Waspadai Investasi Bodong - Jangan Tertipu Imbal Hasil Menggiurkan

NERACA

Surabaya- Menekan jumlah korban investasi bodong dan kejahatan di pasar modal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta masyarakat untuk meneliti setiap penawaran investasi saham dengan imbalan pengembalian dana yang menggiurkan, karena banyak ditemukan perusahaan investasi yang "bodong" atau melakukan penipuan.”Kami di OJK telah mencatat hampir sekitar 80 perusahaan yang menawarkan investasi adalah bodong. Jumlah itu naik sebab tahun 2015 hanya ada 30 perusahaan," kata Ketua Bidang Pengawasan Penanaman Modal Investasi OJK Regional Jatim, Deddy Herlambang di Surabaya, kemarin.

Deddy mengatakan, banyak masyarakat yang merasa tertipu hingga mengalami kerugian antara Rp100 juta hingga Rp200 juta. Disebutkan, dari 80 perusahaan investasi bodong, hanya satu perusahaan yang diperingatkan sampai ditutup izinnya, yakni PT Cipta Multy Group karena sulit ditutup akibat tidak ada masyarakat yang melaporkannya ke OJK.”Kalau ada laporan ya kami tindak. Persoalannya nasabah tidak ada yang mau melapor, karena umumnya mereka masih berharap investasinya kembali, kadang ada yang malu dan sebagainya,"ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BEI Surabaya, Dewi Sriana Rihantyasni mengakui maraknya investasi bodong mengakibatkan rendahnya pertumbuhan jumlah investor di pasar modal, padahal pihaknya menargetkan pertumbuhan jumlah investor sekitar 12 ribu nasabah hingga akhir 2017.

Dia menuturkan, maraknya investasi bodong yang menjanjikan keuntungan besar membuat masyarakat tertipu, padahal di satu sisi masyarakat sendiri ketika mendapat tawaran investasi selalu berorientasi pada keuntungan.”Pada awalnya bisa jadi keuntungan itu diperoleh, tapi apakah akan terus seperti itu, namun pada akhirnya menipu dan hal ini membuat masyarakat makin takut berinvestasi. Jadi itu menjadi kendala dalam mendorong pertumbuhan jumlah investor," katanya.

Oleh karena itu, kata Dewi, BEI Surabaya akan terus mengadakan sosialisasi literasi saham, atau edukasi ke seluruh lapisan masyarakat.”Saat ini berdasarkan indeks literasi yang mengacu dari survei OJK menyebutkan adanya kenaikan. Yakni dari 3,75% menjadi 4,4%. Secara nasional, jumlah investor di Indonesia sebanyak 500 ribu nasabah," katanya.

Dijelaskan Dewi, faktor lain kenaikan pemahaman masyarakat terkait pasar modal juga karena adanya faktor ekonomi nasional yang terus membaik, sehingga taraf hidup masyarakat juga tumbuh baik. Hal ini juga membuat minat masyarakat untuk masuk dan menabung ke pasar saham naik, dan diprediksi akan terus bertambah. Pihak BEI Surabaya mempunyai target jangka panjang sekitar satu persen dari jumlah penduduk atau sekitar 2,5 juta orang khususnya di Jatim bisa masuk di pasar saham, atau sekitar di atas 12 ribu dari kenaikan tahun 2016 yang hanya ada penambahan nasabah sebanyak 11 ribu.

Sementara itu, Trainer PT Phintraco Securitas Kusumawardani menambahkan, naiknya indeks pemahaman masyarakat terkait saham merupakan kabar baik, sebab selama masyarakat lebih memilih menyimpan tabungan mereka di bank atau di rumah dengan bunga kecil serta risiko kehilangan. Padahal, kata dia, sesuai dengan data yang dihimpun Bank Indonesia investasi di pasar modal khususnya di saham lebih menguntungkan dibandingkan instrumen investasi lain seperti emas, atau deposito.”Rata-rata tingkat imbal hasil investasi di saham selama 10 tahun terakhir sebesar 21,18%. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata suku bunga deposito perbankan selama 10 tahun terakhir yang hanya sebesar 7,47%,"ungkapnya.

Begitu pula dengan rata-rata investasi emas yang mendapat imbal investasi sebesar 10,02%. Selain itu risiko di pasar modal dapat dipelajari.”Dengan adanya literasi dan inklusi, BEI terus menargetkan peningkatan masyarakat ke sektor jasa keuangan dengan target sebesar 75% hingga akhir 2019," katanya. (ant/bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…