Gandeng Universitas Udayana - Jumlah Broker di Bali Targetkan Tumbuh

NERACA

Denpasar – PT Bursa Efek Indonesia menargetkan peningkatan jumlah perantara efek atau "broker" saham di Bali setelah adanya penandatanganan kerja sama antara The Indonesia Capital Market Institute (TICMI) dengan Universitas Udayana.”Kami berharap terjadi peningkatan jumlah 'broker' dengan kerja sama ini," kata Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Denpasar, I Gusti Agung Alit Nityaryana di Universitas Udayana, Denpasar, kemarin.

Menurut Alit, jumlah "broker" di Bali tergolong minim yakni dari 15 perusahaan sekuritas yang ada di Pulau Dewata hanya ada dua "broker" di setiap perusahaan sekuritas tersebut. Sementara Direktur Utama TICMI, Mety Yusantiati menuturkan, Universitas Udayana merupakan kampus kedua dari rencana 30 perguruan tinggi yang akan menjalani hal serupa tahun 2017.

Materi kerja samanya menyangkut penyelenggaraan pendidikan reguler yang mengacu pada silabus pelatihan dan sertifikasi Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE) secara mandiri.”BEI melihat bahwa peningkatan jumlah investor ini harus dimulai dengan penguatan posisi 'broker' dalam konteks 'supply demand' terhadap calon investor harus disediakan tenaga profesional yang kompeten agar tingkat kepercayaan dan keyakinan calon investor dapat meningkat," katanya.

Mengingat mata kuliah tentang perdagangan efek dan perantara perdagangan efek, mayoritas sudah diajarkan di fakultas ekonomi di beberapa perguruan tinggi termasuk Universitas Udayana, TICMI nantinya menambah modul spesifik terkait efek.”Ketika nanti mereka lulus, sudah otomatis mendapatkan sertifikat TICMI dan kamk akan memfasilitasi untuk mendapatkan lisensi OJK hingga sampai bekerja di industri pasar modal," ujanya.

Dia mengharapkan, target 10 ribu pialang di Indonesia hingga tahun 2018 bisa tercapai dengan adanya kerja sama dengan perguruan tinggi itu sehingga semakin banyak jumlah investor pasar modal di Tanah Air. Saat ini diperkirakan jumlah investor pasar modal di Indonesia mencapai sekitar 500 ribu investor namun hanya 25 ribu di antaranya aktif melakukan transaksi.

Rendahnya tingkat partisipasi transaksi investor pasar modal itu salah satu karena minimnya "broker" atau perantara perdagangan efek yang jumlahnya diperkirakan mencapai 2.800 orang. Sebagai informasi, transaksi saham di Bali tahun 2016 mencapai Rp5 triliun atau melonjak dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp3,7 triliun karena gencarnya sosialisasi dan diikuti pertumbuhan ekonomi daerah setempat yang positif. (ant/bani)

 

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Aplikasi Travoy - Perjalanan Mudik Makin Terencana, Tenang dan Nyaman

Baru di pacu kecepatan 80 km dalam ruas tol Jagorawi, Toyota Avanza milik Abay (42) akselerasinya tidak lagi agresif. Padahal…

Peduli Bencana Alam di Jawa Timur - Uni Charm Donasikan Produk Higienis Bagi Korban

Bantu meringankan korban bencana gempa bumi di Jawa Timur, PT Uni Charm Indonesia Tbk memberikan donasi kepada salah satu wilayah…

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Aplikasi Travoy - Perjalanan Mudik Makin Terencana, Tenang dan Nyaman

Baru di pacu kecepatan 80 km dalam ruas tol Jagorawi, Toyota Avanza milik Abay (42) akselerasinya tidak lagi agresif. Padahal…

Peduli Bencana Alam di Jawa Timur - Uni Charm Donasikan Produk Higienis Bagi Korban

Bantu meringankan korban bencana gempa bumi di Jawa Timur, PT Uni Charm Indonesia Tbk memberikan donasi kepada salah satu wilayah…

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…