Kelompok Studi Pasar Modal Universitas Muhammadiyah Yogyakarta meraih juara dua pada kompetisi "Online Trading 2017" yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Analis Efek Universitas MH Thamrin Jakarta.”Kompetisi yang mengusung tema 'Learning By Trading To Encance Your Skill' itu diikuti sebanyak 400 peserta dari 43 universitas di Indonesia," kata anggota Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rudi D Amrianto di Yogyakarta, kemarin.

Pada kompetisi tersebut terdapat peraturan perdagangan yang harus ditaati oleh peserta. Dalam melakukan investasi maupun transaksi saham harus memahami kondisi pasar global. Kompetisi "trading" itu menggunakan aplikasi virtual yang didukung oleh "virtual engine trading" dari pihak sponsor. Disebutkan Rudi, setiap peserta diberi dana awal untuk 'virtual trading' sebesar Rp200 juta dengan saham yang dapat ditransaksikan hanya saham yang terdaftar di LQ 45 dan tantangannya pernah yang naik hanya 2 saham dan sedangkan 43 saham turun.

Dalam kompetisi "online" itu, lanjut Rudi, peserta wajib melakukan transaksi minimal 20 kali selama periode kompetisi. Pemenang ditentukan dengan jumlah profit terbanyak. Menurutnya, dari dana Rp200 juta untuk 'virtual trading' itu siapa yang profitnya paling tinggi selama 1 bulan, yang artinya hanya 20 hari pada hari kerja, maka mereka yang menjadi pemenang.”Pada akhir periode kompetisi KSPM UMY mengumpulkan total dana Rp243.814.300, sehingga mendapatkan profit hampir Rp44 juta. Pada 10 Maret 2017 kami ke Jakarta untuk menerima penghargaan,"tuturnya.

Sementara Ketua KSPM UMY, Eko Wukagani Zurdona Prastyo mengatakan, keberhasilan KSPM UMY itu tidak luput dari peran dosen pembimbing Iskandar Bukhari. Keberhasilan itu diharapkan tidak berhenti pada kompetisi tersebut.”Ke depan kami berharap bisa ikut berpartisipasi pada kompetisi serupa dan mampu mengharumkan nama kampus dengan meraih juara," tandasnya.

Anggota KSPM UMY yang berpartisipasi pada kompetisi "Online Trading 2017" itu antara lain Fajar Kurniawan, Novian Bahar, Nalendra, dan Raihan Nadhir. (ant/bani)