Bisnis Perkebunan - Tanaman Kelapa di 20 Provinsi Bakal Diremajakan

NERACA

Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan mengalokasikan anggaran sebesar Rp28,1 miliar pada 2017 untuk melakukan peremajaan tanaman kelapa yang tersebar di 20 provinsi sentra produksi.

Dirjen Perkebunan Kementan Bambang mengatakan dengan anggaran tersebut diproyeksikan mampu melakukan perbaikan tanaman kelapa pada areal seluas 16.725 hektare.

"Ke 20 provinsi tersebut antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kalteng, Sulut, Sulteng, Sulbar, Bali, NTB, NTT, Papua, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat," katanya, sebagaimana disalin dari Antara.

Bambang menyatakan kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan nasional, yang pada 2014 total areal perkebunannya di Indonesia mencapai 3,63 juta ha terdiri 3,57 juta hektare kebun rakyat, 4.053 ha kebun swasta dan sisanya milik swasta besar.

Menurut dia, dari luas perkebunan kelapa tersebut saat ini sekitar 2,6 juta hektare dalam kondisi rusak, di antaranya 462.407 dalam kondisi tua sehingga memerlukan peremajaan guna meningkatkan produktivitasnya.

"Untuk itu kami akan melakukan pendataan tanaman kelapa yang mengalami kerusakan serta harus direplanting (remajakan), bekerja sama dengan perguruan tinggi maupun pemangku kepentingan lainnya," katanya.

Direktur Pemasaran Ditjen Perkebunan Dedi Mulyadi menyatakan, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan peremajaan tanaman kelapa mengingat harga komoditas tersebut sedang bagus.

Dia mencontohkan di Kabupaten Sambas, harga kelapa di tingkat petani antara Rp3000-Rp3500 per butir sehingga petani bergairah mengembangkan komoditas tersebut. Saat ini, menurut dia, nilai perdagangan kelapa secara nasional mencapai Rp15,8 triliun.

Beberapa produk olahan dari kelapa yang memiliki nilai potensial yakni gula kelapa, gula semut, kopra, sabut kelapa, nata decoco, VCO atau minyak kelapa murni serta tempurung kelapa.

Pada kesempatan itu Dirjen Perkebunan mengakui, saat ini industri pengolahan kelapa masih terfokus di Jawa dan Sumatera. Belum banyak menyebar di seluruh Tanah Air. "Kami berharap agar industri pengolahan ini menyebar ke sentra-sentra produksi kelapa yang lain," kata Bambang.

Sementara itu, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat mencatat sekitar 50.700 hektare dari 167.000 hektare lahan komoditas kelapa di Provinsi Jawa Barat dinyatakan rusak karen berbagai faktor usia tanaman tersebut yang sudah tua.

"Bahwa di lapangan terjadi, kerusakan tanaman untuk jenis kelapa hampir sekitar 30 persen dari 167 ribu hektare lahan kelapa di Jawa Barat," kata Kepala Dinas Perkebunan Jawa Barat Arief Santosa, disela-sela Peringatan Coconut Day, di Halaman Gedung Sate Bandung, pada kesempatan sebelumnya.

Ia mengatakan selain karena faktor usia kelapa yang tua, rusaknya lahan kelapa di Provinsi Jawa Barat yang tersebar di sepanjang Jalur Selatan Jawa Barat (dari Pangandaran hingga Sukabumi) juga dikarenakan masalah hama dan alih fungsi lahan. "Jadi jika ada tanaman kelapa yang rusak karena faktor usia atau hama itu maka produktivitas si pohon kelapa itu akan sangat menurun drastis," kata Arief.

Menurut dia, ada sejumlah strategi yang disiapkan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat untuk mengoptimalkan produktivitas kelapa seperti melakukan "peremajaan" terhadap pohon kelapa yang berusia tua (di atas 30 tahun) dan rencana aksi multi pihak dengan sejumlah dinas terkait.

"Untuk program ini kami bekerja sama dengan pemerintah pusat, supaya ada gerakan nasional revitalisasi kelapa. Programnya sudah diajukan ke pemerintah pusat ke Kementerian Pertanian. Mudah-mudahan segera direalisasikan," katanya.

Ia menambahkan dari total luas lahan kelapa yang ada di Provinsi Jawa Barat yakni 167 ribu hektare ternyata sebagian besarnya adalah milik masyarakat dan sebagian lainnya dimiliki oleh Perkebunan Besar Swasta (PBS). "Kalau yang dimiliki oleh masyarakat atau individu itu hampir mencapai sekitar 52 persen dari jumlah total lahan kelapa di Jawa Barat," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan saat ini Provinsi Jawa Barat menempati urutan ke-7 sebagai daerah yang penghasil kelapa di Indonesia. "Dan semoga dengan adanya acara Coconut Day yang digelar hari ini bisa meningkatkan produktivits kelapa di Jawa Barat dan posisi kita sebagai daerah penghasil kelapa di Indonesia bisa meningkat," ujarnya.

Pemerintah berharap bisa mengembangkan perkebunan dengan merangkul seluruh stakeholder, lalu memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…