Proyeksi Realistis - Kemendag Targetkan Peningkatan Ekspor 5,6 Persen di 2017

NERACA

Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan peningkatan ekspor nonmigas pada 2017 sebesar 5,6 persen meskipun kondisi perekonomian global dinilai masih cenderung melambat. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, mengatakan bahwa target peningkatan ekspor nonmigas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) pada 2017 tercatat sebesar 11,9 persen.

"Sejalan dengan dinamika perkembangan ekonomi global yang cenderung melambat, Kemendag secara realistis memproyeksikan target ekspor nonmigas 2017 menjadi 5,6 persen," kata Enggartiasto, disalin dari Antara.

Pada periode Januari-November 2016, kinerja ekspor nonmigas mencapai 118,80 miliar dolar AS atau menurun 1,96 persen. Secara keseluruhan, pada periode tersebut total kinerja ekspor Indonesia mencapai 130,65 miliar dolar AS atau menurun 5,63 persen.

Sepanjang periode tersebut, meskipun mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia mengantongi surplus senilai 7,79 miliar dolar AS dengan total impor sebesar 122,86 miliar dolar AS.

Rencana Kemendag untuk meningkatkan ekspor tersebut antara lain dengan membuka pasar-pasar baru nontradisional, namun tetap menjaga negara tujuan ekspor yang sudah ada. Selain itu, juga melakukan diversifikasi produk khususnya yang berasal dari usaha kecil menengah (UKM) melalui penguatan desain dan kemasan serta furnitur.

"Daya saing terus ditingkatkan dengan fasilitasi pengembangan produk dan penyediaan informasi pasar," kata Enggartiasto.

Kementerian Perdagangan juga akan melakukan evaluasi pada negara tujuan ekspor, produk-produk baru yang diekspor serta reposisi perwakilan perdagangan di luar negeri. Tercatat, kurang lebih sebanyak 19 ITPC dan 25 Atase Perdagangan yang bisa dipergunakan sebagai instrumen untuk memetakan pasar tujuan ekspor.

Selain itu, pemerintah juga akan berupaya untuk menyelesaikan beberapa perundingan internasional baik bilateral maupun multilateral. Beberapa perundingan bilateral yang tengah diupayakan untuk selesai adalah Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), Indonesia-Australia CEPA, Indonesia-Turki FTA dan Indonesia Rusia FTA.

Sedangkan untuk Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP) sudah menyelesaikan Bab Economic and Technical Cooperation (ECOTECH) dan Bab Small and Medium Enterprises (SMES).

Tercatat pada November 2016, kinerja ekspor mengalami kenaikan cukup tajam yakni mencapai 21,34 persen menjadi 13,50 miliar dolar AS, jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 11,12 miliar dolar AS.

Kenaikan ekspor tersebut merupakan yang tertinggi sejak Juni 2015. Pada 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada pola kenaikan ekspor sedikit demi sedikit pada tiap bulan sejak Januari.

Kenaikan ekspor tersebut didorong oleh peningkatan ekspor lemak dan minyak hewan nabati mencapai 366,1 juta dolar AS atau mencapai 20,37 persen, diikuti bahan bakar mineral 141,6 juta dolar AS, dan perhiasan permata sebesar 87,3 juta dolar AS.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan menyatakan optimistis bahwa kinerja ekspor pada 2017 akan mengalami kenaikan, meski kondisi perekonomian global masih belum sepenuhnya pulih serta banyak ketidakpastian yang terjadi. "Yang pasti, saya melihat itu ada peluang. Selalu saya sampaikan, dalam setiap situasi dan berbagai kondisi pasti ada peluang," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Menteri Perdagangan menyatakan bahwa meskipun pada 2016 dan nanti pada 2017 banyak negara cenderung proteksionis, masih ada peluang yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia untuk melakukan penetrasi pasar dan meningkatkan kinerja ekspor.

Dalam kondisi ekonomi yang baik, menurut Enggartiasto, peluang untuk meningkatkan ekspor pasti besar. Namun, dalam kondisi ekonomi yang tidak baik, juga menyimpan peluang meskipun perdagangan bebas cenderung berubah dan lebih proteksionis. Namun, Enggartiasto masih enggan untuk menyebutkan berapa persen target peningkatan ekspor pada 2017.

Tercatat, berdasarkan data Badan Pusat Statistik neraca perdagangan Indonesia hingga November 2106 mengantongi surplus mencapai 7,79 miliar dolar AS. Bahkan, pada November 2017, kinerja ekspor dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya mengalami kenaikan mencapai 21,34 persen.

Beberapa rencana yang disiapkan oleh Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia pada 2017 tersebut antara lain berupaya untuk menembus pasar-pasar baru. Sementara untuk pasar tradisional akan tetap dipertahankan serta tetap melindungi pasar domestik.

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…