NERACA
Jakarta - Ambisi menjadi perusahaan konstruksi terbesar di Asia, rupanya bukan sebuah mimpi bagi PT PP (Persero) Tbk (PTPP). Pasalnya, perseroan telah mensiapkan beberapa renncana strategis guna mendukung ekspansi bisnisnya dan termasuk belanja modal yang disiapkan dalam empat tahun kedepan. Disebutkan, perseroan membutuhkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) mencapai Rp 174 triliun.
Tak heran, tahun depan banyak agenda aksi korporasi yang bakal dilakukan PTPP dalam mendanai belanja modal. Sumber pendanaannya berasal dari rights issue dan initial public offering (IPO) empat anak usahanya, yang dikombinasikan dengan pendanaan eksternal seperti pinjaman bank atau obligasi. Akuisisi paling banyak akan dilakukan oleh PT PP Peralatan Konstruksi. "Minimal tiga yang akan kami akusisi," kata Direktur Utama PTPP Tumiyana di Jakarta, kemarin.
Perusahaan yang akan diakuisisi merupakan perusahaan swasta yang memiliki fokus pengerjaan konstruksi fondasi, pengeboran lepas pantai (offshore) dan lainnya yang terkait dengan pengerjaan proyek bawah tanah. Sayang, manajemen masih enggan merinci terkait akuisisi ini karena terikat non-disclosure agreement (NDA). "Yang pasti tiga ini sudah firm dan kami akan menjadi (pemegang saham) mayoritas," kata Tumiyana. Negosiasinya sudah berjalan dan diharapkan bisa rampung awal tahun depan. PP Peralatan akan IPO dengan target dana segar Rp 3,5 triliun untuk memuluskan semua rencana ekspansinya.
Strategi serupa, ekspansi anorganik berupa akuisisi, juga akan dilakukan oleh PT PP Energi. Meski masih belum terungkap detilnya, tapi setidaknya sudah ada satu perusahaan yang bakal diakuisisi. Selebihnya, PP Energi akan mengikuti sejumlah tender proyek power plant dari PLN. Perseroan juga akan bertindak sebagai inisiator proyek. Pasalnya, perseroan sudah lebih dulu mengoperasikan pembangkit listrik 2x7 Megawatt (MW) di lampung. "Sesuai dengan perjanjian, jika proyek pertama berhasil kami diizinkan untuk menambah kapasitasnya jadi 2x30 MW," ujar Direktur PTPP Lukman Hidayat.
PP Energi rencananya juga akan melakukan IPO kuartal II tahun depan dengan melepas 35% saham baru. Target perolehan dananya sekitar Rp 6 triliun. Untuk tahun depan, PP Energi butuh belanja modal Rp 9,3 triliun. Angkanya akan terus meningkat hingga 2021, sehingga jika diakumulasikan PP Energi butuh capex sekitar Rp 54,5 triliun hingga 2021.
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…