

Nelson mengatakan penyaluran kredit yang menunjukkan peningkatan paling besar terjadi di sektor modal kerja dan konsumsi. “Tapi jika secara 'year on year' (tahun ke tahun) dibandingkan tahun lalu, ya sesuai gejala awal tahun, kemungkinan masih menurun. Mudah-mudahan masih bisa dua digit,” kata Nelson di sela peluncuran aplikasi Sistem Ketentuan Informasi Perbankan Online (SiKepo).

Di akhir triwulan IV 2016, OJK mencatat pertumbuhan kredit hanya bertengger di satu digit sebesar 7,85 persen (yoy) atau sebesar Rp4.413,4 triliun. Pada Januari 2017, OJK mencatat perbaikan dengan pertumbuhan kredit tahunan yang menyentuh 10 persen (year on year/yoy). Nelson mengharapkan penyaluran kredit dapat terkerek naik akibat penurunan suku bunga kredit perbankan yang sedang berlanjut.

Meskipun demikian, Nelson juga mengkhawatirkan dinamika pasar keuangan global akibat rencana kenaikan bunga Federal Reserve yang dapat menarik likuiditas dari dalam negeri dan membuat perbankan sulit menurunkan suku bunga. "Memang tidak semudah untuk penurunan suku bunga, tapi kita harapkan terus berlanjut," ujar dia.

Jika melihat data Bank Indonesia (BI) per Januari 2017, suku bunga kredit perbankan baru turun 78 bps (0,78 persen), sedangkan suku bunga deposito sudah turun 128 bps (1,28 persen) sejak 2016. Adapun target pertumbuhan kredit bank pada tahun ini dipatok OJK sebesar 9-12 persen (yoy).

Deputi Gubernur BI Erwin Riyanto mengatakan, pertumbuhan kredit di tahun 2017 akan lebih baik dibandingkan tahun 2016. Terbukti dari perbankan Indonesia mulai mencatat kenaikan kredit di awal tahun ini. Misalnya, pertumbuhan kredit mulai menginjak sekitar 10%, dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 9% pada periode Januari 2017. “Kami memperkirakan pertumbuhan kredit 10% di awal tahun ini,” kata Erwin.

Permintaan kredit akan datang di sektor perdagangan dan manufaktur yang mulai membaik. BI memperkirakan perbankan akan mencatat pertumbuhan kredit sekitar 10%-12% di tahun ini, meskipun dalam rencana bisnis bank (RBB) tercatat kredit tumbuh 12%-13%.

Direktur Grup Risiko Perbankan dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Ariefianto menyampaikan, permintaan kredit mulai naik saat memasuki kuartal II-2017, sedangkan permintaan kredit masih lambat di awal tahun dengan kisaran pertumbuhan kredit 8%-9% di kuartal I-2017 ini. “Ini musiman, biasanya, awal tahun bank-bank belum memacu bisnisnya,” ucap Doddy. 

Dia menilai, pertumbuhan kredit akan berkisar 9%-10% di kuartal II-2017. Sedangkan pertumbuhan secara rata-rata sebesar 9,2% di tahun ini. Lanjutnya, permintaan kredit akan berasal dari sektor infrastruktur dan kredit konsumtif seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Kemudian, jika harga komoditas dapat bertahan pada level saat ini maka kredit pertambangan dan perkebunan juga bisa naik di tahun ini.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan tahun ini mencapai 12%. Sedangkan, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) bisa mencapai 11%. Angka tersebut lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit di 2016 sebesar 7,87% dan DPK di 2016 sebesar 9,6%. "Kalau pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga pada tahun 2017 diperkirakan lebih baik, masing-masing 10-12% untuk kredit dan 9-11% untuk dana pihak ketiga," jelas Gubernur BI Agus Martowardojo.

Pertumbuhan kredit diperkirakan naik seiring dengan mulai naiknya harga komoditas ekspor Indonesia. Dari perkiraan BI kenaikan rata-rata mencapai 7,8%, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) kemarin 14 dan 16 Februari 2017 ditemukan adanya perbaikan harga komoditas hingga 10,2%. "Ini kondisi yang baik dan tentu bagi para eksportir kesempatan dan ini kita harapkan ciptakan demand terhadap kredit yang baik," kata Agus.

BERITA TERKAIT

Survei BI : Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I/2024

    NERACA Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa kinerja kegiatan dunia usaha…

BRI Catat Setoran Tunai Lewat ATM Meningkat 24,5%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mencatat setoran tunai melalui ATM bank tersebut meningkat sebesar 24,5 persen…

Bank DKI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar ke Pemprov

    NERACA Jakarta – Bank DKI menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) penyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta sepanjang…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Survei BI : Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I/2024

    NERACA Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa kinerja kegiatan dunia usaha…

BRI Catat Setoran Tunai Lewat ATM Meningkat 24,5%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mencatat setoran tunai melalui ATM bank tersebut meningkat sebesar 24,5 persen…

Bank DKI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar ke Pemprov

    NERACA Jakarta – Bank DKI menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) penyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta sepanjang…