KURAS DANA RP50 TRILIUN SETIAP TAHUN - Produksi Pertanian Masih Memprihatinkan

NERACA

Jakarta -Ambisi mewujudkan kejayaan bangsa Indonesia sebagai negara dengan surplus pertanian yang berlimpah atau menjadi swasembadaya pangan, masih akan menjadi cerita lama. Pasalnya, hingga saat ini rencana tersebut masih jauh dari harapan. Hal inipula yang menjadi kekhawatiran Menko Perekonomian, Darmin Nasution.

Dia mengaku risau soal kondisi pertanian di dalam negeri karena dana negara yang dihabiskan sekitar Rp 50 triliun setiap tahunnya, tetapi masih belum sepadan dengan yang dihasilkan. Dana tersebut meliputi tiga hal, yaitu subsidi pupuk, pencetakan sawah baru, dan pembangunan irigasi. Subsidi pupuk mengambil porsi paling besar dengan nilai mencapai Rp 30 triliun..”Kalau digabung setahun sekitar Rp 50 triliun. Pertanyaannya hasilnya kira-kira berapa? Sepadan nggak dengan itu. Oleh karena itu kita sangat risau selama setahun ini," kata Darmin di Jakarta, Senin (28/11).

Menurut dia, penting bagi pemerintah untuk mengetahui hasil akhir dari setiap program yang dijalankan. Apalagi sudah menyangkut dana puluhan triliunan rupiah yang seharusnya menurut Darmin bisa dimanfaatkan untuk program lain, namun jelas hasilnya untuk masyarakat. Dirinya menilai, penyebabnya adalah program yang tidak tersambung dengan benar. Misalnya pembangunan irigasi. Ternyata banyak irigasi yang dibangun, namun jalurnya tidak berdekatan dengan sawah. Sehingga pengairan tidak terealisasi.”Irigasi itu jangan dikira yang 5 km, tapi berapa luas lahan yang bisa diairi. Sering sekali masalahnya irigasi lewat tapi tidak di sawah," ujarnya.

Melihat kondisi yang kurang memprihatikan, lanjutnya, ini semakin terbukti dengan adanya pola panen padi yang semakin lemah. Dari dulu hingga sekarang cuma dua kali masa panen, yaitu ketika usai musim hujan. Ketika hujan datang berarti para petani bisa menanam padi."Jadi bukan karena irigasi, tapi hujan. Kalau hujan berarti orang bisa menanam padi," tegas Darmin.
Maka dari itu, agar program menjadi selaras, maka dibutuhkan one map policy. Darmin menjelaskan, ini adalah peta yang mengambarkan kondisi Indonesia dengan lebih rinci. Sehingga pemerintah lebih tepat dalam pengambilan keputusan.”Menurut kita ini sangat krusial, mulai dijalankan dengan baik adalah mendudukkan irigasi dengan sawah. Karena selama ini banyak tidak nyambungnya," tandasnya.

Belum lama ini, Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pusat Satistik (BPS) membuat perhitungan prakiraan produksi pangan 2016. Angka yang masuk tersebut berdasarkan panen Januari -Agustus, sedangkan untuk September-Desember masih dalam prakiraan. Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Hasil Sembiring pernah bilang, prakiraan produksi padi tahun 2016 sebanyak 79,14 juta ton gabah kering giling (GKG) mengalami kenaikan 3,74 juta ton (4,97%) dibandingkan tahun sebelumnya.”Untuk pulau Jawa terjadi kenaikan 1,22 juta ton sedangkan di luar pulau Jawa 2,52 juta ton,” ujarnya.

Menurut dia, kenaikan tersebut diprakirakan terjadi karena kenaikan luas panen seluas 0,92 juta hektar (6,51%) walaupun produktivitas turun sebesar 0,77 kuintal/hektar (1,44%).”Kenaikan relatif besar diprakirakan terdapat di provinsi Sumatmera Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Lampung, JawaTimur dan Sumatera Utara,”tukasnya.

Sementara penurunan relatif besar, sambungnya, terdapat di provinsi NTT, NTB, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah dan Yogyakarta. “Untuk tanaman jagung juga mengalami kenaikan sebanyak 3,55 juta ton (18,11%) dibandingkan tahun 2015 yakni diprakirakan naik sebanyak 23,16 juta ton” ucapnya.

Untuk pulau Jawa dan luar pulau Jawa, urainya produksi masing- masing diprakirakan naik sebanyak 1,08 juta ton dan 2,48 juta ton, terjadi karena kenaikan luas panen sebesar 597,14 ribu hektar (15,77%) dan kenaikan produktivitas sebesar 1,05 kuintal/hektar (2,02%).“Peningkatan relatif besar diprakirakan terjadi di Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan,Jawa Tengah, Sumatera Selatan dan NTB,” ujarnya.

Sembiring mengemukakan, penurununan produksinya hanya terjadi di NTT, Maluku dan Papua. Berbeda dengan dua tanaman diatas, untuk produksi kedelai, dirinya menyebutkan tahun 2016 juga diprakirakan mengali penurunan produksi sebanyak 77,61 ribu ton atau 8,06%.”Penurunan produksi diprakirakan terjadi di pulau Jawa dan luar Jawa masing-masing sebanyak 75,27 ribu ton dan 2,33 ribu ton,” tuturnya.

Dia memaparkan, penurunan produksi kedelai diprakirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 26,12 ribu hektar dan penurunan produktivitas sebesar0,62 kwintal/hektar. Penurunan produksinya diprakirakan terjadi di Jawa Timur, Aceh, Jawa Tengah, dan NTB. bani

 

 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…