BTPN Bukukan Laba Bersih Rp 1,75 Triliun

NERACA

Jakarta - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatatkan laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) meningkat 3% (yoy) menjadi Rp 1,75 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Kata Direktur Utama BTPN, Jerry Ng, jika tidak memperhitungkan nilai investasi baru sebesar lebih dari Rp 600 miliar, sejatinya laba di atas Rp 2 triliun. “Kami optimistis kinerja BTPN semakin baik ke depannya walaupun kami prediksikan situasi perekonomian masih menantang di 2017,”ujarnya.

Dijelaskan, perolehan laba bersih tersebut sejalan dengan perolehan aset BTPN yang tercatat naik 13% dari Rp 81 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp 91,4 triliun pada akhir Desember 2016, dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) terjaga di 25%. Dengan berbagai terobosan yang dilakukan, BTPN kian mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Total pendanaan (funding) meningkat 12% (yoy) dari Rp 65,6 trilun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp 73,3 triliun pada akhir Desember 2016. Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 66,2 triliun atau naik 10% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 60,3 triliun, dan komposisi pinjaman bilateral dan obligasi mencapai Rp 7 triliun.

Melalui unit-unit bisnis yang dimiliki, BTPN menyediakan akses keuangan, informasi, serta pelatihan agar seluruh nasabah dapat meningkatkan kapasitas hidup mereka. Hasilnya, hingga akhir Desember 2016, penyaluran kredit tumbuh 8% (year-on-year/yoy) dari Rp 58,6triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp 63,2 triliun. Penyaluran kredit tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian yang tercermin dari tingkat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sebesar 0,79%.

Pertumbuhan kredit antara lain ditopang oleh penyaluran kredit ke segmen usaha kecil dan menengah (small and medium enterprises/SME) yang mencapai Rp 9,3 triliun, atau tumbuh 35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 6,9 triliun. Penopang lainnya adalah pembiayaan melalui BTPN Syariah yang tumbuh 36% (yoy) dari Rp 3,7 triliun menjadi Rp 5 triliun pada akhir Desember 2016. "Pencapaian ini tidak lepas dari strategi BTPN dalam memadukan misi bisnis dan misi sosial pada produk, layanan, serta kegiatan sehari-hari," kata Jerry.

Melalui Progam Daya, sebuah program pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan dan terukur, BTPN membuka kesempatan bagi seluruh nasabah untuk terus tumbuh secara berkelanjutan. Sepanjang Januari 2016 – Desember 2016, BTPN telah menyelenggarakan 225.589 pelatihan Daya dengan jumlah peserta 1.322.997 nasabah. (bani)



BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…