Bukalapak.com : - Pelaku Penipuan Online Semakin Merajalela

Para pelaku penipuan online semakin aktif mencari korbannya di internet. Tidak hanya melalui website biasa atau sms, mereka juga aktif menggunakan media sosial. Mereka sangat professional dan canggih. Kini mereka sangat peduli dengan reputasi, itu mereka lakukan dengan membuat akun fiktif di media sosial agar terlihat kredibel, ungkap Bukalapak.com sebuah layanan jual-beli online yang secara aktif memantau kegiatan penipuan jual-beli online di internet secara umum.

Selama bulan November 2011, Bukalapak.com melakukan riset terhadap ribuan pengguna internet yang dipilih dengan metodologi sampel acak. Temuan yang menarik yaitu,  ternyata 1 dari 5 pengguna internet pernah menjadi korban penipuan online. Lebih lanjut lagi, hasil studi ini mengungkapkan bahwa sebagian besar dari mereka menjadi korban melalui situs Sosial Media baik itu forum, twitter, dan juga facebook. Ketiga jenis media sosial ini yang saat ini aktif  digunakan pengguna internet.

Sangat disayangkan, media sosial baik forum, twitter, ataupun facebook yang seharusnya digunakan untuk berbagi informasi yang bermanfaat digunakan sebaliknya untuk melakukan kejahatan dan membidik mangsa.

Studi dari Bukalapak.com juga menunjukkan, bahwa ada korelasi antara barang yang sedang nge-tren dengan barang yang digunakan oleh pelaku penipuan untuk menarik mangsanya.  Misalnya saat ini sedang tren barang-barang elektronik seperti Blackberry dan iPad, banyak sekali pelaku yang menggunakan kedua barang ini untuk menggaet mangsanya. “iPad dan Blackberry ini sering digunakan pelaku penipuan online karena sangat menarik dan permintaan banyak. Umumnya mereka memajang dengan harga murah dan menggiurkan.” Ungkap Zaky dari Bukalapak.com.

Tak bisa dipungkiri lagi, pertumbuhan media sosial dan internet telah membuka peluang bagi siapapun  untuk melakukan kejahatan tanpa terlacak. “Kami menemukan banyak sekali kasus penipuan jual-beli online di internet. Kebanyakan dari korban tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka lapor polisi tapi polisi tidak berbuat apa-apa, Bank juga tidak bisa membuka data nasabahnya.” Kata Zaky dari Bukalapak.com.

Untuk itulah Bukalapak.com meluncurkan website www.stoppenipuan .com. “Website ini kami harapkan bisa menjadi pusat data dan informasi tentang penipuan online. Mereka bisa melakukan pengecekan apakah rekening, nomor handphone, atau alamat web masuk dalam daftar blacklist. Jika ada dalam blacklist, kami sarankan untuk tidak melakukan transaksi dengan pemilik akun tersebut.”.

Sudah selayaknya pemerintah membuat regulasi tentang kejahatan penipuan online ini. Pemerintah dan berbagai kalangan termasuk media juga perlu melakukan edukasi agar masyarakat terus waspada dengan maraknya penipuan online ini.

“Mulai sekarang membeli barang lewat online harus hati-hati, jangan tergiur barang murah, kemudian jangan pernah mentransfer uang ke rekening yang Anda tidak kenal siapa. Pelaku penipuan online ada dimana-mana dengan berbagai macam modus. Bahkan ada yang menggunakan hipnotis” Ujar Zaky menyampaikan tipsnya.

BERITA TERKAIT

Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink

  Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink NERACA Jakarta – Confluent, Inc. pelopor streaming data, mengumumkan ketersediaan umum…

Hindari Jadi Budak Medsos - Tidak Asal Sharing Informasi Tanpa Ricek

Sejak bangun tidur sampai tidur lagi di alam nyata, sebagian besar warga juga menjadi warga di alam digital lewat jaringan…

Teknologi AI, Kawan atau Lawan?

  Teknologi AI, Kawan atau Lawan?  NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan…

BERITA LAINNYA DI Teknologi

Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink

  Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink NERACA Jakarta – Confluent, Inc. pelopor streaming data, mengumumkan ketersediaan umum…

Hindari Jadi Budak Medsos - Tidak Asal Sharing Informasi Tanpa Ricek

Sejak bangun tidur sampai tidur lagi di alam nyata, sebagian besar warga juga menjadi warga di alam digital lewat jaringan…

Teknologi AI, Kawan atau Lawan?

  Teknologi AI, Kawan atau Lawan?  NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan…