Pertumbuhan Kredit Ditaksir 9-12%

 

NERACA

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan pada 2017 bisa mencapai kisaran 9-12 persen. "Dengan kondisi permodalan perbankan yang kuat serta prospek ekonomi domestik yang membaik, kami yakin kredit dapat tumbuh lebih tinggi tahun ini," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad dalam acara Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan 2017 di Jakarta, Jumat (13/1).

Muliaman mengatakan industri keuangan optimistis menargetkan pertumbuhan kredit hingga 13 persen dan pemerintah juga mendorong pertumbuhan kredit dua digit. "Inisiatif dan respons pemerintah dalam memperbaiki daya saing perlu dilanjutkan. Kami akan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menyiapkan program pembiayaan yang bervariasi," ucap dia.

Muliaman mengatakan OJK akan mendorong perbankan untuk aktif menyalurkan kredit ke sektor-sektor yang produktif serta menggali potensi penyaluran kredit ke berbagai daerah yang potensial namun akses keuangannya masih terbatas. Beberapa sektor ekonomi diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan, yaitu perdagangan, industri pengolahan, pertanian, dan real estate.

Muliaman mengungkapkan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan kredit akan sangat tergantung pada ketersediaan likuiditas. "Kami mengapresiasi program 'tax amnesty' yang berjalan baik sehingga selain dapat menyehatkan postur fiskal, juga turut menyumbang bagi tambahan likuiditas," ujar dia.

Muliaman juga akan meningkatkan koordinasi dengan Bank Indonesia terkait pemanfaatan kebijakan giro wajib minimum secara rata-rata sebagai akselerator pertumbuhan kredit. "Namun, kami menghimbau industri perbankan untuk melakukan inovasi meningkatkan likuiditasnya. Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan, baik dalam bentuk penerbitan obligasi maupun dalam bentuk sekuritisasi," kata dia.

Sementara itu, BI menilai pertumbuhan kredit diperkirakan meningkat mencapai 13,1 persen pada 2017. Angka ini meningkat ini dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit November 2016 sekitar 8,3 persen. Berdasarkan hasil survei perbankan Bank Indonesia (BI), responden optimistis terhadap pertumbuhan  kredit pada 2017. Ada sejumlah faktor mempengaruhi penyaluran kredit itu. Pertumbuhan kredit akan didorong dari meningkatnya kualitas likuiditas responden, penurunan suku bunga kredit, dan kondisi ekonomi yang diperkirakan semakin membaik.

Meski demikian, secara kuartalan, pertumbuhan kredit baru diperkirakan melambat pada kuartal 1 2017. Ini tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada kuartal I 2017 sekitar 74,1 persen atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya 85,6 persen. Pertumbuhan kredit baru itu sesuai dengan pola historis pertumbuhan baru yang melambat setiap awal tahun. Menurunnya optimisme permintaan kredit baru itu terutama disebabkan oleh permintaan pembiayaan yang masih rendah pada awal tahun.

BERITA TERKAIT

Survei BI : Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I/2024

    NERACA Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa kinerja kegiatan dunia usaha…

BRI Catat Setoran Tunai Lewat ATM Meningkat 24,5%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mencatat setoran tunai melalui ATM bank tersebut meningkat sebesar 24,5 persen…

Bank DKI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar ke Pemprov

    NERACA Jakarta – Bank DKI menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) penyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta sepanjang…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Survei BI : Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I/2024

    NERACA Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa kinerja kegiatan dunia usaha…

BRI Catat Setoran Tunai Lewat ATM Meningkat 24,5%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mencatat setoran tunai melalui ATM bank tersebut meningkat sebesar 24,5 persen…

Bank DKI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar ke Pemprov

    NERACA Jakarta – Bank DKI menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) penyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta sepanjang…