Menanti Kabar Rights Issue - Lagi, Saham-Saham Grup Bakrie Kembali Rapuh

NERACA

Jakarta – Sempat berada di atas angin karena harga sahamnya mampu keluar dari kategori saham gocap atau saham tidur, eksistensi saham-saham Grup Bakrie kembali rapuh dan bahkan anjlok kembali ke saham gocap. Rupanya sentimen positif rights issue PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tidak berlangsung lama.

Kata analis Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada, pasar memang terlihat menunggu langkah selanjutnya dari Grup Bakrie, terutama BUMI dengan rencana rights issue di harga yang tinggi.”Di sisi lain, rights issue ini berdekatan dengan rencana reverse stock dari UNSP. Jadi pasar belum melihat hasil dari BUMI, tetapi sudah ada aksi korporasi lainnya. Sehingga, pasar khawatir grup ini akan kembali melakukan akrobat yang membuat saham kembali turun," ujarnya di Jakarta, kemarin

Reza masih merekomendasikan investor untuk berhati-hati dan mencermati kembali saham-saham tersebut. Sebagai informasi, saham-saham Grup Bakrie anjlok pada perdagangan Selasa (21/2). Lima saham Grup Bakrie, yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE), dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi top losers terbesar pada perdagangan hari ini.

Saham BRMS yang sempat melambung kini turun hingga 34,65% ke level Rp 66 per saham. Kejatuhan yang sama dialami oleh ELTY yang kembali ke level gocap alias turun 31,51% dari perdagangan hari sebelumnya. Sementara saham BUMI kembali ke level Rp 380 atau turun 22,63%, menjadi penurunan terdalamnya sepanjang tahun ini.

Saham-saham Grup Bakrie ini ditransaksikan dengan volume dan nilai yang cukup besar. BUMI bahkan menjadi penggerus Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Selasa yang turun 0,34% ke level 53.40,99. Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 11 triliun, BUMI memberi kontribusi 2,9 poin terhadap penurunan IHSG kemarin. Tercatat saham BUMI yang sempat melonjak tinggi hingga menyentuh harga Rp 505 per saham pada 27 Januari lalu terus melemah. Pada perdagangan Selasa (21/2), harga saham BUMI anjlok hingga 22,63% menjadi Rp 294 per saham. Ini merupakan penurunan saham BUMI paling dalam sepanjang tahun ini.

Dibuka di harga Rp 390 per saham, saham BUMI sempat naik ke posisi Rp 398 per saham. Namun, menjelang penutupan bursa, saham BUMI tiba-tiba anjlok tanpa ada yang mampu menahan. Nilai perdagangan saham BUMI mencapai Rp 772,92 miliar dengan volume sebanyak 2,15 miliar. Investor asing membukukan beli bersih alias net buy sebesar Rp 14,02 miliar. Sementara anak usaha Grup Bakrie lainnya, PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) mendapatkan restu penggabungan nilai nominal saham alias reverse stock, saham UNSP sudah direspons negatif. Apalagi, rencana ini juga diikuti oleh PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang juga akan reverse stock dengan rasio 8:1. Saham ENRG dan UNSP sudah lebih dulu kembali ke level terendahnya Rp 50 per saham. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…