Pentingnya P3DN Bagi Perekonomian

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Sosial, Ekonomi dan Industri

 

Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) akan mendorong permintaan dalam negeri yang cukup kuat. Pengaruh krisis di berba gai belahan dunia, termasuk pelambatan ekonomi global seperti sekarang ini dampaknya dapat diminimalisir bagi perekonomian nasional, bila P3DN efektif berjalan.

Indonesia akan lebih mandiri dan solid menghadapi pengaruh serta gejolak ekonomi dunia. Premis ini benar dan semua pemangku kepentingan ekonomi nasional harus menjadi mesin penggeraknya, tanpa kecuali. P3DN basis sasaran dan targetnya adalah belanja konsumsi masyarakat, dunia usaha dan pemerintah.

P3DN di Indonesia sebenarnya berkaitan dengan persoalan nasionalisme konsumen, baik menengah atas, menengah-tengah, dan menengah bawah. Sampai di sini pandangan ini masih clear. Bahkan kalau dikatakan "powerfull" sebagai pembelanja yang sangat besar, kita juga bangga karena konsumen Indonesia memberi kan kontribusi terbesar dalam PDB sampai mencapai 56% atau sekitar Rp 7.000 triliun.

Namun sayangnya, pembelanjaan yang begitu besar ini tidak berkontribusi menggerakkan sektor produksinya karena pada tahun 2016 sebagai satu catatan statistik, pertumbuhan industri pengolahan mengalami tekanan lumayan berat sehingga hanya mampu tumbuh 4,29%.

Kalau kita cermati data impor barang konsumsi rata-rata per tahun paling tinggi sekitar 10% dari total impor, dan data BPS per Januari 2017, besarnya impor barang konsumsi hanya 8,39%, bahan baku penolong sebesar 75,61% dan impor barang modal 16.00%. Agregasi angka-angka tersebut harus ditelusuri lagi karena menjadi aneh, apalagi Indeks Kepercayaan Konsumen terhadap perekonomian masih positif responsnya yakni masih di atas 100.

Kalau kita curigai barang selundupan sebagai biang keroknya, semestinya juga harus ditelusuri. Sudah lama kita mencurigai impor ilegal menekan penjualan di dalam negeri seperti dialami oleh sektor TPT.

Data pertumbuhan produksi TPT besar-sedang mengalami kontraksi pertumbuhan -5,58% pada tahun 2016. Sementara itu, pada periode yang sama, TPT yang diproduksi industri mikro-kecil mampu tumbuh mengesankan yakni 8,35%.

Semua pihak mengatakan bahwa pasar dalam negeri potensinya sangat besar. Namun kegiatan ekonomi produksinya selalu menghadapi tekanan untuk tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi. Sebagai pencinta produk dalam negeri tentu risau dengan fenomena ekonomi di dalam negeri karena mestinya bisa tumbuh 5,5-6%.

Namun, sebagai kecurigaan, sementara ini penulis mencurigai barang selundupan masih menjadi biang kerok karena impor barang konsumsi lebih cenderung konstan pertumbuhannya dari tahun ke tahun.

Muncul pertanyaan, apakah P3DN masih kontekstual dengan kondisi perekonomian dewasa ini ketika ekonomi nasional sudah semakin terintegrasi dengan ekonomi regional dan global. Ada dua versi jawaban yang muncul, baik yang menganggapnya tak lagi relevan maupun setuju penerapan P3DN.

BERITA TERKAIT

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

BERITA LAINNYA DI

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…