Inkubator UKM IPO Dioperasikan di 2017

NERACA

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan bahwa program inkubator penawaran umum perdana saham (IPO) bagi usaha kecil dan menengah (UKM) atau perusahaan rintisan (start up) dalam rangka pembinaan khusus untuk mencatatkan saham direncanakan mulai pada Januari 2017.”Program inkubator akan mulai Januari tahun depan dan dibantu oleh PT Bank Mandiri Tbk. Perusahaan yang masuk dalam inkubator itu akan dididik mengelola perusahaan dengan sistem keuangan yang baik,"kata Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di Jakarta, Selasa (6/12).

Dia mengemukakan bahwa inkubator itu dimaksudkan sebagai wadah pelatihan dan pemahaman bagi pelaku UKM agar siap menjadi perusahaan terbuka. Untuk dapat melepas sahamnya ke publik dalam rangka meraih modal, perusahaan diwajibkan memenuhi persyaratan seperti memiliki aset berwujud bersih minimal Rp5 miliar serta penerapan tata kelola usaha yang sesuai petunjuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK)."Inkubator untuk IPO itu awalnya akan dibuka di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan," katanya.
Menurut Tito Sulistio, saat ini masih sulit untuk mengkapitalisasi program-program dari perusahaan UKM atau "start up" yang nantinya akan masuk pada neraca keuangan (balance sheet)."Modal kecil tapi program kreativitasnya mahal, masalahnya itu saja, program belum dihitung," katanya.
Dirinya optimistis masuknya perusahaan "start up" ke dalam bursa dapat mendorong kinerjanya menjadi lebih baik karena perusahaan "start up" yang kekurangan modal dapat mencari melalui pasar modal.

Selain itu, Tito juga mengungkapkan, kondisi ekonomi global yang cenderung melambat mempengaruhi target pelaksanaan IPO di dalam negeri “Tahun ini diperkirakan sebanyak 20 perusahaan melakukan IPO, target awal sebanyak 35 IPO dan kondisi ekonomi global mempengaruhi itu. Di pasar modal global, jumlah IPO juga sedang mengalami penurunan sekitar 74 persen," ujarnya.
Kendati demikian, menurut dia, jumlah IPO di pasar modal Indonesia itu masih terbilang lebih baik dibandingkan bursa saham di negara-negara dunia. Dijelaskannya, jumlah IPO di Indonesia masih menjadi salah satu yang paling tinggi di dunia. Tito Sulistio juga menyampaikan optimistis pada 2017 jumlah IPO akan lebih baik dibandingkan tahun ini. Dalam rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) 2017, BEI menargetkan pelaksanaan IPO sebanyak 35 perusahaan.”Ada sebanyak 52 perusahaan dari berbagai sektor yang aset dan pendapatannya di atas 50%, bahkan ada aset dan pendapatannya dari Indonesia tetapi catat sahamnya (listing) di luar negeri. Perusahaan itu akan kita dorong menjadi perusahaan tercatat di BEI," katanya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…