Pembiayaan Pasar Modal Capai Rp 250 Triliun

NERACA

Jakarta - Menyadari industri pasar modal memiliki likuiditas dana yang cukup besar, maka sejatinya pendanaan baik itu infrastruktur dan termasuk korporasi bisa memilih lewat pasar modal sebagai alternatif pendanaan dan tidak lagi mengandalkan pinjaman perbankan. Langkah ini dinilai efektif untuk menahan aliran modal ke luar negeri atau outflow.

Ketua Dewan Komosioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad mengatakan, alternatif pembiayaan yang berasal dari pasar modal saat ini telah mencapai sebanyak Rp250 triliun. “Saat ini sudah marak pelaku usaha mencari pembiayaan dari pasar modal, baik melalui right issue, pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO), dan sebagainya. Pendanaan itu akibat fundamental perekonomian indonesia yang semakin membaik.”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, dana asing yang keluar atau outflow tak akan mengalir deras bila fundamental perekonomian nasional terbilang baik. Kondisi tersebut justru membuat investor menanamkan dananya di dalam negeri atau inflow. Oleh karena itu, dirinya menegaskan kepada setiap pelaku ekonomi untuk fokus membangun fundamental ekonomi dan untuk meyakinkan investor kembali. 
Tak hanya itu, Muliaman mengakui, bahwa salah satu alternatif pembiayaan lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk mendorong pembangunan ekonomi dalam negeri ialah dana pensiun."Pembiayaan yang lama tidak tersentuh, yakni optimalisasi dana pensiun. Banyak negara pensiun fund besar, di Indonesia belum disentuh maksimal," jelas dia.

Sementara itu dia menuturkan, ketidakpastian global yang berimbas pada aliran modal keluar hanya bersifat sementara. Dana tersebut diperkirakan akan kembali untuk mencari tempat yang menawarkan imbal hasil yang tinggi. Hal tersebut berkaca pada data historis beberapa tahun belakangan ini."Kalau mundur lima tahun lalu seperti itu perubahan sentimen karena Brexit (British Exit), hal-hal lain mengubah sentimen dan menjadi flow. Dan umumnya bersifat sementara, ketika settle kemudian kembali mencari sumber return yang baik,”tandasnya.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio pernah bilang, menutupi kekurangan pembiayaan infrastruktur di dalam negeri yang ditaksir mencapai Rp 5000 triliun lebih bisa dicari lewat pasar modal.”Pak Jokowi bilang ada kebutuhan Rp 4.900 triliun untuk infrastruktur, pemerintah hanya bisa Rp 1.500 triliun, maksimalkan dong pasar modal. Pakai dong dana dari masyarakat seluruh dunia. Untuk jangka panjang, pakai dana pasar modal,"kata Tito.

Tito menegaskan, pembangunan infrastruktur dapat mengandalkan dana pasar modal pada tahun 2017 mendatang. Hal itu dilihat dari potensi tambahan emiten yang bakal datang pada tahun 2017 nanti.”Ekonomi global memang jelek sekali tapi walaupun demikian 74% global turun, kita malah tetap tumbuh 20%, masih bagus, tapi kita percaya tahun depan dengan demand yang banyak ada Rp 212 triliun dari institusi untuk saham di tahun depan, saya percaya 35 emiten tercapai tahun depan,”ujarnya.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…