YAPL Apresiasi Polisi Berprestasi dan Menginspirasi

 

 

NERACA

 

Jakarta – Yayasan Agung Podomoro Land (YAPL) selalu peduli dengan prestasi-prestasi yang dibuat oleh anak negeri. Melalui kerjasama dengan yayasan Kick Andy Foundation (KAF), kembali YAPL memberikan apresiasi kepada polisi-polisi yang berprestasi tidak hanya dalam bidang pekerjaan profesional mereka, tetapi juga prestasi dan pengabdiannya kepada lingkungan masyarakat sekitar.

Bentuk apresiasi itu tidak hanya berupa piagam penghargaan, tetapi juga hadiah uang sejumlah Rp 50 juta kepada masing-masing pihak. Para polisi berprestasi ini juga telah tampil diwawancarai dalam acara Kick Andi Show. “Melalui penayangan televisi ini diharapkan publik bisa mengenal lebih baik dan mendapatkan inspirasi yang berguna dari para figur inspirator ini,” ujar AVP Strategic Marketing Residensial APLN Agung Wirajaya yang mewakili Yayasan Agung Podomoro, seperti dikutip Kamis (19/1).

Diantara polisi berprestasi yaitu Aiptu Nunik Yuliati yang merupakan penolong penderita gangguan jiwa. Bagi, Aiptu Nunik, penderita gangguan jiwa justru harus didekati, dan bisa disembuhkan. Anggota Polisi Sektor Warujayeng, Nganjuk, Jawa Timur ini, telah berhasil menyembuhkan banyak penderita gangguan jiwa di sekitarnya. Yang rata-rata merupakan anggota dari keluarga miskin.

“Memang ini diluar tugas saya sebagai polisi, namun kalau penderita gangguan jiwa itu dibiarkan, akan menjadi tugas polisi juga. Bagi saya, ini panggilan hati untuk membantu mereka. Saya tidak tega melihat orang seperti itu," ujar ibu dari 3 anak itu. Nunik Yuliati, rajin memberikan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang anggota keluarganya ada yang menderita gangguan jiwa. Ia meyakinkan penderita gangguan jiwa bisa disembuhkan dan bisa diobati secara gratis, dan jangan dipasung.

Tidak hanya memberikan penyuluhan semata, bahkan Nunik Yuliati mau ikut mengantar sendiri keluarga-keluarga yang membawa anggota keluarnya yang menderita gangguan jiwa untuk berobat ke dokter atau rumah sakit jiwa. Ia rela mengurus administrasi dan mengupayakan agar penderita bisa mendapatkan pengobatan.

“Masalahnya, mereka seringkali tidak disiplin. Setelah berobat, obatnya tidak dikonsumsi, nasehat dokter sering diabaikan. Akibatnya, banyak yang kemudian kambuh lagi, dan kemudian dipasung. Maka saya dampingi keluarga-keluarga itu, saya ingatkan terus, agar selalu minum obat. Kalau perlu saya datangi dan lihat langsung. Pagi, siang, dan sore hari,” ujar Nunik Yuliati, yang mengaku semua kegiatannya itu didukung dan diketahui atasannya.

Karena pengabdian tulusnya itu, Nunik Yuliati telah berhasil menyembuhkan sekitar 30 orang penderita gangguan jiwa dari sekitar 80 penderita yang banyak berkeliaran di Nganjuk. Bahkan, beberapa diantaranya telah dibantu mendapatkan modal kerja yang diberikan oleh Polisi Resort Nganjuk agar bisa bekerja dan berusaha mandiri. Tidak hanya kepada penderita gangguan jiwa, Nunik Yuliati juga terkenal ringan tangan membantu masyarakat sekitarnya.

Kemudian ada Aiptu Iswandi yang sukses membangun irigasi mandiri di Sumatera Barat. Penerima penghargaan lingkungan hidup Kalpataru 2014 ini, terkenal rendah hati di lingkungan kerjanya di Polisi Resort Payakumbuh, Sumatera Barat. Namun siapa sangka, dari tangan dinginnya ia telah berhasil memelopori pembuatan sistem pengairan mandiri yang mampu mengairi 75 hektar lahan sawah di kampungnya di Nagari Sintang, Kecamatan Lare Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Bermula dari keprihatinannya terhadap sistem pengairan di persawahan Nagari Sintang yang belum maksimal, dan petani setempat hanya bisa panen padi sekali setahun. Ia kemudian mengajak para petani setempat untuk membuat dam dan membangun sistem pengairan baru dari sungai yang ada di sekitar lokasi. Tak hanya berhasil membuat dam untuk mengairi sawah, ia juga mengembangkan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) mini dengan menggunakan turbin mini di dam tersebut. Karena usahanya, sekitar 75 hektar lahan sawah kemudian bisa mendapatkan pengairan yang lebih baik, sehingga kini bisa panen padi 3 kali setahun.

Dan terakhir ada Aiptu Jaelani yang membangun sekolah sekaligus menjadi gurunya. Hanya 2 – 3 jam perjalanan dari kota metropolitan Jakarta, ternyata masih banyak kampung udik yang belum dilengkapi sekolah dasar. Seperti di Kampung Cigaruh, Desa Wangun Jaya, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ini. Beruntunglah ada Aiptu Jaelani. Melihat anak-anak di kampung ini harus menempuh jarak berkilo-kilo untuk bersekolah di sekolah dasar terdekat.

 

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…