Matematika Ekonomi RI 2017

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Sosial, Ekonomi dan Industri

 

Nyaris tidak ada yang peduli mengenai kondisi perekonomian nasional jelang akhir tahun 2016, dan memasuki tahun 2017. Yang rame justru suhu politik karena dihembuskan adanya isu makar. Para penggede dan elit parpol masing-masing muncul di panggung dukung presiden, urusannya rapat merapat soal konsolidasi politik.

Konsolidasi ekonomi terbaca seperti angin lalu saja. Yang penting tidak jebol. Angka per tumbuhan 5% plus minus yang digadang-gadang. Tahun 2016  bisa mencapai net 5,0% alhamdulilah. Tahun 2017 bisa 5,1-5,4% syukur alhamdulillah. Sebab kalau tidak disyukuri takut tidak berkah.

Banyak ahli mengatakan bahwa angka 5% capaian maksimal atau moderat. Sebab pertumbuhan ekonomi global belum akan memiliki daya ungkit yang memadai. Semua lesu. Pertumbuhan perdagangan dunia hanya akan mampu tumbuh antara 1,2-2%. Di Asean pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggi, setelah Filipina yang bisa tumbuh 7%.Per tumbuhan kredit perbankan akan berada pada kisaran 10-12% tahun depan.

Semoga tidak tumbuh karena "autopilot" karena para penggede negeri ini sibuk dengan urusan politik. Industri pengolahan non migas pada kuar tal-III/2016 tercatat hanya tumbuh 4,71%. Sumbangannya terhadap PDB hanya pada kisaran 18% lebih sehingga tanpa harus mengatakan terjadi "de-industrialisasi", kinerja industri pengolahan non migas harus "diselamatkan" agar kapasitas nasional terpasangnya di semua sektor tidak turun di bawah 70% secara agregat.

Semen, salah satu yang menghadapi tekanan berat ketika saat ini terjadi over kapasitas yang saat ini sudah mencapai sekitar 97 juta ton. Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan adalah captive market yang besar untuk menyerap produksi semen yang over supply. Beban kerugian menjadi ancaman serius bagi para produsen semen di dalam negeri. Sebab itu, asosiasi semen Indonesia meminta kepada pemerintah untuk memberikan perhatian atas masalah yang di hadapi industri semen. Mereka hanya berharap, kapasitas nasionalnya tidak turun di bawah 70%.

Produksi tahun 2017 menurut asosiasi semen diperkirakan hanya naik sekitar 2%. Pertumbuhan produksi rata-rata sektor manufaktur pada tahun 2017 secara agregat akan berada pada kisaran 5-6% paling tinggi. Semua terjadi karena ekspor saat ini belum bisa diharapkan menjadi pengungkit pertumbuhan produksi, dan di dalam negeri masih berhadapan kondisi daya beli masyarakat yang cenderung menurun.

Pada sisi yang lain, industri dalam negeri masih dihadang oleh berbagai regulasi yang justru menghambat pertumbuhan. Fakta dan problemnya sudah banyak diungkap. Peraturan yang dianggap menghambat sudah diidentifikasi dan sudah disampaikan kepada pemerintah, namun semua wait and see.

Penulis menjadi bertanya, kemana produk dari 14 paket kebijakan ekonomi didaratkan. Buktinya masih banyak produk regulasi yang terdaftar dalam list panjang, dan menurut pelaku usaha perlu "dibongkar" karena menjerat.

BERITA TERKAIT

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

BERITA LAINNYA DI

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…