Giat Untung di Pasar Modal - Investor Pemula Hindari Saham Gocap

NERACA

Jakarta – Setiap berinvestasi tentunya mempunyai risiko untung dan rugi, namun bagaimanapun juga prinsip high risk high return selalu menjadi pilihan bagi investor. Maka untuk mewujudkan itu semua, tentunya perlu memiliki ilmu dan pertimbangan yang matang, bukan sebaliknya hanya ikut-ikutan sementara. Hal inilah yang ditekankan bagi investor pemula di pasar modal.

Ketua Nasional Komunitas Investasi Saham Pemula, Frisxa Devi Choirina menyarankan para investor pemula yang masih awam tentang dunia pasar modal untuk memilih saham-saham dari emiten besar yang berkapitalisasi besar atau big cap dan mengindari saham-saham tidur atau gocap alias saham-saham zombie. "Kalau saya sendiri selama bantu literasi kuangan untuk saham-saham 'zombie' memang saya tidak menyarankan. Walaupun (BUMI) sekarang sudah masuk LQ45 tapi kalau ada yang konsultasi, saya bilang coba lihat dulu dari segi volume atau prospeknya dari 5-10 tahun ke depan, dari segi fundamental, jadi enggak ditelan mentah-mentah juga,"ujarnya di Jakarta, Senin (27/2).

Sebagai informasi, pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) juga sudah mengelompokan saham-saham yang paling likuid dalam jajaran LQ45. Namun beberapa waktu lalu, BEI memperbaharui daftar saham LQ45 dan salah satu saham baru yang masuk adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Saham BUMI sendiri saat ini di juluki saham 'Zombie'. Hal itu lantaran BUMI sebelumnya telah tidur lama di level Rp 50 alias gocap, namun tiba-tiba bangkit dan berfluktuasi tinggi.

Sebagai informasi, awal mula kebangkitan saham yang terafiliasi dengan Grup Bakrie itu bermula ketika isu restruktrisasi utang BUMI bergulir. Meski baru sekedar wacana, saham BUMI mulai menanggalkan predikat gocap pada 10 Juni 2016 yang langsung naik ke level Rp 67 per saham. Setelah itu pada 30 Juni 2016 saham BUMI stagnan di level Rp 68 per saham.

Akhirnya pada RUPSLB BUMI di 7 Februari 2017 sebanyak 99,96% pemegang saham sepakat atas rencana restrukturisasi utang melalui menerbitkan saham baru dengan skema rights issue. Harga pelaksanaan rights issue dipatok pada level Rp 926, sehingga maksimal dana yang akan diraih lewat HMETD sebesat Rp 35,1 triliun. Lewat righs issue tersebut, maka jumlah utang yang akan di konversi melalui penerbitan saham baru atau rights issue sebesar US$ 2,01 miliar. Sementara untuk konversi melalui OWK senilai US$ 639 juta.

Alhasil saham BUMI terus bergerak menguat ditengah keseriusan perseroan yang ingin melakukan restrukturisasi utang melalui right issue hingga posisi tertinggi di level Rp 505 pada 27 Januari 2017. Namun setelah itu saham BUMI kembali menuju jurang dengan penurunan terdalam pada 21 Februari 2017 di level Rp 294 per saham. Keesokan harinya saham BUMI kembali tancap gas dengan menguat 25,17% ke level Rp 368. Jelang perdagangan siang hari ini, saham BUMI terpantau melemah 0,6% ke level Rp 330.

Atas catatan tersebut, Devi menyarankan agar investor pemula menjauhi saham Zombie. Meskipun saat ini banyak investor saham yang mencoba peruntungan di saham BUMI.”Apalagi BUMI lagi hits dan baru banget masuk LQ45. Saya katakan kalau kalian ikut-ikutan sama saja judi. Jadi yang tahu aja dulu yang di beli, kalau yang enggak tahu dan hanya ikut-ikutan, enggak usah dulu. Dari pada kalian judi, kan skeptis judi di saham masih banyak,"ungkapnya.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…