Tepis Hantaman Rumor - BUMI Pastikan Tidak Akan Reverse Stock

NERACA

Jakarta – Jika PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) akan melakukan penggabungan nilai nominal saham atau reverse stock dalam rangka restrukturisasi utang, sebaliknya Grup Bakrie lainnya, seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan anak usahanya memastikan tidak akan melakukan reverse stock.

Direktur Utama BUMI, Ari S Hudaya menegaskan, pihaknya tidak akan melakukan reverse stock terkait adanya rumor di pasar yang menyebutkan bahwa BUMI ada rencana untuk melakukan aksi korporasi tersebut. Pasalnya, akibat rumor tersebut membawa saham-saham Grup Bakrie pada perdagangan Selasa, kemarin menyentuh batas auto rejection bawah. "Saya tegaskan, bahwa itu rumor. Kita (BUMI & Anak Usaha) tidak akan melakukan reverse stock, tapi melakukan Rigts Issue," ujarnya di Jakarta, Kamis (23/2).

Seperti diketahui, BUMI akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) kelima melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Melalui aksi korporasi tersebut, perseroan akan menerbitkan sejumlah 37.882.406.301 saham baru dengan harga Rp926 per saham. Dengan demikian dapat diperkirakan, BUMI bakal menghimpun dana segar maksimal Rp 35,1 triliun dari hasil penerbitan saham tersebut. Adapun dana yang diperoleh dari hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk pelunasan kewajiban utang sesuai dengan keputusan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) BUMI di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Sebagai informasi, BUMI mencatat laba bersih tahun buku 2016 sebesar US$ 100,6 juta setelah mencatatkan rugi pada tahun sebelumnya hingga mencapai US$ 2 miliar. Menurut Ari Saptari Hudaya, kinerja positif itu didukung dari beberapa strategi yang sudah diterapkan perseroan, salah satunya adalah dengan menekan biaya beban produksi."Jadi, Itu salah satu kuncinya, mengapa kinerja BUMI bisa positif pada tahun 2016," ujarnya.

Dia mengemukakan bahwa pereseroan menekan biaya produksi terutama pada porsi biaya bahan bakar terhadap biaya kas produksi perusahaan. Tercatat porsi biaya bahan bakar 2016. Dalam laporan keuangan BUMI tercatat, biaya bahan bakar di 2016 hanya US$ 3,8 per ton batu bara dari biaya bahan bakar di 2015 sebesar US$ 5,6 per ton batu bara.”Kita memang tidak bisa kontrol harga, tapi kita bisa menekan penggunaannya, kita juga sudah bangun 'powerplant' dalam rangka efisiensi. Efisiensi untk menekan 'cost' akan kami lakukan terus," katanya.

Di tengah penurunan harga batubara saat ini, Ari Saptari Hudaya mengatakan bahwa pihaknya tetap melayani permintaan konsumen. Hal itu dilakukan untuk menjaga kepercayaan sebagai perusahaan tambang di Tanah Air. "Banyak perusahaan yang tidak konsisten mengirim batubara ke klien-nya. Tapi, kami tetap komitmen melayani pelanggan," katanya.

Ari Saptari Hudaya juga mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong anak usahanya, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) untuk mengembangkan aset - aset yang dimiliki. Dirinya menyampaikan bahwa konsesi tambang yang dimiliki BRMS saat ini adalah Gorontalo Minerals (Gold & Copper Mining), Citra Palu Minerals (Gold Mining), Dairi Prima Minerals (Zinc, Lead) dan Bumi Japan. (bani)

BERITA TERKAIT

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…