Masih Ada 4 Juta Lahan Sawah Belum Teraliri Air

NERACA

Jakarta – Presiden Joko Widodo mengatakan ingin produksi pertanian terdongkrak melalui pengembangan sumber-sumber air, alat mesin pertanian, serta peningkatan akses modal bagi petani melalui kredit usaha rakyat.

Keinginan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam rapat terbatas bertopik Pengembangan Sumber-sumber Air dan Alat Mesin Pertanian dan Permodalan Petani Melalui Kredit Usaha Rakyat di Kantor Presiden Jakarta, sebagaimana disalin dari Antara.

"Sejak 2015 pemerintah telah mengubah fokus anggaran Kementan untuk belanja sarana prasarana, yaitu pada kisaran 60 persen, dan dalam RAPBN 2017 nantinya ditetapkan belanja sarana prasarana pertanian sebesar 70 persen dari total anggaran yang ada di Kementan atau senilai Rp16,6 triliun," katanya.

Presiden mendapatkan laporan saat ini lahan pertanian di Indonesia mencapai seluas 36,8 juta hektare tapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu contohnya, kata Presiden, adalah ada luas lahan persawahan 8,1 juta hektar namun baru 4,1 hektare yang teraliri air irigasi yang itupun masih perlu diperbaiki.

"Saya minta fokus atasi masalah sarana prasarana ini, saya juga ingatkan ada 4 juta lahan sawah yang belum teraliri air. Masih ada juga 5,02 juta hektar huma ladang dan 12,01 juta hektare tegal atau kebun yang perlu dibuatkan kantong air atau embung agar bisa nanam dua kali," katanya.

Menurut dia, tidak ada pilihan lain selain harus mengembangkan sumber air, normalisasi sungai, memperbaiki saluran irigasi primer dan sekunder, serta membangun embung. Dengan cara itu Indonesia bisa mengoptimalkan lahan pertanian yang ada dan dapat meningkatkan produksi pertanian agar swasembada pangan bisa tercapai. "Saya juga minta lahan tidur yang mencapai 11,7 juta hektare segera bisa dimanfaatkan," katanya.

Selain itu untuk peningkatan produksi pertanian, Presiden juga meminta untuk dilakukan pengembangan alat mesin pertanian serta meningkatkan akses modal petani melalui skema KUR.

Ia juga menekankan pentingnya antisipasi terkait alat mesin pertanian yang kebutuhannya diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan optimalisais lahan pertanian serta pembukaan lahan baru.

Presiden Joko Widodo menegaskan perlunya skema kredit usaha rakyat (KUR) khusus petani untuk mendukung peningkatan produksi pertanian di Indonesia. Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam rapat terbatas bertopik Pengembangan Sumber-sumber Air dan Alat Mesin Pertanian dan Permodalan Petani Melalui Kredit Usaha Rakyat.

"Saya minta dibuatkan skema khusus untuk alokasi KUR di sektor pertanian yang didasarkan pada karakteristik komoditas yang prioritas, karena skema sekarang masih umum," katanya.

Presiden Jokowi ingin agar lebih banyak petani bisa mengakses modal melalui skema KUR. "Terkait KUR, informasi sampai 31 Juli 2016, penyaluran KUR sebesar 68 persen adalah pada sektor besar dan eceran," katanya.

Sedangkan KUR untuk sektor pertanian dan kehutanan baru berkisar 15 persen. Presiden secara khusus menyampaikan bahwa ia ingin agar produksi pertanian terdongkrak melalui pengembangan sumber-sumber air, alat mesin pertanian, serta peningkatan akses modal bagi petani melalui KUR. Pada 2017, Presiden menambahkan, target alokasi KUR dipertahankan pada kisaran Rp100 triliun hingga Rp200 triliun.

Selama tiga tahun terakhir, FAO bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) Pertanian Kementan memperkenalkan teknik pertanian konservasi itu di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Program pertanian konservasi tersebar di sembilan kabupaten, 27 kecamatan dan 65 desa di NTT dan NTB. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya adaptasi petani terhadap perubahan iklim.

Tiga prinsip utama pertanian konservasi adalah, pertama pengolahan tanah seringan-ringannya, kedua, penutupan permukaan tanah secara permanen, dan ketiga rotasi tanaman dengan kacang-kacangan.

Konsultasi nasional itu sendiri bertujuan untuk membangun jaringan kelembagaan dan memulai proses adopsi kebijakan nasional untuk menerapkan teknik ini pada wilayah lain di Indonesia.

Selain menyasar kepada para petani, program pertanian konservasi itu juga diberikan kepada para penyuluh pertanian. Melalui kerja sama dengan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) NTT dan Badan Koordinasi Penyuluhan (BAKORLUH) NTB, kegiatan pertanian konservasi dikembangkan melalui pelatihan bagi para penyuluh. Pelatihan pertanian konservasi di tingkat Provinsi NTT dan NTB diikuti oleh 49 orang penyuluh dari 10 kabupaten di NTT dan NTB.

BERITA TERKAIT

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota

NERACA Jakarta – Besaran kuota subsidi BBM dan LPG pada tahun 2024 telah ditetapkan. Didasarkan pada SK Kepala BPH Migas…

2024 Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi Tepat Sasaran

NERACA Jakarta – Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai…

Pemurnian Nikel di Kalimantan Timur Terima Tambahan Pasokan Listrik - TINGKATKAN HILIRISASI

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui…

BERITA LAINNYA DI Industri

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota

NERACA Jakarta – Besaran kuota subsidi BBM dan LPG pada tahun 2024 telah ditetapkan. Didasarkan pada SK Kepala BPH Migas…

2024 Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi Tepat Sasaran

NERACA Jakarta – Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai…

Pemurnian Nikel di Kalimantan Timur Terima Tambahan Pasokan Listrik - TINGKATKAN HILIRISASI

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui…