Defisit Transaksi Berjalan Diprediksi Membaik

 

 

NERACA

 

Jakarta - Bank Indonesia (BI) memerkirakan defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia pada 2016 akan sebesar 1,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau lebih baik dibanding 2015 yang sebesar 2,06 persen PDB. "Kami perkirakan di akhir tahun itu bisa di bawah dua persen, sekitar 1,9 persen PDB," kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung di Jakarta, Selasa (6/12).

Salah satu penyebab membaiknya defisit transaksi berjaan, menurut Juda, keberlanjutan surplus aktivitas ekspor impor barang atau neraca perdagangan. Di Oktober 2016, seperti data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan surplus 1,2 miliar dolar AS, disumbang surplus nonmigas sebesar 1,7 miliar dolar AS. "Pertama kali di triwulan IV ini neraca perdagangan kembali positif untuk ekspor non mgas," ujar Juda.

Membaiknya defisit transaksi berjalan pada 2016 tersebut, kata Juda, membuat bank sentral yakin kondisi fundamental ekonomi domestik pada 2017 akan mendukung percepatan pemulihan pertumbuhan ekonomi. Indikator fundamental lainnya, lanjut Juda, seperti inflasi di 2017 masih diperkirakan sesuai radar bank sentral di empat persen plus minus satu persen. Meskipun, Juda mengakui, tekanan inflasi bisa meningkat dari kelompok harga barang yang diatur pemerintah (administered prices) akibat kebijakannya dinaikannya tarif listrik 900 VA pada Januari 2017.

Tekanan lebih besar terhadap ekonomi domestik, kata Juda, justeru datang dari ekonomi global karena ketidakpastian kebijakan dari negara-negara maju yang meningkat. Pada 2017 negara negara maju seperti Belanda, Jerman dan Prancis akan menyelenggarakan pemilihan umum. Dinamika politik tersebut diperkirakan akan membuat investor menunggu arah dan kebijakan pemimpin baru negara tersebut. "'Uncertainty' (ketidakpastian) meningkat dari eskternal, tapi fundamen domestik mendukung," ujar dia.

Neraca transaksi berjalan merupakan indikator ekspor dan impor barang dan jasa dari suatu negara. Jika nilai dari neraca tersebut defisit, dengan demikian negara tersebut mengimpor lebih banyak barang dan jasa daripada mengekspor.

Ditengah membaiknya defisit transaksi berjalan, Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menilai masih adanya ruang untuk defisit transaksi berjalan bisa diisi untuk mendongkrak perekonomian dengan menaikkan impor. Dia meyakini hal itu akan menambah optimisme pelaku pasar sehingga perbankan akan masuk ke sektor di luar program nawa cita. “Pengusaha menggunakan giro mereka untuk modal usaha, jadi self financing,” ujarnya. 

Data terakhir menunjukkan neraca perdagangan nonmigas kuartal III/2016 mengalami surplus US$4,0 miliar, atau lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya sebesar US$3,7 miliar. Kenaikan surplus itu dipengaruhi penurunan impor yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor. Di sisi lain, harga ekspor mulai tumbuh positif sekitar 3,9% (year-on-year) terutama terjadi pada Agustus dan September.

Ekonom PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Akbar Suwardi mengatakan penurunan impor terus tertekan sehingga defisit transaksi berjalan lebih kecil, sementara neraca perdagangan mencatatkan surplus. Dia berpendapat ruang itu bisa ditingkatkan dengan terus melakukan impor terutama di bahan baku dan barang modal.

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…