Digitalisasi Usaha Kecil Bakal Untungkan IKM

NERACA

Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan industri kecil dan menengah diuntungkan dengan adanya digitalisasi di sektor ini. “Dengan digitalisasi, yang paling diuntungkan adalah IKM bisa saling tukar informasi dan mengembangkan usahanya secara bersama-sama. Selain itu, semua bisa dikerjakan dan diakses dengan lebih cepat,” paparnya pada acara program fasilitasi kemudahan impor tujuan ekspor (KITE), di Jawa Tengah.

Dalam rangkaian acara ini, Kemenperin memfasilitasi beberapa stand pameran bagi IKM. Presiden Joko Widodo didampingi Menperin dan Menkeu meninjau prototipe mobil pedesaan yang rencananya dijual serharga Rp. 60 juta serta melihat sepeda motor yang dilapisi logam kuningan produksi Setya Budhi Gallery asal Desa Tumang, Boyolali, Jawa Tengah.

Kemudian, Menperin juga menyempatkan untuk melakukan temu usaha dengan IKM logam Tumang. Kerajinan logam yang dihasilkan dari sentra IKM Tumang telah menembus pasar ekspor. Produk dari perajin tembaga dan kuningan ini 53 persen didistribusikan ke Malaysia, Jepang, Australia, Perancis, Italia, Inggris, Rusia, Korea, Dubai, Abu Dhabi, dan Amerika Serikat, sedangkan sisanya untuk pasar lokal.

Dari dialog tersebut, pelaku IKM mengusulkan beberapa gagasan kepada Menperin, antara lain keinginan membentuk koperasi baru, pemenuhan bahan baku tembaga dan aluminium lembaran, pelatihan desain, pembentukan pusat logistik berikat serta mengemas aktivitas IKM logam sebagai kegiatan pariwisata. Hal ini diharapkan akan meningkatkan produktivitas dan daya saing IKM logam Tumang.

“Kami akan menindaklanjuti usulan-usulan ini, sekaligus disinkronkan program pemerintah pusat dan daerah. Khusus untuk  desain, Bapak Presiden berpesan untuk  mengajak desainer luar negeri khususnya Perancis dan Italia agar tidak kalah bersaing dengan produk luar negeri,” terang Airlangga, sebagaimana disalin dari siaran pers, kemarin.

Sejumlah pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah tampak serius mengikuti workshop mengenai fotografi, penulisan konten, dan promosi untuk produk. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Kementerian Perindustrian sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman tentang Pengembangan Sektor Industri melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

“Pada Jumat (27/1) kemarin, kami sudah tandatangani MoU dengan Kemkominfo dan Bukalapak. Ini adalah aksi nyata dalam implementasi e-smart IKM lewat bimbingan teknis, yang kami awali di sentra IKM Boyolali karena potensial,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih usai memberikan pengarahan di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Boyolali, Jawa Tengah, sebagaimana disalin dari keterangan pers.

Workshop kali ini diikuti sebanyak 20 IKM dari berbagai sektor usaha seperti kerajinan logam, furniture, kerajinan tas dari kulit ikan pari, serta makanan dan minuman. “Secara teknis, para pelaku IKM ini selain mendapatkan pengetahuan, juga praktik langsung yang diajari oleh lima penggerak pelapak atau tim instruktur dari Bukalapak,” jelasnya.

Di hari itu, lanjut Gati, para pelaku IKM sudah bisa mengunggah produk-produk jualannya di laman Bukalapak. Misalnya, CV. Sentra  Cipta yang mempromosikan meja bermotif batik. Kemudian, Nuanza mendagangkan gentong ukiran naga, Khoirul Munir menawarkan kaligrafi dari bahan kuningan, dan Befanarya menampilkan kripik jamur tiram.

Gati menegaskan, workshop tersebut akan berkelanjutan dan bertujuan untuk memfasilitasi para pelaku IKM atau usaha ekonomi kreatif di dalam negeri agar dapat memanfaatkan teknologi dalam pengembangan produknya sehingga menjangkau pasar yang lebih luas, dengan melibatkan marketplace yang cukup berhasil. “Untuk tahun ini, Kemkominfo akan memasang jaringan internet di 50 sentra IKM seluruh wilayah Indonesia,” tambahnya.

Dengan begitu, menurut Gati, kualitas produk IKM nasional semakin berdaya saing sehingga mampu menguasai pasar ASEAN maupun global. “Di tengah kemajuan era digital, IKM kita harus membidik peluang tersebut secara tepat,” tegasnya. Langkah ini mendorong pula penumbuhan wirausaha baru di Indonesia sekaligus menjalankan program prioritas pemerintah di tahun ini mengenai pemerataan.

Apalagi, potensi IKM cukup signifikan, terlihat dari nilai ekspor IKM periode Januari-November 2016 mencapai USD24,7 miliar atau memberikan kontribusi 24,8 persen terhadap total ekspor industri non-migas. Pada tahun 2016, jumlah IKM di Indonesia diperkirakan tumbuh sebanyak 166 ribu unit atau naik 4,5 persen dibandingkan tahun 2015 dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 350 ribu orang.

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…