Perkuat Bisnis Karet - Astra Agro Ambil Alih Saham Mitra Barito

NERACA

Jakarta - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) telah mengambil alih seluruh saham perusahaan karet, PT Mitra Barito Gemilang (MBG), pada 5 Desember 2016. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (6/12).

Kata Direktur Independen AALI, Rudy, Astra Agro dan anak usahanya, PT Eka Dura Perdana telah menandatangani akta jual beli saham dengan seluruh pemegang saham di MBG, yang berkedudukan di Muara Taweh pada 5 Desember 2016. Disebutkannya, dengan pengambilalihan seluruh saham MBG, maka aset Astra Agro akan bertambah baik aset lancar maupun tidak lancar, khususnya aset tanaman karet dan aset tetap lainnya. Selain itu, juga menambah nilai liabilitas.”Aksi korporasi ini juga akan meningkatkan kebutuhan dana perseroan untuk perawatan tanaman belum menghasilkan, pemenuhan infrastruktur, dan modal kerja serta biaya-biaya lainnya, termasuk biaya perolehan hak atas tanah," ujarnya.
Produsen minyak sawit mentah ini mulai mesuk ke usaha perkebunan karet sekitar 2013 silam, dengan mengusahakan perkebunan karet di Muara Taweh, Kalimantan Tengah. Awalnya, Astra Agro memiliki perkebunan karet seluas 500 hektar. Pada kuartal III 2016, entitas Astra ini membukukan pertumbuhan laba bersih sekitar Rp1,1 triliun dari periode serupa tahun lalu hanya Rp145 miliar. Raihkan ini didukung oleh keuntungan dari apresiasi rupiah terhadap translasi kewajiban moneter dalam mata uang dolar AS. Namun, penjualan CPO menurun 12% menjadi 730.000 ton, dengan harga rata-rata CPO menguat sebesar 5% menjadi Rp7.588 per kg dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sebagai informasi, AALI meraih penjualan sebesar Rp 9,58 triliun selama periode Januari-September 2016. Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, penjualan mengalami penurunan sekitar 7,4% dari Rp 10,3 triliun. Rudy Limardjo pernah bilang, produksi minyak mintah (Crude Palm Oil/CPO) tidak maksimal karena dampak El Nino, kurangnya produksi CPO berdampak pada penjualan perusahaan selama Januari-September 2016.”El Nino sangat memberikan dampak terhadap produksi CPO, produksinya tidak lancar dan kurang maksimal," ujarnya.

Disebutkan, saat ini luas kebun Astra Agro Lestari mencapai 297.000 hektare yang terdiri dari 235 kebun inti dan 62 kebun plasma. Lokasi perkebunan tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, di mana perkebunan di Kalimantan berkontribusi sebesar 46% dari penjualan. Dia menambahkan, 70% hasil produksi memang untuk kebutuhan lokal dan sisanya 30% untuk diekspor ke negara ASEAN. Rudy mengatakan, harga CPO sulit untuk diprediksi kadang harganya naik dan harganya turun, untuk tahun ini, harga CPO cukup baik dan diperkirakan tahun depan masih stabil.”Kalau ditanya harga CPO susah untuk diperkirakan karena harganya berubah ubah," ujar dia.

Pada tahun 2017, Astra Agro Lestari juga menyiapkan belanja modal sebesar Rp 2,5 triliun. Belanja modal tersebut akan digunakan untuk penanaman pohon sawit hingga replanting kelapa sawit. Selain itu, belanja modal juga digunakan untuk kegiatan perkebunan seperti alat berat dan infrastruktur. (bani)

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…