KKP Pastikan Ekspor Produk Perikanan ke Amerika Terus Meningkat

NERACA

Jakarta – Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) meyakini ke depan ekspor produk perikanan ke negara tujuan ekspor tidak terkecuali Amerika akan terus meningkat. “Meski ada pergantian pemerintahan di Amerika Serikat (AS). Tapi kami tetap meyakini ekspor perikanan kita ke sana diharapkan terus meningkat. Dan kami menginginkan peningkatannya sekitar 10 persen pertahunnya,” terang Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Nilanto Perbowo,  saat berbincang dengan Wartawan, sesaat setelah acara lomba Inovasi Menu Masakan Berbahan Baku Ikan, di Jakarta, awal pekan kemarin.

Keyakinan itu muncul merujuk padadata ekspor tahun 2016 ini. Dimana ekspor produk perikanan Indonesia terus meningkat sepanjang kuartal I, II, III tahun 2016. Volume kenaikannya sebesar 7,38% dengan nilai ekspor meningkat 4,28%. “Tahun ini ekspor kita ke AS trennya terus  naik. Bahkan  Indonesia berhasil menggeser India untuk ekspor udang ke Amerika Serikat. Ekspor kita ke AS skarang nomer satu. Padahal 3 tahun belakangan dikuasai oleh India,” ungkapnya.

Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS),  sampai dengan saat ini ekspor perikanan terus naik ke beberapa tujuan negara ekspor, kenaikannya hingga 10 digit, hanya jepang yang mengalami penurunan untuk jenis ikan tuna. “Tren ekspor kita sudah sangat bagus, ke depan akan terus kita optimalkan biar grafik ekspor kita trus tumbuh,” tambahnya.

Untuk itu, sebagi supporting ekspor produk perikanan kita ke depan, KKP saat ini sedang mengembangkan 12 Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) di tahun 2017. Anggaran yang digelontorkan paling sedikit Rp 711 milyar di 12 lokasi yang tersebar di pelosok Indonesia. Mulai dari Sabang, Simeuleu, Sumatera Barat, Natuna, Tahuna, Moratai, Rote Ndao, sampai Biak -Numfor.

“Pembangunan Ini untuk mempermudah ekspor komoditas perikanan kita agar langsung ke luar negeri tanpa harus ke Jakarta terlebih dahulu. Disamping itu juga dengan pembangunan fasilitas pendukung sektor perikanan diharapkan dapat menggugah para pengusaha agar bisa berinvestasi disektor perikanan,” ujarnya.

Dan hingga saat ini, Nilanto mengungkapkan, banyak pihak swasta mulai melirik Industri pengolahan karena melihat tersedianya ikan dalam jumlah cukup dari yang sebelumnya. Ini sebuah peluang. Mereka mulai menginvestasikan mulai dari pabrik es, gudang pendingin (storage) dengan skala 10-30 ton di beberapa lokasi. “Beberapa kebijakan yang dikeluarkan KKP terbukti efektif. Ikan tersedia, fasilitas mulai memadai. Ini menjadikan investor kini tertarik untuk berinvestasi,” ungkapnya.

Untuk itu kedepan langkah strategis yang harus dilakukan tentu dengan adanya sinergitas antar pemangku kepentingan baik pemerintah maupun swasta. Agar sektor prikanan kita mampu memberikan benefit bagi masyrakat dan ekonomi nasional pada umumnya. “Tinggal bagun sinergitas saja semua pemangku kepentingan karena sektor perikanan dan kelautan merupakan sektor strategis untuk masa depan Indonesia,” tuturnya.

Bukan hanya ekspor saja, menurut Nilanto konsumsi dalam negeri pun harus perlu mendapatkan perhatian khusus, program Gerakan Memasyarakakan Makan Ikan (Gemarikan) sebagai langkah untuk meningkatkan konsumsi ikan perkapita harus terus kita paju. “Ekspor penting, tapi tidak kalah penting konsumsi domestik harus ditingkatkan. Karena makan ikan itu sehat, kita harus membangun mindset kemasyarakat kalau makan ikan itu lebih sehat dan murah,” paparnya.

Direktur Akses Pasar dan Promosi, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, KKP, Innes Rahmania, menambahkan, jika masyarakat sadar akan makan ikan, maka UKM sektor perikanan kita bisa berkembang. Disini bisa saling menguntungkan masyarakat bisa membeli produk perikanan murah, tapi menyehatkan UKM-UKM kita juga tumbuh. “Jika konsumsi ikan kita naik, ini akan menumbuhkan UKM kita, masyarakat juga sehat. Untuk itu, program Gemarikan akan terus kami dorong sebagai wujud memasyarakatkan ikan ke seluruh elemen masyarakat Indonesia,” katanya.

Seperti diketahui, angka konsumsi ikan pada yang dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 4 April tahun 2004, hanya sebesar 24,67 kg/kapita/tahun menjadi 41,11 kg/kapita/tahun pada tahun 2015 (angka sementara) dengan rata-rata peningkatan sebesar 5,6 %. Dan untuk tahun 2016, konsumsi ikan masyarakat akan ditingkatkan menjadi 43,88 kg/kapita/tahun.

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…