Menunggu Komitmen Arab Saudi Tingkatkan Hubungan Eekonomi

Oleh: Ahmad Wijaya

Kunjungan bersejarah Raja Arab Saudi Salam bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia, 1 hingga 9 Maret 2017, bisa dikatakan sebagai kunjungan bersejarah. Pasalnya, hampir 47 tahun tidak ada kunjungan dari raja negara di Timur Tengah itu ke Indonesia, atau terakhir kali dilakukan pada tahun 1970.

Selain akan datang sebagai tamu negara, kunjungan Raja Salman bertujuan meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara yang selama ini belum terlalu optimal, padahal potensinya sangat banyak.

Presiden RI Joko Widodo akan menerima Raja Salman dan rombongannya yang mencapai sekitar 1.500 orang di Istana Bogor dan menganugerahkan bintang kehormatan tertinggi.

Dalam kunjungan Raja Salman ke Indonesia itu, Presiden Joko Widodo meminta pihak Arab Saudi merealisasikan komitmen dan rencana investasi di Indonesia dalam rangka peningkatan kerja sama bidang ekonomi kedua negara.

"Presiden Jokowi menyoroti adanya penurunan volume perdagangan kedua negara yang signifikan dari 2014 ke 2015 sebesar 36 persen," kata Fathir.

Kunjungan Raja Salman itu juga didorong untuk dapat meningkatkan kerja sama pemerintah kedua negara dalam berbagai bidang. Selain bidang ekonomi dan perdagangan, Presiden Jokowi juga menyampaikan isu menyangkut perlindungan warga negara Indonesia yang berada di sana, baik yang melaksanakan haji, umrah, maupun yang bermukim di Saudi Arabia.

Pemerintah Indonesia secara khusus mendorong agar kedua parlemen bekerja sama memerangi terorisme dan menyebarkan Islam yang toleran yang damai yang rahmatan lil alamin.

Kunjungan Raja Salman guna membahas lima kerja sama yang telah disepakati, yaitu promosi bidang seni dan warisan budaya; pertukaran ahli, termasuk kesehatan haji dan umrah; promosi Islam modern melalui dakwah dan pertukaran ulama; peningkatan frekuensi penerbangan dari Indonesia ke Saudi; pemberantasan kejahatan lintas batas.

Dalam kunjungan ini, kerja sama ekonomi lainnya yang akan dibahas, antara lain, tentang pembangunan kilang minyak di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang merupakan hasil kerja sama Saudi Aramco dan Pertamina dengan nilai investasi mencapai 6 miliar dolar AS.

Kunjungan Raja Salman terkait dengan realisasi penambahan kuota haji serta pelindungan WNI baik yang bermukim maupun saat menunaikan ibadah haji dan umrah.

Adapun kunjungan kenegaraan Raja Saudi ke Indonesia berlangsung pada tanggal 1 s.d. 9 Maret 2017, kemudian kunjungan kenegaraan pada tanggal 1 s.d. 3 Maret 2017, lalu pada tanggal 4 s.d. 9 Maret 2017 akan beristirahat di Bali.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan bahwa Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ingin meningkatkan investasi nonmigas di Indonesia sesuai dengan visi pemerintah Saudi 2030.

Selama ini, hubungan dengan Saudi itu pun lebih banyak hubungan keagamaan, pendidikan sosial, itu hubungan ekonomi boleh dibilang tidak besar. Oleh karena itu, sesuai dengan visi pemerintah Saudi Arabia 2030, yang isinya antara lain ingin meningkatkan investasi di luar minyak dan gas.

Pemerintah Indonesia telah siap memberikan penawaran-penawaran menarik yang dapat dijajaki Saudi untuk menanamkan modalnya, antara lain, di bidang perbankan dan pariwisata.

Kerja sama ekonomi lainnya yang akan dibahas, antara lain, pembangunan kilang minyak di Cilacap yang merupakan hasil kerja sama Pertamina dan Saudi Arabian Oil Company dengan nilai investasi mencapai 6 miliar dolar AS. Sepanjang 2016, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi Arab Saudi sebesar 900.000 dolar AS untuk 44 proyek di Indonesia.

