Akuisisi dan Restrukturisasi Utang - ENRG Mengandalkan Pundi Lewat Rights Issue

NERACA

Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) berharap bisa menggabungkan nilai nominal saham ( reverse stock) dalam waktu dekat. Usai aksi reverse stock ini, mereka akan melakukan restrukturisasi bisnis dengan masuk ke sektor minyak dan gas midstream dan downstream. Emiten energi tersebut tengah menjajaki aksi akuisisi proyek yang telah berjalan maupun yang akan dikembangkan.

Selain bisnis, Didit A. Ratam, Direktur ENRG mengungkapkan, perusahaannya juga bakal merestrukturisasi utang. Caranya, menukar utang dengan saham (debt to equity swap). Sehingga, ENRG bisa melanjutkan aksi korporasi dengan menerbitkan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Rencananya, perusahaan yang berdiri 2001 ini akan menggunakan dana hasil rights issue itu guna membiayai akuisisi dan restrukturisasi utang.

Didit menjelaskan, dari hasil komunikasi dengan kreditur dan calon investor strategis, perusahaannya memutuskan untuk melakukan reverse stock dengan rasio 8:1. "Rentang harga yang favorable bagi calon investor pada harga Rp 400 hingga Rp 500 per saham," ujarnya kemarin.

Sebagai informasi, melorotnya harga minyak dunia berdampak pada performance kinerja keuangan PT Energi Mega Persada Tbk. Bahkan emiten minyak dan gas ini sudah memperkirakan pendapatan perseroan hingga akhir tahun 2016 bakal terkoreksi 16,6% year-on-year.

Investor Relations Energi Mega Persada, Herwin W. Hidayat pernah mengatakan, proyeksi pendapatan tahun 2016 mencapai US$520 juta dibandingkan dengan periode 2015 yang mencapai US$624,18 juta.”EBITDA mencapai lebih US$280 juta, penurunan pendapatan karena harga minyak masih dalam tren turun," ujarnya.

Hingga kuartal III/2016, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan 15,9% menjadi US$391,24 juta dari US$456,14 juta. Tetapi, beban pokok pendapatan juga berhasil ditekan 27,8% menjadi US$332,4 juta dari US$460,13 juta. Sehingga, laba kotor melesat tajam hingga 106 kali lipat menjadi US$58,8 juta dari US$5 juta.

Kendati demikian, perseroan membukukan kerugian penurunan aset US$3,79 juta dan beban denda US$25,46 juta. Sehingga, kerugian bersih perseroan membengkak 28,57% menjadi US$46,9 juta dari US$35,56 juta. Pada saat bersamaan, EBITDA perseroan mencapai US$207 juta, lebih rendah dari tahun sebelumnya US$339 juta. Periode itu, perseroan telah memproduksi 42,3 milion barrels oil equivalent per day (MBOEPD).

Produksi gas mendominasi sebesar 33,5 MBOEPD dan minyak 8,8 MBOEPD. Pendapatan dari porsi gas meningkat menjadi 76% sebesar US$296 juta dari tahun sebelumnya 66% sebesar US$409 juta. Adapun, pendapatan dari minyak terus menyusut menjadi 24% sebesar US$95 juta pada kuartal III/2016. Porsi itu kian mengecil dari tahun lalu 34% senilai US$215 juta.

 

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…