Beban Usaha Meningkat - Laba Bersih Adhi Karya Terkoreksi 32,40%

NERACA

Jakarta – Sepanjang tahun 2016, PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencatat penurunan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sekitar 32,40% atau menjadi Rp313,451 miliar dari Rp463,685 miliar pada tahun sebelumnya. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan menjelaskan, penurunan laba bersih disebabkan oleh tingginya beban usaha 15,29% atau menjadi Rp455,978 miliar selama tahun lalu dari tahun sebelumnya hanya Rp395,493 miliar. Selain itu, pendapatan lainnya juga lebih kecil sekitar 47,71% atau menjadi Rp141,990 miliar per akhir Desember 2016 dari tahun sebelumnya Rp271,578 miliar. Beban keuangan melonjak hampir dua kali lipat dari Rp136,718 miliar per akhir Desember 2015 menjadi Rp257,959 miliar periode serupa 2016.

Perusahaan dengan kode emiten ADHI turut harus menanggung rendahnya pencapaian surplus revaluasi tanah sekitar 83,64% atau menjadi Rp67,766 miliar selama 2016 dari tahun sebelumnya mencapai Rp414,253 miliar. Kendati demikian, ADHI masih mampu menorehkan pertumbuhan pendapatan usaha sekitar 17,82% atau menjadi Rp11,063 triliun sepanjang 2016 dari Rp9,389 triliun pada tahun sebelumnya. Bahkan perseroan berhasil mengubah kerugian aktuaris atas program imbalan pasti sekitar Rp1,320 miliar menjadi untung Rp21,940 miliar.

Adapun total aset perseroan sepanjang 2016 mencapai Rp20,095 triliun atau 19,89% lebih tinggi cari realisasi tahun sebelumnya yang tercatat Rp16,761 triliun. Sementara pada pos liabilitasnya meningkat menjadi Rp14,652 triliun dari Rp11,598 triliun. Tahun ini, ADHI menargetkan pendapatan usaha sebsar Rp 14 triliun dan laba bersih Rp 505 miliar.

Sementara untuk belanja modal (capex) direncanakan sebesar Rp5,3 triliun yang terdiri atas investasi aset tetap sebesar Rp485,9 miliar dan penyertaan pada berbagai proyek investasi dan ekuitas anak perusahaan sebesar Rp4,8 triliun. Optimisme ADHI sejalan dengan rencana pertumbuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan meningkatnya anggaran infrastruktur di tahun mendatang.

Tahun ini, Adhi Karya berencana membawa anak usahanya, PT Adhi Persada Agung (APG) untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran saham perdan atau initial public offering (IPO). Disebutkan, APG bakal IPO pada semester pertama tahun 2017 dengan membidik dana segar di pasar sebesar Rp 1,5 triliun. “Kami berniat melepas 35% saham dari modal disetor APG. Seluruh saham yang diterbitkan perseroan merupakan saham baru,"kata Direktur Keuangan Adhi Karya, Harris Gunawan.

Walaupun sudah ada niatan untuk mengantarkan anak usahanya IPO, Harris mengaku, perseroan belum menunjuk perusahaan sekuritas (broker) sebagai penjamin emisi (underwriter) yang akan menyukseskan rencana pelepasan saham APG. Selain itu, ADHI juga akan menjual saham preferen anak usaha APG ke sejumlah investor sebesar Rp2 triliun. Saham preferen merupakan saham istimewa yang diterbitkan perusahaan. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…