Saham Medco Masuk Pengawasan BEI

NERACA

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham yang di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA). Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Bila melihat data dari RTI, seperti ditulis Selasa (21/2), saham PT Medco Energi Internasional Tbk telah naik 100,76 persen menjadi Rp 2.650 per saham sepanjang 2017. Total frekuensi perdagangan 52.901 kali dengan nilai transaksi Rp 884,4 miliar. Selama periode 13-17 Februari 2017, saham MEDC telah menguat 62,46 persen ke level Rp 2.770 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 19.482 kali dengan nilai transaksi Rp 448 miliar.

Ada pun berdasarkan informasi terakhir yang dipublikasikan pada 17 Februasi 2017 yaitu mengenai penjelasan atas volatilitas saham. Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham perseroan itu, BEI sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini. Oleh karena itu, para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa, mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Selain itu, mengkaji kembali rencana aksi korporasi perusahaan tercatat apa bila rencana itu belum mendapatkan persetujuan RUPS dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi."Pengumuman UMA tidak serta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal," ujar Ph Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Donni Kusuma Permana.

Sebagai informasi, tahun ini Medco Energi menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 150 juta-US$ 180 juta. Anggaran tersebut belum termasuk pendanaan setelah akuisisi blok Natuna. Selain itu, kata Direktur & Chief Operating Officer Medco Energi, Ronald Gunawan, perseroan di tahun 2017 ini juga akan membayar utang US$ 60 juta dan akan menerbitkan penawaran umum berkelanjutan II tahap IV senilai Rp1,5 triliun. Sampai saat ini, Medco telah merilis emisi obligasi dalam tiga tahap senilai Rp3,5 triliun dari total target PUB II sebesar Rp5 triliun.

Perseroan mengakui bisnis inti di sektor migas akan tetap menjadi tumpuan pada 2017. Harga minyak mentah dunia yang mulai rebound dinilai terjadi lantaran adanya kesepakatan negara anggota OPEC untuk memangkas produksi. Manajemen Medco menargetkan untuk menjadi pemimpin perusahaan migas berbiaya rendah pada tahun depan. Meski harga minyak rebound, dia tetap mempertahankan cost produksi di level US$10 per barrel."Sehingga, harga minyak mau US$30 per barrel, US$40 per barrel, atau US$50 per barrel, kami masih tetap profitable," ucapnya.

Perseroan pun memasang target konservatif pada 2017. Produksi minyak dan gas perseroan ditargetkan stagnan di angka 85.000 barrel ekuivalen minyak per hari (thousand barrels of oil equivalent per day/MBOEPD). Padahal, Medco baru saja merampungkan akuisisi 40% partisipasi di South Natuna Sea Block B PSC. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…