Peluang Ekspor - Belanda Minati Kopi dan Minuman Tradisional RI

NERACA

Jakarta – Masyarakat Belanda, khususnya pengunjung bursa pariwisata ternama Vakantiebeurs 2017 di Jaarbeurs Exhibition Convention Centre Hall Utrecht, 10-15 Januari sangat berminat mencicipi minuman tradisional dan kopi Indonesia.

"Pengunjung masyarakat Belanda ini datang menyerbu dan mencicipi minuman tradisional dan aneka jenis kopi yang kami suguhkan di paviliun Indonesia," kata petugas penyaji kopi dan minuman tradisional (barista) di paviliun Indonesia, Deryl Juniar sebagaimana disalin dari Antara di Jakarta.

Menurut Deryl, suguhan aneka minuman tradisional yang diminati pengunjung antara lain mengunakan rempah-rempah seperti kunyit asem markisa, kapulaga, kayu manis, cengkeh, sereh, asem jawa, gula aren, daun pandan dan biji pala. "Semuanya langsung diramu mixologist di paviliun Indonesia," katanya.

Oleh karena itu, Deryl merasa bangga bisa ikut dalam tim Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan berharap kopi dan rempah-rempah dari Indonesia bisa lebih dikenal di dunia.

Selain menawarkan kopi dan aneka minuman tradisional, katanya, paviliun Indonesia juga menawarkan berbagai destinasi pariwisata termasuk keindahan alam, pantai dan dataran tinggi yang eksotis dan keragaman budaya Indonesia.

Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Pasar Eropa, Timteng, Amerika dan Afrika Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Nia Niscaya mengatakan pihaknya memfasilitasi sejumlah pelaku industri pariwisata di Indonesia untuk berpromosi dalam ajang Vakantiebeurs 2017 di Utrecht, Belanda. "Kami berpartisipasi dalam Vakantiebeurs 2017 dengan melibatkan sejumlah pelaku industri pariwisata," kata Nia yang memimpin delegasi Indonesia dalam kesempatan itu.

Tema besar yang diusung untuk mempromosikan pariwisata Tanah Air tetap dalam program promosi Wonderful Indonesia. Menurut Nia, pemerintah mengantisipasi pertumbuhan jumlah wisman dari 9,5 juta pada 2014 menjadi 20 juta pada 2019. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut, Indonesia menerbitkan kebijakan bebas visa kunjungan singkat kepada 169 negara termasuk Belanda. Pada ajang Vakantiebeurs 2017, tambah Nia, Indonesia menargetkan untuk meningkatkan 10 persen kesepakatan bisnis dan kontrak.

Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian pada 2017 siap melakukan intensifikasi perkebunan kopi seluas 8.850 hektare (ha) di sentra-sentra produksi. Dirjen Perkebunan Bambang di Jakarta, Jumat mengatakan, kegiatan intensifikasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman serta produksi kopi nasional. "Untuk kegiatan tersebut kami mengalokasikan anggaran sebanyak Rp35,5 miliar dari APBN Ditjen Perkebunan," katanya, sebagaimana disalin dari Antara.

Menurut dia, kegiatan intensifikasi perkebunan kopi tersebut antara lain berupa perbaikan tanaman kopi robusta seluas 4.900 ha yang tersebar di sembilan provinsi meliputi 22 kabupaten sentra produksi.

Kemudian perbaikan tanaman kopi jenis arabika seluas 3.750 ha di 17 kabupaten sentra produksi yang tersebar di 10 provinsi serta perluasan areal seluas 200 ha di dua kabupaten di Kalimantan Tengah.

Bambang menyatakan, melalui kegiatan intensifikasi tanaman dan perluasan lahan tersebut maka pihaknya menargetkan produksi kopi nasional pada 2017 sebanyak 637.539 ton dengan total luas perkebunan mencapai 1,227 juta ha.

Target tersebut, lanjutnya, lebih rendah dari 2016 yang mana luas perkebunan kopi di Tanah Air mencapai 1,228 juta ha dengan produksi sebanyak 639.305 ton. Selain intensifikasi tanaman dan perluasan lahan, upaya lain yang akan dilakukan Ditjen Perkebunan untuk meningkatkan produksi kopi nasional antara lain dengan penanganan organisme pengganggu tanaman, pemberian bantuan alat pengolahan dan pascapanen, pemberian bibit berkualitas serta perbaikan kebun induk.

"Saat ini gairah petani menanam kopi sedang meningkat karena dalam dua tahun terakhir terjadi kenaikan harga kopi di pasaran," katanya.

Menyinggung produksi kopi nasional, Dirjen Perkebunan menyatakan, dalam lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang nyata yakni sekitar 1,29 ton per tahun selama 2010-2015, sedangkan produktivitas 1,24 kg/ha dan luas areal 0,33 ha/tahun.

Menurut dia, pada 2010 produktivitas kopi nasional sebanyak 686.921 ton dengan produktivitas tanaman 779 kg/ha dan luas areal 1,21 juta ha sementara pada 2015 luas areal mencapai 1,23 juta ha, produksi sebanyak 639.412 ton dan produktivitas 707 kg/ha.

Namun demikian dia mengakui sejumlah kendala untuk peningkatan produksi kopi di Tanah Air seperti tanaman yang sudah tua, keterbatasan benih berkualitas serta penerapan GAP (Good Agriculture Practice) atau budidaya yang baik belum optimal.

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…