NERACA
Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan kemungkinan tekanan inflasi pada 2011 bisa berada pada kisaran 4%, yakni di kisaran 3,8%-3,9%. Alasanya, beberapa bulan sebelumnya inflasi yang menunjukkan kenaikkan. "Tahun ini, kita mengalami inflasi sangat rendah. Inflasi kita tahun ini bisa di bawah 4%, mungkin 3,8-3,9%," kata Gubernur BI Darmin Nasution di Jakarta, Selasa (13/12) malam.
Lebih jauh Darmin mengatakan, inflasi tahun depan diperkirakan sekitar 4,5%. Inflasi sebesar itu sudah memperhitungkan kenaikan tarif dasar listrik dan BBM. “Kita sudah perhitungkan terkait dengan TDL,”cetusnya.
Namun, kata Darmin, inflasi itu belum memperhitungkan efek pembatasan BBM bersubsidi maupun kenaikan harga BBM bersubsidi. "Kita sudah lakukan exercise kalau ada pembatasan BBM bersubsidi itu kita perkirakan inflasi akan bertambah antara 0,5% sampai dengan 1%. Kalau kebijakannya menaikkan harga BBM, itu tergantung berapa persen naiknya. Kalau naiknya cukup besar kalau 25% lebih itu inflasinya naik cukup besar antara 1-2%," tandasnya
Sebelumnya, Direktur Riset Ekonomi BI Perry Warjiyo, sudah mengantisipasi tekanan inflasi pada 2012, terkait rencana kenaikkan harga BBM bersubsidi dan tariff dasar listrik (TDL). Adapun inflasi masih terkendali pada kisaran 4,5% plus minus 1%. "Tekanan inflasi 2012 msh terkendali dan berada di kisaran 4,5% plus minus 1%. Dampak kinerja ekonomi global menyebabkan pertumbuhan ekonomi mereda sehingga tekanan inflasi mereda seiring dengan penurunan harga komoditas," ujarnya
Ada kemungkinan pada 2012, harga BBM subsidi, listrik, dan elpiji bisa saja naik. Karena harganya saat ini jauh di bawah tingkat keekonomiannya. Jika ini terjadi, maka komoditas strategis lainnya seperti pangan bisa ikut terkerek harganya. Malah, harga pangan tahun depan juga bisa naik karena faktor dalam negeri maupun luar negeri. "Diharapkan kebijakan koordinasi pengendalian harga pangan menjadi penting untuk ditingkatkan," ungkap Perry lagi.
Lebih jauh kata Perry, pemerintah dan BI tetap melakukan penguatan koordinasi kebijakan antar lembaga. Begitu juga koordinasi kebijakan antara Tim Pengendali Inflasi baik pusat maupun daerah tetap dilakukan, seperti adanya kelompok kerja nasional pada Juli 2011 antara BI, Kementerian Koordinator Perekonomian, dan Kemendagri.
Menyinggung besaran inflasi pada Nopember, Perry mengaku BI optimistis tekanan inflasi November 2011 berada di bawah 0,4%. "Inflasi November biasanya sedikit lebih tinggi dari Oktober lalu, beberapa waktu lalu biasanya di 0,4%. Tetapi sekarang kita optimistis bisa di bawah 0,4%," terangnya
Karena angka penurunan inflasi ini, bank sentral juga optimistis sampai akhir tahun ini, inflasi bisa berada di angka 3,9% "Inflasi akhir tahun masih menunggu angka inflasi Desember, yang biasanya lebih tinggi, itu karena biasanya seperti kalian banyak belanja. Tetap kita optimistis bisa 3,9%," imbuhnya. **cahyo
NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…
NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…
NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…
NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…
NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…
NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…