Produk UKM Padati Gerai Pameran HUT Lebak 

NERACA

Lebak - Produk usaha kecil dan menengah (UKM) memadati pameran Hari Ulang Tahun (HUT) Lebak ke-188 bertempat di Stadion Pasir Ona Rangkasbitung."Sekitar 300 produk UKM ditampilkan pada gerai-gerai pameran itu," kata Bupati Lebak Iti Octavia di Rangkasbitung, Sabtu (3/12).

Pemerintah daerah memberikan apresiasi terhadap produk UKM Lebak menembus pasar ekspor melalui jasa perusahaan di Jakarta. Produksi UKM itu di antaranya kerajinan bambu, batu fosil, abon ikan dan gula semut. Mereka dipasok ke sejumlah negara antara lain Australia, Korea Selatan, Jepang, Belanda, Jerman dan Amerika Serikat. Karena itu, pemerintah daerah terus mengoptimalkan pembinaan, pelatihan hingga peningkatan kualitas produksi UKM tersebut.

Selain itu, juga pemerintah daerah membantu akses pemasaran melalui Plaza Komoditas dan pameran-pameran. Saat ini, sekitar 300 produk UKM Lebak memadati gerai atau "stand" pameran HUT Kabupaten Lebak."Kami berharap melalui pameran itu dapat mendongkrak pendapatan ekonomi para pelaku UKM," ucap dia, berharap.

Menurut Bupati, produk UKM tersebut antara lain kerajinan bambu, pandan, barang-barang limbah dijadikan produksi tas, topi, perabotan rumah tangga, dompet, tempat tisu, figura, boneka, lampu dan lainnya. Selain itu juga produksi aneka makanan seperti gula aren, kerupuk emping, kipang, gula jahe, sale pisang, kripik pisang, abon ikan dan kerupuk.

Bahkan, di antaranya produk UKM masyarakat Baduy juga meramaikan pameran HUT Lebak seperti golok, tenun, batik, souvenir, tas koja, samping, dan lomar."Kami berharap ke depan produk UKM bisa menembus pasar domestik dan mancanegara sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat juga penyerapan lapangan pekerjaan," ujar dia.

Bupati mengatakan, pemerintah daerah berkomitmen mendorong produk UKM itu karena dapat menyumbangkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, juga menanggulangi kemiskinan dan pengangguran. Apabila, pendapatan ekonomi itu membaik tentunya akan bermuara pada tingkat kesejahteraan masyarakat."Kami optimistis angka kemiskinan semakin berkurang melalui pengembangan produk UKM itu," kata dia.

Kepala Bidang Pemberdayaan UKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Restu mengatakan pihaknya mengoptimalkan pembinaan kepada para perajin agar meningkatkan kualitas produk UKM melalui sumber daya manusia (SDM) di antaranya pelatihan manajemen, kewirausahaan, magang, sertifikat, label halal, pengemasan dan "barcode".

Pembinaan ini, kata dia, diharapkan melahirkan klaster-klaster usaha sehingga menjadikan andalan ekonomi masyarakat. Apalagi, saat ini semua produk-produk UKM harus memiliki sertifikat, barcode juga label halal itu."Kami yakin melalui pembinaan itu dapat berkompetisi produk UKM Lebak di pasar domestik maupun dunia," ujar dia.

Sementara itu, Anwar (55), pelaku UKM warga Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak mengaku dirinya merasa terbantu adanya pameran ini karena permintaan pasar cukup lumayan. Bahkan, gerai produk gula semut dipadati pengunjung sehingga berdampak terhadap omzet penjualan.

Saat ini, produksi gula semut yang bahan bakunya dari perkebunan nira itu bisa memenuhi permintaan pasar domestik hingga mancanegara.

"Kami setiap bulan juga mengekspor gula semut ke Australia antara 20 ton dan 30 ton negara juga memenuhi permintaan hotel dan supermarket di Jabotabek," kata dia. Ant