Nilai investasi tersebut menempatkan Arab Saudi di urutan ke-57, di bawah Afrika Selatan yang menanamkan modalnya sebesar 1 juta dolar AS dan Mali yang mampu menginvestasikan 1,1 juta dolar AS di Tanah Air.

Tingkatkan Investasi

Peneliti senior Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Jakarta Ali Munhanif menilai kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia akan meningkatkan tujuan investasi Timur Tengah, khususnya negara-negara teluk.

Kunjungan Raja Salman ke Indonesia akan besar pengaruhnya terhadap dua hal. Pertama, sesuai dengan janji pemerintah Arab Saudi sendiri, RI akan makin menjadi negara tujuan investasi Timur Tengah, khususnya negara-negara teluk.

Kedua, kata dia, kerja sama melawan radikalisme dan terorisme yang dijalankan oleh negara-negara yang terkena dampak teroris akan makin berjalan secara sinergis dan sistematis.

Hal itu dimungkinkan karena baik Indonesia maupun Arab Saudi adalah dua negara berpengaruh di dunia Islam. Dalam konteks itu, meningkatkan hubungan kerja sama, khususnya investasi adalah kunci membangun aliansi antara negara-negara besar di dunia Islam.

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI) Dr. Yon Machmudi menilai kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz ke Indonesia memiliki arti penting dan strategis bagi kedua negara.

Mengapa kunjungan ini sangat penting? Ini dapat dilihat dari dua hal. Pertama, kunjungan ini adalah yang pertama bagi Raja Saudi setelah hampir 47 tahun ini tidak ada kunjungan ke Indonesia.

Padahal, sejak Orde Baru, beberapa Presiden Indonesia telah melakukan beberapa kali kunjungan yang dimulai dari Abdurahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Jokowi. Tidak adanya kunjungan Raja Saudi sejak 1970 hingga saat ini adalah sesuatu yang janggal.

Kedua perubahan politik dunia, terutama di Amerika Serikat yang sedang kurang bersabahat dengan Islam dan Timur Tengah, juga menjadikan kunjungan itu menjadi penting.

Kebijakan Presiden Trump yang diskriminatif terhadap Islam dan Timur Tengah membuat ketidaknyamanan bagi para investor Timur Tengah. 
"Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia mulai dilirik oleh negara-negara di kawasan Timur Tengah," tutur peraih gelar Ph.D. dari Australian National University itu.

Yon menilai sejak kepemimpinan Raja Abdullah (2005 s.d. 2015) telah terjadi pergeseran arah politik luar negeri Arab Saudi dengan menjadikan Asia sebagai mitra alternatif menggantikan hegemoni Barat (Amerika).

Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, pada tahun 2050 akan masuk empat besar raksasa ekonomi dunia, sangat berpotensi menjadi alternatif bagi para investor Saudi.

Diharapkan adanya kunjungan Raja Salman yang bersejarah ini bisa mewujudkan investasi Arab Saudi ke Indonesia dengan dasar saling menguntungkan dan menghargai. (Ant.)

BERITA TERKAIT

Tidak Ada Pihak yang Menolak Hasil Putusan Sidang MK

  Oleh : Dhita Karuniawati, Penelitti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan…

Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024

  Oleh: Nial Fitriani, Analis Ekonomi Politik   Investor atau penanam modal mendukung penuh bagaimana penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024

  Oleh : Attar Yafiq, Pemerhati Ekonomi   Saat ini perekonomian global tengah diguncang oleh berbagai sektor seperti cuaca ekstrim,…

BERITA LAINNYA DI Opini

Tidak Ada Pihak yang Menolak Hasil Putusan Sidang MK

  Oleh : Dhita Karuniawati, Penelitti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan…

Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024

  Oleh: Nial Fitriani, Analis Ekonomi Politik   Investor atau penanam modal mendukung penuh bagaimana penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024

  Oleh : Attar Yafiq, Pemerhati Ekonomi   Saat ini perekonomian global tengah diguncang oleh berbagai sektor seperti cuaca ekstrim,…