"High Trust Society"

Oleh : Agus Yuliawan

Pemerhati Ekonomi Syariah

High trust society  atau dikenal dengan istilah membangun komunitas saling percaya adalah sesuatu yang sangat penting jika kita ingin bisnis atau berekonomi yang dijalankan agar berkelanjutan. Rendahnya high trust society  yang ada pada lingkungan  kita yang kita miliki berdampak menyulitkan dalam membangun ekonomi secara keseluruhan. Beberapa negara-negara yang selama ini maju dari segi  pembangunan ekonominya, teryata dibangun bukan karena dari segi modal material atau infrastruktur ekonomi  saja tapi adalah dikarenakan  high trust society  yang terbangun dari sebuah nilai-nilai budaya yang dimiliki untuk dijadikan pedoman dan keyakinan.

Fenomena yang terjadi di negara Jepang dan Korea Selatan yang  bisa menjadi pelajaran kita bersana, dimana laju ekonominya tinggi tidak lepas dari adanya  high trust society yang terbangun selama ini oleh masyarakatnya. Dengan adanya high trust society,  masyarakat tidak akan pernah memprotes terhadap pemerintah ketika harga kebutuhan hidup yang melambung tinggi, bahkan di Jepang meski harga beras itu tinggi pemerintah tidak akan membuat kebijakan mengimpor kebutuhan beras dari negeri lain untuk menstabilkan harga. Hal yang sama terjadi di masyarakat Jepang, mereka juga tetap membeli beras sebagai kebutuhan pokok dari para petani  meskipun harganya lumayan tinggi.  Jadi, munculnya high trust society dikarenakan didalam masyarakat telah terjadi sistem yang sudah berjalan dengan rapi dan teratur, hukum berjalan dengan tegak sehingga timbul saling percaya di antara anggota masyarakat. Karena ada asumsi hak dan kewajiban masyarakat akan dilindungi negara dengan hukumnya.

Dengan adanya pengetahuan high trust society ini, teryata bisa ditarik kesimpulan  titik berat dalam pembangunan bukan pada ekonomi saja  tapi  budaya yang  memiliki peranan yang sangat penting. Sayang pemahaman budaya selama ini sering salah kaprah mengartikannya, yakni hanya sebuah ekspresi yang dikembangkan dalam bentuk berbagai macam seni. Sehingga seni adalah budaya, padahal seni adalah bagian dari ekpresi dari budaya. Sementara budaya pada intinya adalah pikiran atau akal manusia yang mengandung nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan  atas keistimewaannya tersendiri.

Jadi atas dasar pemahaman ini, kita menyakini bersama apapun teori ekonomi dan pembangunan manapun dikembangkan agar bisa maju dengan pesat disuatu negara tergantung pada budaya masyarakatnya, apakah dalam budaya masyarakatnya terbentuk high tust society  apa tidak. Jika tidak terbentuk sama sekali, bahkan yang terjadi hanyalah low trust society, sangat mustahil mampu sukses. Bahkan ekonomi syariah yang dikembangkan di Indonesia  sekalian pun juga  yang merupakan ekonomi etik yang didalamnya bersumber dengan   nilai-nilai religi  pada ajaran agama Islam tidak akan mampu diterapkan,  jika budaya masyarakat yang ada masih bersifat low trust society.

Mencikal peryataan tokoh ekonomi syariah, Muhammad Nadrattuzaman Hosen, yang selalu mengatakan, membangun ekonomi syariah tidak bisa dilakukan secara instan. Tapi harus dilakukan secara sosialisasi beragam komunitas dari penjuru arah  secara  terus menerus tentang pemahaman ekonomi syariah, sehingga akan memunculkan kesadaran secara budaya masyarakat bahwa berhijrah ke ekonomi syariah adalah dikarenakan adanya pembentukan karakter berekonomi untuk lebih baik. Dengan demikian pembangunan ekonomi syariah adalah pembangunan budaya dan bukan sekedar pembangunan ekonomi pada profit oriented.

Sayang sekali dalam dua dekade pembangunan ekonomi syariah di Indonesia masih bersifat formalistik, bahkan lembaga keuangan syariah  formal kerap gagap memahami karakteristik atau kearifan lokal yang telah lama hidup di masyarakat. Padahal banyak lembaga keuangan lokal yang telah bersemayam hidup bersama rakyat, perlu diajak bekerjasama dan diberdayakan. Jadi pada intinya pembangunan budaya dalam ekonomi sangat penting, karena disanalah nilai-nilai budaya  seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban itu bersemanyam untuk mewujudkan high trust society.

BERITA TERKAIT

Produk Keuangan Syariah

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah   Selain bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan ampunan, bulan yang suci…

Gejolak Harga Beras

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta   Ada pemandangan aneh ketika kemarin rakyat rela…

Risiko Fiskal dalam Pembangunan Nasional

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Risiko dapat dimaknai sebagai kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang…

BERITA LAINNYA DI

Produk Keuangan Syariah

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah   Selain bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan ampunan, bulan yang suci…

Gejolak Harga Beras

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta   Ada pemandangan aneh ketika kemarin rakyat rela…

Risiko Fiskal dalam Pembangunan Nasional

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Risiko dapat dimaknai sebagai kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang…