Menebar Virus Positif Lewat Kampung Berseri

Mewariskan hal yang positif dan termasuk lingkungan yang sehat bagi masa depan anak cucu menjadi komitmen besar PT Astra Internasional Tbk dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan. Perseroan menyadari berjalannya bisnis yang digeluti harus seirama dengan lingkungan masyarakat sekitar untuk memberikan efek positif dan tidak melulu hanya berbicara keuntungan. Bagaimanapun juga bahwa kepentingan bisnis jangka panjang dicapai tidak hanya melalui pertumbuhan dan laba. Namun juga sejalan dengan kesejahteraan masyarakat, kelestarian lingkungan hidup dan perbaikan kualitas hidup.

Apapalagi Astra Internasional menyadari pelaksanaan kegiatan corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan bukan hanya sebagai kewajiban yang tertuang dalam UU Perseroan Tahun 2007, tetapi juga kebutuhan sebagai manifestasi dalam etika bisnis. “Saya berharap Astra bisa memberikan nilai tambah yang banyak di setiap area di mana kita ada. Community development, bisa menciptakan pekerjaan baru, jadi institusi percontohan, menjadi kebanggaan bangsa ini. Ini cita-cita mulia,”kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk.

Dirinya menegaskan, CSR yang dilakukan Astra tidak hanya bertanggung jawab pada shareholder atau pemegang saham, tetapi juga kepada stakeholder atau pemangku kepentingan. Mewujudan perusahaan yang selalu menjadi kebangaan bangsa Indonesia dan memberikan inspirasi lintas generasi selalui dituangkan Astra melalui berbagai inovasi dan termasuk pelaksanaan CSR. Tengok saja, program Kampung Berseri Astra (KBA) telah banyak memberikan manfaat dan perubahan yang berarti bagi masyarakat sekitar. Dimana keberhasilan KBA bisa terlihat di Kampung Keputih Tegal Timur, Kota Surabaya. Dahulu Kampung Keputih Tegal Timur merupakan daerah kumuh karena menjadi tempat pembuangan sampah. Aroma tak sedap berpadu dengan langkanya pasokan air bersih menjadi pemandangan tiap hari. Ironisnya, air sungai yang tersedia tak bisa diandalkan dan akhirnya warga sekitar harus merogoh kocek dalam-dalam untuk mendapatkan air bersih. 

Lingkungan yang buruk berujung minimnya kesempatan masyarakat hidup sehat. Kondisi ini diperburuk dengan rendahnya pendapatan masyarakat, lantaran 57% dari mereka merupakan buruh harian. Namun kini, wajah Kampung Keputih berubah menjadi permukiman bersih dan hijau sejak 2013 lalu. Kehadiran tenaga pendamping Astra yang menawarkan program pemberdayaan masyarakat dan pembinaan desa, lambat tapi pasti telah banyak merubah prilaku dan cara pandang warga Kampung Keputih. Selain itu, ada juga peran dan kegigihan Tri Priyanto, koordinator KBA Keputih bersama sejumlah rekannya bergerak mengajak warga sekitar mulai menanam bunga hingga buah-buahan menggunakan media polybag. Hasilnya, rambatan markisa perlahan menghiasi jalan-jalan kampung. Begitu pun dengan tanaman obat-obatan. "Juni 2013, perwakilan Astra datang ke kampung. Mereka menawarkan sejumlah program pada warga. Kami setuju," ujarnya.

Sejumlah program yang ditawarkan antara lain water treatment plant, yakni menggunakan prinsip kerja mengolah air sungai menjadi air bersih. Terdapat program lainnya seperti penataan lingkungan melalui penanaman produktif, recycle air wudhu, bank sampah, rumah hijau dan rumah pintar. Rumah hijau atau tempat pembuatan kompos bisa menjadi sarana mendapatkan penghasilan bagi warga. Kemudian rumah pintar, dapat dimanfaatkan ibu-ibu di sana mengelola usaha kerajinan tangan, mulai dari tas hingga lainnya. 

Kata Prijono Sugiarto, Kampung berseri merupakan wujud kegiatan yang bertumpuh pada tanggung jawab sosial pada empat pilar, baik edukasi, lingkungan hidup, kesehatan dan pembinaan usaha kecil menengah. "Apa yang terjadi di kampung itu semua terwakili, ada edukasi, rumah hijau, bank sampah dan lainnya,"ungkapnya.

Dirinya menjelaskan, Kampung Keputih terpilih karena memenuhi kriteria yang telah ditentukan yang terdiri dari tiga aspek, yaitu tata lingkungan kampung baik, warga kampung memeiliki sifat gotog royong serta memiliki kemudahan akses untuk melakukan sosialisasi dan pengawasan program tanggung jawab sosial. Perencanaan pembangunan dan pengembangan Kampung Keputih Tegal Timur ini dilakukan dalam tiga tahapan, yakni pada 2013-2014 menjadi kampung yang bersih dan asri, pada tahun 2015-2016 menjadi pusat wisata edukatif dan tahun 2020 menjadi ikon Kota Surabaya."Dukungan dari pemerintah dan masyarakat yang menjadi faktor penting yang menentukan keberhasilan program," katanya.

