Penjaringan Dirut Pertamina Diminta Transparan

 

 

 

NERACA

 

Jakarta – Pengamat Ekonomi Gigih Guntoro meminta kepada pemerintah dalam hal ini Menteri BUMN dan Dewan Komisaris Pertamina untuk transparan dalam memilih Direktur Utama Pertamina pasca lengsernya Dwi Soetjipto. Menurut dia, Pertamina sebagai holding BUMN sektor migas masih rentan terhadap intervensi dan cooptasi kepentingan elit politik dan mafia migas.

“Sudah menjadi rahasia umum bahwa pemecatan Dwi Soetjipto sebagai Dirut dan penghapusan Wakil Dirut terjadi karena adanya tarik menarik kepentingan yang kuat yang sesungguhnya mengganggu kinerja Pertamina dalam memberikan pelayanan publik,” ungkap Gigih dalam keterangannya, di Jakarta akhir pekan kemarin.

Ia mengatakan modus konflik semacam yang menimbulkan ketidakharmonisan di internal pertamina memang sengaja dipelihara oleh pihak tertentu agar elit politik dan "pengusaha hitam" mudah untuk mengendalikan BUMN sektor migas ini sebagai pundi pundi keuangannya. “Belajar dari pengalaman di era kepemimpinan Dwi Soetjipto, cara pengusaha hitam untuk menguasai pertamina adalah dengan menggunakan pihak internal untuk menimbulkan ketidakharmonisan di jajaran direksi sehingga menganggu performa Pertamina dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat,” katanya.

Menurut gigih, Pemerintah yang telah melahirkan kursi Direktur Mega projek yang diisi oleh Rahmat Hardadi yang merupakan mantan Direktur Pengolahan yang khusus menangani megaproyek infrastruktur senilai ratusan triliun tentu tidak luput dari upaya pengusaha hitam untuk menempatkan orangnya sebagai Dirut yang merupakan nahkoda BUMN sektor migas ini.

“Karenanya Pemerintah harus banyak mempertimbangkan berbagai aspek kepemimpinan, profesionalitas yang telah diakui secara nasional maupun internasional dan background harus bersih dari berbagai kepentingan elit politik serta harus bebas konflik dengan anggota direksi pertamina lainnya,” katanya.

Ia juga menyampaikan bahwa langkah pemerintah dalam menentukan Direktur Utama definitif dalam kurun waktu 1 minggu kedepan harus banyak mempertimbangkan aspek profesionalitas, integritas dan independensi dari pengaruh kepentingan elit politik dan pengusaha hitam atau bahkan mafia migas. “Ketiga aspek tersebut menjadi satu kesatuan yang harus dimiliki oleh calon Dirut Pertamina dan tentunya juga bagaimana bisa membangun relasi dan komunikasi (pengeloaan manajemen) dengan jajaran dibawahnya sebagai satu team yang membawa misi korporasi baik di nasional maupun internasional,” jelasnya.

Pihaknya juga memberikan apresiasi terhadap dewan komisaris yang secara maraton melakukan uji kompetensi dalam menjaring kandidat Dirut Pertamina yang dibatasi waktu selama 30 hari. “Memang tidak mudah untuk mencari figur calon Dirut yang akan menghadapi peluang dan tantangan disektor migas,” katanya.

Tak lupa Gigih menyampaikan dewan komisaris harus memiliki aspek prudent (kehati hatian) dalam memilih calon Dirut. Prinsip kehati hatian harus Menjadi pertimbangan khusus supaya pemerintah tidak salah dalam mengambil keputusan yang dapat menjadi bom waktu. “Jangan sampai karena faktor "waktu" yang terbatas (30 hari) dewan komisaris dan kementerian bumn memaksakan kehendak kepentingan pihak pihak tertentu dan atau golongannya karena hanya memburu rente dari megaprojek infrastruktur, dan lain lainnya,” ujarnya.

Dewan komisaris harus obyektif dan transparan dalam menjaring calon dirut BUMN sektor migas ini. Berkaca pada problem leadership dan profesionalitas terkait dicopotnya Dwi Soecipto , sudah sangat perlu, harus ada ujipublik supaya harapan masyarakat terhadap pemimpin BUMN sektor migas tercapai dan bebas dari kepentingan elit politik dan mafia migas. Saat ini keputusan ada di Presiden. “Kita berharap bahwa pemerintah harus memiliki prinsip kehati-hatian dalam memilih pemimpin supaya tepat sehingga mampu membawa pertamina menjadi pemain migas kelas dunia yang disegani seperti dulu,” jelasnya.

Pemerintah tidak perlu bergantung dengan ucapannya yang akan mengisisi posisi dirut paling lama 30 hari setelah pencopotan Dwi Soecipto. Lebih baik menteri bumn memperpanjang masa tugas plt dirut atau menunjuk plt dirut baru agar punya waktu yang cukup dalam menseleksi calon dirut yang bisa diterima oleh segala pihak.

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…