Genjot Perdagangan Luar Negeri Lewat IA-CEPA

NERACA

Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, untuk mendongkrak nilai ekspor, juga akan dilakukan melaui perjanjian kerja sama bilateral seperti Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). “Kami berharap investasi di sektor industri dapat bertambah, termasuk kami telah bahas mengenai kerja sama dengan Amerika, Perancis, Tiongkok dan Jepang,” tutur Airlangga sebagaimana disalin dari siaran pers, kemarin.

Pada tahun 2016, ekspor produk industri non-migas mencapai USD 109,76 miliar atau naik sebesar 1,07 persen jika dibandingkan periode tahun 2015 sebesar USD 108,60 miliar. “Ekspor produk industri ini memberikan kontribusi sebesar 76 persen dari total ekspor nasional tahun 2016 yang sebesar USD 144,43 miliar,” ujar Airlangga.

Sedangkan, nilai impor produk industri non-migas tahun 2016 sebesar USD 108,26 miliar atau turun sebesar 1,14 persen, jika dibandingkan periode tahun 2015 sebesar USD 109,51 miliar. Jadi, neraca perdagangan Indonesia masih surplus sebesar USD 1,50 miliar.

Di tingkat ASEAN, Menperin mengungkapkan, beberapa produk industri nasional yang telah unggul, antara lain produk pupuk urea, kaca lembaran, keramik, bubur kertas (pulp) dan kertas, tekstil dan serat sintetis, serta kakao Indonesia yang mampu menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara. Sementara, produk ban, otomotif, olekimia, dan baja atau logam menempati peringkat kedua di Asia Tenggara.

Sementara itu, pertumbuhan cabang industri non-migas yang tertinggi pada tahun 2016 dicapai oleh industri makanan dan minuman sebesar 8,46 persen. Selanjutnya, diikuti industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 8,15 persen, industri kimia, farmasi dan obat tradisional sebesar 5,48 persen, industri barang galian bukan logam sebesar 5,46 persen, serta industri mesin dan perlengkapan sebesar 5,05 persen. Pertumbuhan sektor-sektor tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi tahun 2016.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimistis Indonesia akan menjadi negara maju dalam satu dekade ke depan. Kunci suksesnya adalah generasi muda yang giat belajar dan berkomitmen tampil unggul sehingga mampu menghadapi persaingan global. “Majunya Indonesia, membutuhkan generasi muda yang selalu siap untuk maju dan bersaing. Untuk bisa siap bersaing, maka perlu committed to excellence,” ujarnya.

Apalagi, kata Menperin, dunia industri saat ini memerlukan tenaga kerja yang terampil dan kompeten. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan daya saing dan nilai tambah produk yang dihasilkan agar diminati pasar yang kian terbuka. “Kita ketahui, sektor industri merupakan motor penggerak utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karenanya, diperlukan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang sesuai kebutuhan industri saat ini,” tegasnya.

Berdasarkan perhitungan Kementerian Perindustrian, dengan target pertumbuhan industri nasional sebesar 5-6 persen per tahun, sektor industri memerlukan tenaga kerja sebanyak 600 ribu orang setiap tahun. Dalam hal ini, Kemenperin telah mengembangkan program pendidikan dan pelatihan vokasi untuk mencetak SDM industri berbasis kompetensi. “Salah satunya melalui Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Solo dan memfasilitasi program diklat 3in1 untuk operator mesin garmen,” ungkap Airlangga.

Sebagaimana diketahui, industri TPT merupakan sektor padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1,5 juta orang atau sebesar 10,36 persen tenaga kerja di sektor industri. “Kami menargetkan industri TPT selaku sektor strategis dan prioritas ini segera menjadi tuan rumah di negeri sendiri sekaligus masuk dalam jajaran lima besar negara eksportir TPT dunia,” paparnya.

Saat ini, Kemenperin telah memiliki 9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 8 Politeknik, dan 1 Akademi Komunitas Industri yang menyelenggarakan pendidikan vokasi di bidang industri. “Sesuai amanat UU Perindustrian, kami akan terus kembangkan unit-unit pendidikan sejenis di kawasan industri serta wilayah-wilayah pusat pertumbuhan industri,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Menperin juga memberikan tiga kiat dalam menciptakan karakter unggul untuk generasi muda Indonesia. Pertama, membangun integritas, yang dilakukan dengan menunjukkan nilai-nilai positif dalam setiap tindakan dan perkataan serta berperilaku tulus dan nyata.

Kedua, belajar dari kesalahan. Airlangga mangatakan, kegagalan perlu dijadikan umpan balik karena akan memberikan pelajaran tumbuh dan berhasil. “Ketiga adalah bicara jujur dan ramah. Oleh karena itu, berpikir sebelum berbicara dan pastikan tujuannya positif,” ungkapnya.

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…