Menggaungkan Budaya Keselamatan Penerbangan

Oleh: Ahmad Wijaya

Tak dapat dimungkiri bahwa pesawat terbang merupakan alat transportasi yang sangat dibutuhkan di Indonesia jika melihat letak geografis sejumlah daerah yang banyak dipisahkan oleh laut.

Selain faktor kecepatan dan kenyamanan, moda transportasi udara saat ini banyak digunakan oleh masyarakat apalagi dengan makin banyaknya maskapai penerbangan dengan menawarkan biaya yang bervariasi.

Untuk menciptakan keselamatan transportasi udara sebenarnya bukan saja dilakukan oleh operator penerbangan tapi juga peran penumpang dan masyarakat ikut memberikan andil untuk itu.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengajak masyarakat untuk menjadikan keselamatan transportasi menjadi budaya, dalam hal ini, keselamatan penerbangan karena masyarakat mempunyai peran sebagai salah satu bagian penting dalam membentuk budaya keselamatan transportasi.

"Kampanye ini dapat memberikan efek positif pada peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama perjalanan menggunakan pesawat udara sehingga masyarakat menerapkan hal tersebut di setiap perjalanannya dalam menggunakan pesawat baik dalam proses penerbangan 'pre-flight, in-flight, dan post-flight,' (sebelum ketika dan setelah melakukan penerbangan," katanya dalam Kampanye Keselamatan Penerbangan di Jakarta.

Selain peran masyarakat juga dibutuhkan kerja keras dan komitmen bersama baik pemerintah selaku regulator dan maskapai penerbangan selaku operator.

Langkah-langkah konkret perlu ditempuh antara lain melalui komunikasi, pengenalan pemahaman, perbaikan regulasi, peningkatan sarana, prasarana sumber daya manusia (SDM) dan lingkungan yang mendukung keselamatan bertransportasi.

Untuk itu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub harus terus memastikan pemenuhan terhadap seluruh regulasi keselamatan dan keamanan penerbangan oleh para operator, melakukan pengawasan proses tersebut secara rutin dan berkesinambungan, memperbaiki peralatan navigasi penerbangan serta mendorong peningkatan dukungan infrastruktur bandar udara agar memenuhi standar keselamatan dan keamanan penerbangan.

Seluruh operator penerbangan agar disiplin dalam mematuhi regulasi penerbangan, taat terhadap prosedur penerbangan, pemenuhan kondisi laik terbang bagi pesawat yang akan dioperasikan, serta tidak lupa melakukan antisipasi terhadap perubahan cuaca yang kadang-kadang membawa pengaruh terhadap operasional penerbangan.

Menhub Budi mengapresiasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub telah melaksanakan berbagai upaya peningkatan kinerja keselamatan dan keamanan penerbangan yang bertujuan untuk memperbaiki mutu pelayanan transportasi udara kepada masyarakat.

Beberapa pencapaian penting di bidang keselamatan dan keamanan transportasi udara antara lain yaitu Federal Aviation Administration (FAA) menetapkan keselamatan Indonesia masuk Kategori 1 (Comply With International Rule).

Penetapan tersebut menunjukkan bahwa keselamatan penerbangan Indonesia telah mencapai standar FAA sehingga maskapai penerbangan Indonesia dapat melayani penerbangan ke/dari Amerika Serikat.

Kedua, keluarnya tiga maskapai Indonesia yaitu Citilink, Lion Air dan Batik Air dari pelarangan operasi dari Uni Eropa yang berarti mengizinkan maskapai tersebut untuk terbang ke Eropa.

Ketiga, audit standar keamanan penerbangan berdasarkan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO USAP) yang menunjukkan capaian kinerja keamanan penerbangan Indonesia dengan nilai 93,75 persen, lebih baik dari hasil audit USAP pada tahun 2013 dengan nilai 82,3 persen.

Capaian-capaian tersebut di atas harus tetap dipertahankan walaupun disadari hal ini tidak mudah. Dibutuhkan kerja keras dan komitmen bersama kita semua, baik pemerintah selaku regulator, operator penerbangan dan masyarakat.

Sejumlah angkah konkret perlu ditempuh antara lain melalui komunikasi, pengenalan pemahaman, perbaikan regulasi, peningkatan sarana, prasarana, SDM dan lingkungan yang mendukung keselamatan bertransportasi.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo mengatakan di era berkembangnya teknologi informasi, terutama hadirnya media sosial, memberikan tantangan baru untuk memberikan solusi terhadap perbedaan budaya dalam menyampaikan informasi kroada masyarakat.

Media sosial harus menjadi ujung tombak dalam rangka mewujudkan komunikasi yang interaktif dan transparan, sehingga terbentuk masyarakat digital yang cinta penerbangan yang kami sebut Aviation Mania.

