Jajaki Mitra Baru - ADHI Rambah Bisnis Penjernihan Air Bersih

NERACA

Jakarta - Meskipun target kontrak tahun ini diproyeksikan meleset dari target, namun tidak membuat surut ekspansi bisnis PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Bahkan tahun depan, BUMN kontruksi ini mulai merambah bisnis baru proyek penjernihan air bersih. Perseroan tengah mencari mitra untuk proyek yang membutuhkan ekuitas awal sebesar Rp 4 triliun tersebut.

Direktur Utama Adhi Karya, Budi Harto mengatakan, perseroan tertarik memasuki bisnis penjernihan air karena tidak banyak perusahaan yang masuk pada industri tersebut. Nantinya bakal terdapat beberapa lokasi penjernihan air, di antaranya adalah wilayah DKI Jakarta dan Tangerang Selatan. “Ekuitas sekitar Rp 4 triliun, nanti kami mungkin akan ada pinjaman,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Untuk tahap awal, perseroan bakal menyiapkan dana sebesar Rp 2 triliun untuk belanja modal (capital expenditure/ capex) tahun depan. Perseroan akan mengalokasikan sebagian besar capex untuk proyek pengembangan penjernihan air. Sementara itu, Adhi Karya menargetkan meraup dana sebesar Rp 3,5 triliun dari aksi penjualan saham anak usaha tahun depan. Perseroan menargetkan dana sebesar Rp 1,5 triliun dari melepas saham PT Adhi Persada Gedung (APG) melalui proses penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham dan penjualan saham preferen anak usaha APG ke sejumlah investor sebesar Rp 2 triliun.

Sementara Direktur Keuangan Adhi Karya Harris Gunawan mengatakan bahwa perseroan membutuhkan dana cukup besar tahun depan. Oleh sebab itu Adhi Karya perlu memperbesar ekuitas untuk memperlebar ruang memperoleh pinjaman perbankan. “Tahun depan kami targetkan ruang untuk pinjaman menjadi sebesar Rp 24 triliun,” ujar Harris.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa ekuitas perseroan saat ini sekitar Rp 5,4 triliun. Rata-rata governance perusahaan konstruksi dalam batas ruang pinjaman berdasarkan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/ DER) sebesar 3 kali. Sehingga dengan besaran ekuitas saat ini ruang pinjamannya sekitar Rp 15 triliun.

Menurut Harris, perseroan berniat melepas 35% saham dari modal disetor APG. Seluruh saham yang diterbitkan perseroan merupakan saham baru. Adhi Karya belum menunjuk perusahaan efek sebagai penjamin emisi (underwriter) aksi IPO saham. Namun, dia menyebutkan bahwa hanya akan ada satu perusahaan efek yang menjadi underwriter.

Sementara itu, perseroan akan menawarkan saham preferen anak usaha APG kepada investor strategis. Dia menargetkan investor strategis berasal dari industri dana pensiun (Dapen). “Kami harapkan bakal ada maksimal lima Dapen yang menjadi investor,” tuturnya.

Nantinya perseroan akan memberikan batas waktu kepemilikan saham preferen investor selama tiga tahun. APG memiliki opsi put atau membeli kembali (buy back) saham preferen tersebut. Harris menjelaskan, strategi financing dengan menjual saham preferen dilakukan untuk menalangi kebutuhan dana proyek pembangunan transit oriented development (TOD) light rail transit (LRT). (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…