2017, BI Diprediksi Tak Keluarkan Kebijakan Pelonggaran Moneter

 

 

 

NERACA

 

Bogor - Ekonom dari Citi Indonesia Helmi Arman memprediksi pada 2017 mendatang tidak akan ada lagi kebijakan pelonggaran moneter oleh Bank Indonesia (BI). "Secara garis besar ekspektasi kita kemungkinan besar tidak ada lagi penurunan suku bunga BI kecuali bila angka pertumbuhan kredit di Triwulan I dan Triwulan II belum meningkat signifikan," ujar Helmi Arman, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (7/12).

Menurut Helmi, kebijakan moneter bank sentral pada tahun depan akan mengarah kepada menjaga stabilitas neraca pembayaran dan nilai tukar rupiah. Neraca pembayaran, lanjutnya, kemungkinan akan masih ada volatilitas dalam jangka pendek khususnya di neraca perdagangan akibat arus modal keluar dan masuk Indonesia pasca Pemilihan Umum (Pemilu) di Amerika Serikat. "Yang menjadi fokus (BI) tahun depan mustinya menjaga stabilitas neraca pembayaran dan rupiah," kata Helmi.

Helmi menambahkan apabila pergerakan arus modal pascaterpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS sudah terkendali, kemungkinan terjadinya pelonggaran moneter bisa saja terjadi, maksimal satu kali. Pada tahun ini, bank sentral menurunkan tingkat suku bunga acuan, termasuk BI rate dan 7-days repo rate, sebanyak enam kali, untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, kendati peluang pelonggaran kebijakan moneter relatif kecil, ruang penurunan suku bunga perbankan masih terbuka. Pada tahun ini, pertumbuhan kredit bank melambat akibat rasio kredit bermasalah (NPL) yang cenderung meningkat. "Hal tersebut mengakibatkan perbankan sulit menurunkan suku bunga kredit. Jika 2017 pertumbuhan ekonomi membaik, siklus NPL mustinya berbalik arah dan suku bunga kredit bisa turun," ujar Helmi.

Namun begitu, Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyampaikan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat turut memberikan ketidakpastian pada pasar. Hanya saja, keadaan ini diyakini oleh Bank Indonesia hanya bersifat sementara. Ia mengatakan, ekonomi global dan domestik akan segara stabil setelah Trump memiliki kebijakan yang pasti dalam pengelolaan ekonomi AS. Untuk itu, BI pun masih melihat terdapat ruang pelonggaran kebijakan moneter pada 2017 mendatang dengan syarat inflasi terkendali.

"Inflasi 2017 kita prediksi 3% sampai 5%. Kalau semua terjaga, pelonggaran bisa terus berlangsung seperti sekarang," jelasnya, beberapa waktu lalu. Menurutnya, pelonggaran kebijakan ini juga didukung oleh potensi stabilnya ekonomi Indonesia. Perdagangan pun diprediksi tetap tumbuh hingga akhir 2017 mendatang. "CAD (current account deficit) karena kita ada recovery bagus. Itu juga membantu neraca perdagangan kita sehingga neraca perdagangan yang sangat sehat sehingga rentang 2-5% itu sangat normal untuk CAD 2017. Lalu portofolio inflow. Itu bisa jauh lebih baik," tutupnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian. Ia mengatakan dengan langkah yang diambil BI, dia yakin ruang pelonggaran moneter masih berlanjut hingga akhir 2017. "Dengan inflasi yang stabil rendah hingga akhir tahun, rupiah yang menguat, serta neraca perdagangan yang menunjukkan perbaikan, ruang pelonggaran masih ada," katanya.

Bahana memperkirakan inflasi pada 2016 berada di level 3,3%, sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia mendekati batas bawah target sasaran inflasi antara 3% hingga 5%. Dari sisi neraca perdagangan, menurut Bahana, defisit neraca perdagangan yang terburuk sudah terlampaui dan saat ini perdagangan Indonesia memasuki tahap perbaikan.Bank Indonesia menyatakan pemulihan ekonomi di Eropa dan India diperkirakan bertumbuh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, walau ekonomi AS diperkirakan tumbuh lebih lambat daripada yang diperkiraan.

"Untuk pertama kalinya setelah beberapa kali RDG, BI menyinggung tentang positifnya perkembangan pertumbuhan di India. Ini menandakan adanya beberapa hal positif yang mulai terbangun," kata Fakhrul.

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…