Kampanye Keselamatan Penerbangan yang digelar oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan ini diikuti oleh segenap jajaran di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, perwakilan operator penerbangan dan pendukungnya, serta masyarakat luas.

Di Papua, Kementerian Perhubungan melakukan dua langkah utama yaitu memperbaiki alat navigasi dan meningkatkan disiplin sumber daya manusia (SDM) untuk menurunkan tingkat kecelakaan penerbangan yang tercatat tertinggi selama 2016. Kementerian Perhubungan terlebih dahulu konsolidasi 'facts and findings'-nya (fakta dan temuan), kemudian mengdiidentifikasi ada dua hal yang harus dilakukan, pertama memperbaiki alat navigasi dan kedua meningkatkan disiplin.

Menurut Menhub Budi, kecelakaan terjadi sebagian besar karena faktor kesalahan manusia (human error) mengingat pilot terlalu percaya diri, sehingga melakukan meanuver-manuver berbahaya yang semestinya secara buku manual dari aspek keselamatan tidak boleh dilakukan.

Alokasikan dana Untuk itu menhub memerintahkan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub untuk gencar secara intensif setiap minggu sosialisasi agar pemahaman sampai kepada personel di Papua.

Selain itu kementerian Perhubungan juga akan mengalokasikan dana untuk meningkatkan fasilitas navigasi yang lebih canggih juga akan menyusun aturan khusus untuk penerbangan di Papua mengingat kondisi alamt serta kebutuhan yang berbeda akan moda transportasi udara tersebut dibandingkan di daerah lain.

Kecelakaan terakhir pesawat udara di Papua dialami pesawat DHC4 PK-SWW turbo Caribou milik Pemkab Puncak yang jatuh di kawasan perbatasan Jila-Ilaga pada 30 Oktober 2016. Pesawat nahas itu hilang kontak dalam penerbangan dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Bandara Aminggaru Ilaga.

Pesawat itu juga mengangkut bahan bangunan seperti semen dan besi seberat 3,1 ton untuk kebutuhan pembangunan proyek PLTA Ilaga berkapasitas 700 KWH.

Berdasarkan data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kecelakaan pada moda udara paling banyak terjadi dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Jumlah kecelakaan penerbangan tahun ini merupakan yang terbanyak dalam kurun waktu 10 tahun terakhir sejak 2010.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan hingga saat ini sudah tercatat 41 kecelakaan yang diinvestigasi dibanding dengan 2015 yaitu 28 kecelakaan. Untuk hasil investigasi 2016 ini terjadi peningkatan jumlah kecelakaan moda udara sudah 41 kecelakaan.

Berdasarkan lokasi kejadian, kecelakaan paling banyak terjadi di Pulau Jawa dan Papua. Faktor penyebab kecelakaan di Papua, yaitu karena perawatan infrastruktur yang dinilai belum optimal, misalnya masalah landasan terbang sementara (airstrip) yang saat ini memang belum sepenuhnya dikontrol oleh Pemerintah.

Selain itu perawatan dasar airstrip juga harus diperhatikan, seperti sistem resapan air (drainase) dan pengarah angin (wind sock).

Faktor penyebab kecelakaan penerbangan paling banyak karena faktor manusia yaitu sebanyak 67,12 persen, teknis 15,75 persen, lingkungan 12,33 persen dan fasilitas 4,79 persen. (Ant.)

BERITA TERKAIT

Rekonsiliasi Antar Pihak Pasca Pemilu Sangat Penting Wujudkan Visi Negara

Oleh: Naomi Leah Christine, Analis Sosial dan Politik     Rekonsiliasi antar pihak pasca pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi…

Pemerintah Optimis Laju Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Semakin Pesat

  Oleh : Nagita Salwa, Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Bisnis di PTS   Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output…

Pasca Balasan Iran ke Israel, Bagaimana Prediksi Eskalasi Selanjutnya?

    Oleh: Achmad Nur Hidayat MPP, CEO Narasi Institute   Konflik gaza sejak Oktober 2023 kini berkembang menjadi kekacauan…

BERITA LAINNYA DI Opini

Rekonsiliasi Antar Pihak Pasca Pemilu Sangat Penting Wujudkan Visi Negara

Oleh: Naomi Leah Christine, Analis Sosial dan Politik     Rekonsiliasi antar pihak pasca pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi…

Pemerintah Optimis Laju Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Semakin Pesat

  Oleh : Nagita Salwa, Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Bisnis di PTS   Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output…

Pasca Balasan Iran ke Israel, Bagaimana Prediksi Eskalasi Selanjutnya?

    Oleh: Achmad Nur Hidayat MPP, CEO Narasi Institute   Konflik gaza sejak Oktober 2023 kini berkembang menjadi kekacauan…