Gali Potensi Bisnis Teh Indonesia - Mitra Kerinci Beri Kuliah Ke SMK Rajawali

NERACA

Menjadi negara produsen teh terbesar di dunia dengan peringkat ke tujuh, menjadi tantangan bagi Indonesia untuk bisa naik kelas menjadi peringkat pertama. Pasalnya, didukung sumber daya alam yang baik, sangat memungkinkan produksi teh dalam negeri dan termasuk untuk ekspor bisa menjadi kualitas teratas. Maka dalam rangka mengenalkan potensi teh Tanah Air kepada generasi muda, PT Mitra Kerinci, anak usaha dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) yang bergerak dalam bidang industri teh, melaksanakan workshop bisnis teh di SMK Rajawali, Madiun, Jawa Timur.

Acara yang juga bertujuan membuka wawasan mengenai perkembangan industri dan peluang bisnis teh di Indonesia ini diikuti oleh lebih dari 300 anak didik SMK Rajawali. Selain workshop, SMK Rajawali Madiun juga menggelar Kuliah Umum (CEO Talk) dengan tema “Menyiapkan SDM yang Siap Kerja” yang bertujuan mempersiapkan generasi muda di bidang perkebunan yang berkarakter dan handal. Turut hadir sebagai pembicara pada dua kesempatan tersebut Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi PT RNI Agung P Murdanoto, Direktur Mitra Kerinci Yosdian Adi Pramono, Direktur PT PG Rajawali I Gede Meivera dan Ketua Promosi Dewan Teh Indonesia Ratna Sumantri.

Dikatakan Yosdian, sudah seharusnya praktisi perkebunan Indonesia turun ke sekolah-sekolah guna mengenalkan beragam potensi yang dimiliki sektor perkebunan, dengan begitu bidang perkebunan akan semakin diminati dan tidak kehabisan generasi penerus yang unggul. “Sebagai bagian dari BUMN teh, Mitra Kerinci sangat antusias dapat mengenalkan tentang teh Indonesia, peluang bisnis dan lapangan pekerjaan di Industri ini kepada siswa-siswi SMK Rajawali yang memiliki spesialisasi sebagai SMK Perkebunan,” ungkapnya.

Yosdian menambahkan, bisnis teh Indonesia saat ini terus mengalami penurunan sehingga butuh tenaga-tenaga muda yang handal untuk dapat mendongkraknya produktivitas ke level 5 besar dunia. “Saat ini Indonesia menjadi negara penghasil teh nomor delapan dunia dengan produksi 150 ribu ton, terus melorot dari 10 tahun sebelumnya yang berada pada urutan keempat produsen teh terbesar dunia,” paparnya.

Tidak dipungkiri, lanjutnya, salah satu faktor penurunan produksi adalah kualitas pekerja perkebunan. Masih sangat banyak lulusan SD dan SMP yang bekerja di industri ini. “Tanpa mengecilkan peran mereka, dengan adanya tambahan angkatan kerja dari tingkat SMK khususnya SMK perkebunan, diharapkan akan menjadi pendorong kebangkitan Teh Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Ratna Sumantri yang diundang khusus pada acara tersebut mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi upaya untuk mengenalkan teh pada anak anak muda Indonesia. “Apalagi pada kesempatan ini juga dilakukan proses saji dan cicip teh Indonesia dengan kualitas terbaik melalui teknik cara penyajian teh yang benar,” katanya.

 

Bidik Anak Muda

 

Sebagai pegiat teh, Ratna Sumantri mengapresiasi upaya Mitra Kerinci untuk mengembangkan program edukasi teh dengan menggandeng anak didik SMK ini. Dirinya berharap ide brilian ini juga bisa ditiru oleh para pelaku bisnis teh Indonesia lainnya. “Kegiatan semacam ini bagus untuk membantu promosi teh Indonesia dan juga menciptakan wirausahawan teh dari kalangan anak muda Indonesia,” paparnya. 

Kemudian pada sesi kuliah umum yang dilaksanakan pada hari kedua, 21 Januari 2017, Agung memotret tantangan dan peluang kerja generasi Y Indonesia yang semakin penuh dengan persaingan. Dia mengatakan, sudah menjadi keharusan anak muda seperti lulusan SMK Rajawali selain dibekali skill juga dibekali kreatifitas agar berdaya saing global. “Cara melatih kreatifitas adalah dengan mendorong diri untuk meklakukan perubahan sekecil apapun dan dimanapun berada, karena hanya dengan perubahan lingkungan akan memperhatikan kita,” paparnya.

Sementara kepala sekolah SMK Rajawali, Suparmanu mengatakan, acara ini merupakan program link and match antara dunia pendidikan dan dunia usaha. Suparmanu berharap acara seperti ini dapat membuka wawasan anak didik dan lebih menyiapkan mereka untuk bekerja di berbagai bidang Industri tidak hanya terbatas di lingkungan RNI Group Saja.

SMK Rajawali, Madiun sendiri merupakan SMK bentukan PT RNI di bawah naungan salah satu anak perusahaannya, PT PG Rajawali I. Sekolah ini didirikan untuk menyiapkan generasi muda di bidang perkebunan yang berkarakter dan siap kerja. SMK Rajawali memiliki 3 jurusan/kompetensi keahlian, Agrobisnis Tanaman Perkebunan, Kimia Industri dan Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri. Sementara PT Mitra Kerinci memiliki perkebunan tehnya yang dikenal dengan kebun Teh Liki salah satu kebun teh terluas di dunia dalam satu hamparan dengan luasan 2.025 Ha terletak di Kaki Gunung Kerinci, Solok Selatan, Sumatra Barat. PT Mitra Kerinci juga mengelola Pabrik Teh Hijau dengan kapasitas olah terbesar di Asia Tenggara yaitu, 75 ribu Kg teh hijau per hari.

 

BERITA TERKAIT

Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu

  Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu NERACA Jakarta - Di bulan suci Ramadhan PT Waskita…

50 Tahun Nestle MILO - Donasikan 500 Ribu Gelas MILO Bagi Anak Indonesia

Rayakan hari jadi ke-50 dan juga juga memperingati bulan Ramadan, Nestlé MILO bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) mengadakan…

Boikot Produk Terafiliasi Israel - Pendapatan Merek Global Makin Tergerus

Gerakan boikot konsumen muslim sebagai protes atas pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel di Gaza, Palestina, bukannya surut malah makin…

BERITA LAINNYA DI CSR

Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu

  Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu NERACA Jakarta - Di bulan suci Ramadhan PT Waskita…

50 Tahun Nestle MILO - Donasikan 500 Ribu Gelas MILO Bagi Anak Indonesia

Rayakan hari jadi ke-50 dan juga juga memperingati bulan Ramadan, Nestlé MILO bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) mengadakan…

Boikot Produk Terafiliasi Israel - Pendapatan Merek Global Makin Tergerus

Gerakan boikot konsumen muslim sebagai protes atas pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel di Gaza, Palestina, bukannya surut malah makin…