Kemandiran Warga

Soal keberlanjutan program ini, kata Prijono, perseroan tidak akan melepas begitu saja dan melainkan akan terus memberikan pengarahan dan bantuan kepada warga setempat agar tetap bisa menjaga apa yang sudah baik di kampung tersebut. Kerja keras Astra dan masyarakat, merubah lingkungan menjadi hijau berbuah manis. Di 2014 lalu, Walikota Surabaya Tri Rismaharini menganugerahkan Keputih untuk kategori Partisipasi masyarakat terbaik Green and Clean Kategori Berimbang. Kemudian, penghargaan untuk Pengelolaan Lingkungan Terbaik Green and Clean Kategori Maju se-Surabaya, di 2015. Lalu partisipasi masyarakat terbaik Green and Clean Kategori Berimbang di 2014.

Tidak hanya itu saja, program KBA yang digagas Astra mampu meningkatkan pendapatan warga hampir 100% melalui budidaya tanaman dan pembuatan kompos, sehingga bisa hidup mandiri. Selain di Surabaya, KBA Astra juga ada di Desa Wisata Tanon atau yang dijuluki “Desa Menari” di Semarang. Berlokasi di Desa Tanon, Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, KBA Desa Wisata Tanon memiliki konsep Desa Wisata Budaya, yaitu desa yang mempunyai misi untuk Menebar Harmoni, Merajut Inspirasi, Menuai Memori, Wisata Nostalgia, Budaya, dan Pembelajaran.

Desa ini mulai digerakkan sejak 2006 oleh Trisno. Pria kelahiran 12 Oktober 1981 tersebut  bertekad memajukan kampungnya seusai lulus dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, jurusan Sosiologi. Desa yang dihuni oleh 43 kepala keluarga dan 143 jiwa itu sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan peternak sapi perah. Desa yang semula sepi dan sulit dijangkau, kini telah disulap Trisno menjadi sebuah desa wisata. Tahun 2009 menjadi titik puncak dari kegigihan Trisno mengembangkan Desa Tanon. Kala itu, ayah tiga anak ini sempat dipinang partai politik, tetapi ia menolak dan tetap fokus pada pemberdayaan warga desanya. Alhasil, Desa Wisata Tanon kini jadi salah satu destinasi pariwisata, baik bagi turis domestik maupun mancanegara.

Desa wisata di bawah kaki Gunung Telomoyo yang berhawa sejuk ini banyak dikunjungi turis domestik dari dalam maupun luar pulau Jawa. Bahkan, desa ini juga pernah didatangi turis dari Mesir, 70 orang turis dari Filipina, dan 32 orang turis dari Singapura. Berbagai paket kunjungan wisata disediakan, mulai dari pagelaran seni, outbound ndeso, hingga dolanan tradisional. Desa yang juga mencakup empat aspek pilar CSR Astra ini akhirnya dipilih untuk dibina menjadi KBA pertama di Jawa Tengah. Sebagai permulaan di tahun ini, Astra memberikan paket outbond modern, seperti permainan flying fox, yang diharapkan dapat melengkapi wisata pendidikan di Desa Tanon.

Tak hanya itu, 35 anak-anak sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi juga diberikan beasiswa senilai Rp 24 juta. Pada 2016 ini, di bidang Pendidikan Astra akan memberikan pendampingan dan pelatihan Bahasa Inggris bagi warga Desa Tanon, donasi buku bacaan untuk perpustakaan desa, dan alat tulis seperti papan tulis, lemari, dan perlengkapan lainnya.

Di pilar kewirausahaan, para peternak sapi perah akan dibina agar dapat menghasilkan nilai tambah bagi hasil ternaknya. Di pilar lingkungan, selain outbond modern, akan dibuatkan zona tanaman untuk edukasi wisata ramah lingkungan. Kemudian di pilar kesehatan, warga akan diberikan pelatihan senam jantung rutin untuk dewasa dan lanjut usia, penyuluhan serta pelatihan bagi kader posyandu dan ibu-ibu dengan balita tentang variasi pengolahan makanan berbahan dasar sayuran. Mereka juga akan diberikan sosialisasi mengenai tanaman obat-obatan.

Menyadari besarnya manfaat yang didapatkan masyarakat melalui program KBA, Astra Internasional menargetkan akan membangun KBA di 34 provinsi di seluruh Indonesia pada 2020. Kata Yulian Warman, Senior General Manager Head of Public Relation Division Corporate Communication PT Astra Internasional, KBA yang dirintis perseroan memberikan virus positif bagi masyarakat luas dan program CSR ini sesuai dengan kriteria Astra.

BERITA TERKAIT

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…

BERITA LAINNYA DI CSR

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…