Sahamnya Bergerak Fluktuatif - BEI Akan Wajibkan Emiten Mini Expose

NERACA

Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meminta emiten yang tercatat di bursa untuk melakukan paparan ke publik jika harga saham bergerak tidak seperti biasanya. Hal ini supaya investor bisa tahu apa yang menjadi penyebabnya.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Hamdi Hassyarbaini menyampaikan, pihaknya sedang mengkaji kemungkinan meminta emiten untuk menggelar mini expose untuk menjelaskan ke publik kenapa sahamnya tiba-tiba bergerak dengan fluktuasi tinggi.”Nantinya emitennya kita panggil untuk melakukan mini ekspos jelaskan semua ke public,” ujarnya di Jakarta, Rabu (22/2).

Jika informasi itu sudah dijelaskan semuanya ke publik, menurut Hamdi pihaknya akan melepas sepenuhnya kepada investor untuk melakukan investasi di saham tersebut atau tidak. Jadi ketika pengumuman itu sudah dilakukan ternyata masih ada investor yang mau investasi itu pilihan investor tidak lagi di intervensi.

Sebelumnya, tindakan kepada emiten yang sahamnya bergerak tidak seperti biasanya dan dengan tanpa adanya penjelasan yaitu dengan menerbitkan UMA (unusual market activity). Dan jika sahamnya terus bergejolak maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan yaitu penghentian perdagangan saham sementara (suspense) dalam rangka cooling down.

Jika setelah suspense cooling down saham masih bergerak tidak wajar, menurut Hamdi pihaknya akan mengambil jalan untuk melakukan suspensi selama satu siklus atau selama haru bursa ketiga setelah terjadinya transaksi (T+3). Sebagai informasi, pihak BEI di tahun 2016 mencatat jumlah saham yang bergerak di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA) meningkat drastis. Jumlah UMA sepanjang tahun lalu mencapai 128, naik lebih dari 100% dari tahun sebelumnya yang hanya 50 UMA.

Kata Hami, peningkatan ini karena adanya kenaikan rata-rata transaksi harian di bursa. Jadi, kenaikan itu wajar karena sejalan dengan meningkatnya aktivitas transaksi. Catatan saja, rata-rata transaksi harian sepanjang tahun lalu mencapai Rp 7,49 triliun. Angka ini meningkat sekitar 42% dibanding periode yang sama tahun 2015.

Lagipula, lanjut Hamdi, UMA bukan berarti menunjukkan adanya pelanggaran. UMA hanya merupakan peringatan pertama bagi investor untuk mulai mempertimbangkan kembali keputusan investasinya di saham tertentu. UMA memang bisa berujung pada suspensi. Tapi jika setelah UMA pergerakan harga sahamnya kembali normal, maka status UMA otomatis hilang, bahkan sebelum adanya suspensi. Jadi, adanya UMA murni hanya untuk membuat investor, khususnya yang masih awam, untuk tetap waspada.

Sebab, ada banyak praktik manipulasi di pasar modal. Manipulasi yang paling sering terjadi di antaranya transaksi semu, front running, unusual volume/value transaction dan pembentukan harga penutupan (marking the close). Keempat manipulasi tersebut tujuannya sama, yakni membuat saham bergerak untuk membentuk harga tertentu yang sebelumnya sudah ditentukan oleh oknum. "Tapi, harga yang terbentuk itu hanya manipulasi, tidak murni karena fundamental emitennya," imbuh Hamdi.

Saat ini, BEI menggunakan aplikasi SMARTS yang langsung terintegrasi ke JATS untuk pengawasan transaksi. Semua pergerakan terekam melalui dua sistem tersebut. UMA muncul jika sebuah pergerakan saham menyentuh parameter yang ada pada SMARTS. (bani)

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…