Tarik Minat Pemuda Tani - Kementan Optimalkan Taman Teknologi pertanian

NERACA

Jakarta – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian siap mengoptimalkan 26 Taman Teknologi Pertanian (TTP) untuk meningkatkan inovasi teknologi di daerah. Kepala Balitbangtan M. Syakir mengatakan, mengatakan upaya tersebut dilakukan untuk lebih menarik minat pemuda tani masuk di sektor pertanian yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani.

"Pada tahun ini kami akan menghentikan dulu pembangunan TTP baru untuk lebih mengoptimalkan TTP yang sudah dikembangkan," ujarnya pada saat penandatanganan Kerja sama Balitbangtan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi di Badan Litbang Pertanian, sebagaimana disalin dari Antara, di Jakarta, kemarin.

Penandatanganan naskah kerja sama tersebut dilakukan oleh Kabalitbangtan Kementan dengan Bupati Tanjung Jabung Timur Romi Hariyanto disaksikan Ketua DPRD Provinsi Jambi M. Aris.

Syakir mengatakan TTP dibangun Kementerian Pertanian melalui Balitbangtan mulai 2015 sebanyak 16 unit, kemudian dilanjutkan pada 2016 sebanyak 10 unit, dari total yang ditargetkan sebanyak 100 unit hingga 2019. "TTP merupakan salah satu upaya untuk mempercepat hilirisasi inovasi pertanian hingga ke daerah-daerah," katanya.

Pengembangan TTP, lanjutnya, dilakukan bekerja sama dengan daerah, namun atas usulan pemerintah daerah sementara Badan Litbang Pertanian sebagai pendamping baik teknologi maupun sumber daya manusia.

Namun demikian, menurut dia, kerja sama dengan daerah hanya bersifat sementara atau selama tiga tahun untuk kemudian pengelolaannya diserahkan ke daerah setelah itu. Terkait anggaran untuk pembangunan TTP, Syakir menyatakan, besarannya sekitar Rp7 miliar untuk tahun pertama, selanjutnya akan menurun pada tahun kedua maupun ketiga.

Sementara itu, Bupati Tanjung Jabung Timur Romi Hariyanto mengharapkan melalui kerja sama dengan Badan Litbang Pertanian tersebut keberadaan TTP di wilayahnya mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

Untuk pengembangan TTP di wilayahnya, menurut dia, Pemkab telah menghibahkan lahan seluas 7 hektare di Kecamatan Geragai, Desa Kotabaru, yang nantinya akan diperluas hingga 25 hektare. "TTP selesai pembangunannya pada 2016 dan sudah diresmikan serta dioperasionalkan," katanya.

Tanjung Jabung Timur merupakan kabupaten dengan potensi pengembangan integrasi sawit-sapi dan produk olahannya seperti pakan dari pelepah sawit, biopesrin, kompos, mikroorganisme lokal (Mol) dan biogas serta teknologi padi serta komoditas lain di lahan suboptimal.

Luas perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sekitar 22.913 Ha dengan populasi sapi 11.876 ekor, yang mana Kecamatan Geragai memiliki populasi kelapa sawit tertinggi di kabupaten tersebut yakni 18.616 ha serta estimasi kemampuan memasok pakan ternak sapi per dua ekor per hektare atau setara 5.600 ekor dari luas areal di Tanjabtim.

TTP Geragai juga mengakomodir teknologi pengembangan sejumlah komoditas unggulan kabupaten tersebut seperti pinang dan kelapa dalam serta komoditas strategis padi, jagung dan bawang merah.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian akan memberikan royalti bagi para peneliti atau penemu teknologi yang dapat diterapkan dalam peningkatan produksi pertanian. "Semua penemu akan mendapatkan royalti sebesar 2,5 persen dari total produksi bukan dari keuntungan," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman ketika ditemui usai membuka acara Percepatan Industri Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang Pertanian), Jakarta, belum lama ini.

Ia memberikan target akan mencoba memproduksi sebanyak seribu teknologi pertanian pengolahan. Dan akan ditingkatkan produksinya setiap penemuan mesin dan alat pertanian. Amran menginginkan semua diolah melalui sinergi antara pihak swasta dan juga BUMN.

"Selama ini yang meneliti beda, kemudian mengembangkan beda lagi, dan produksi juga demikian, maka kedepannya semua harus sinergi diproduksi oleh swasta dan BUMN melalui penelitian awal dari Balitbang Pertanian," kata Amran.

Amran juga menjelaskan baru-baru ini ada peneliti yang gajinya hanya Rp4 juta, namun dapat royalti dari penemuan alat sebesar Rp2,6 miliar. Dan pendapatan tersebut barulah uang awal. Amran Sulaiman mendorong agar Indonesia bisa mengekspor alat dan mesin pertanian (Alsintan) melalui sinergi karya anak bangsa.

"Sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus dilakukan, tinggalkan ego sektoral, jika ini bisa dilakukan maka tidak perlu membeli perlengkapan alsintan dari negara lain, bahkan kita yang ekspor ke negara lain," katanya.

Ia juga meminta kepada para pengembang dan peneliti agar membagi konsentrasi pembuatan alat terbagi dalam berbagai konsentrasi, seperti khusus jagung, padi, kedelai dan lainnya.

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…