Topang Pembangunan Ekonomi - BEI Terus Perkuat Basis Investor Ritel

NERACA

Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya memperluas basis investor, khususnya investor ritel dan meningkatkan literasi pasar modal di masyarakat. Sebab dengan basis investor, terutama investor ritel yang semakin kuat, pasar modal diharapkan dapat memobilisasi dana masyarakat.
Direktur Pengembangan BEI, Nicky Hogan menuturkan, pasar modal yang kuat dapat digunakan untuk menunjang pembangunan ekonomi nasional. Data operasional BEI dan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor baru pasar modal sampai akhir Desember 2016 telah mengalami kenaikan 23,47% atau 101.887 single investor identification (SID) menjadi 535.994 SID dari sebelumnya 434.107 SID.”Jumlah tersebut lebih besar dibanding pertumbuhan investor baru di tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 18,83% atau 68.804 SID dari posisi 365.303 SID di Desember 2014," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Jumlah investor aktif per tahun, kata dia, juga mengalami peningkatan 21,35% atau 32.950 SID menjadi 187.268 SID di posisi akhir Desember 2016 dari 154.318 SID di Desember 2015. Sementara, pertumbuhan jumlah investor per bulan mencapai 19.908 SID atau 33,76% menjadi 78.878 SID di Desember 2016 dari 58.970 SID di Desember 2015.”Rasio investor aktif per bulan terhadap total SID mengalami peningkatan 1,14% menjadi 14,72% di Desember 2016 dari 13,58% di Desember 2015," katanya.
Nicky menuturkan, pada tahun ini, BEI akan terus secara berkelanjutan melakukan edukasi kepada seluruh masyarakat di Tanah Air agar melek investasi saham dan segera menjadi investor saham. Di samping itu, untuk meningkatkan aktivitas investasi, BEI memberi dukungan penuh ke Anggota Bursa untuk memperbanyak kelas edukasi bagi investor pemula agar semakin paham dengan cara-cara berinvestasi. "Sehingga, dapat menimbulkan keyakinan dalam mengambil keputusan investasi," jelasnya.

Selain itu, BEI juga mengumumkan investor domestik masih mendominasi total transaksi di pasar modal sepanjang 2016. Tercatat transaksi investor domestik di 2016 sebesar Rp 2.328 triliun atau 63,11% dari total transaksi, sementara investor asing hanya 36,89% atau sebesar Rp 1.360 triliun. Nicky Hogan mengakui, penurunan porsi transaksi dari investor asing di 2016 cukup banyak terpengaruh oleh program pengampunan pajak alias tax amnesty. Sebab selama ini cukup banyak investor lokal yang menggunakan institusi broker saham asing.

Sebaliknya, jumlah transaksi investor domestik justru meningkat pesat sebesar 91,6% dari Rp 1.215 triliun menjadi Rp 2.328 triliun. Artinya pada 2016 akhir pelaku pasar domestik menguasai perdagangan pasar modal Indonesia dari sisi transaksi. (bani)




BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…